13

1.3K 129 7
                                    

"Yoongi hyung, ayo bangun."

"Yoongi hyung!"

"Aishhh! Lo mau gue gantiin nanti dialtar, HAH!"

Pria yang tertidur itu langsung bangun terduduk karena kaget oleh suara orang yang berusaha membangunkannya. Sebab itu, kepalanya terasa berdenyut. Jemari dibawa untuk sedikit memberikan pijatan sambil terus mendengar celotehan pria muda berlesung pipit yang sibuk membenahi ini itu, setelahnya mengusak mata agar pandangan semakin jelas.

"Masih pagi? Kenapa ngebangunin?" tanya Yoongi sedikit kesal.

"He?"

"Lo ngapain ada di apartemen gue?"

"HEEEE?" Namjoon pria berlesung pipit itu lantas terheran akan apa yang ia dengar barusan, "Lo minta gue pukul? Anjing! Mabok gak bikin amnesia 'kan?"

"Kenapa sih?"

"Sumpah Hoseok segala ngajakin party dulu, ketemu gue getok tuh anak bikin Yoongi hyung jadi lupa gini."

Alis Yoongi menyatu, "Jelasin, Joon. Kenapa?"

"Lo yang kenapa? Lo mau kawin lho sekarang, sumpah kenapa bisa lupa?!" sumpah Namjoon kesal sekali.

"Hah?"

"Hyung, gue gak tau lo beneran lupa atau karena lo belum bangun sepenuhnya. Tapi cepetan siap-siap, tuxedo lo udah ada di walk in closet. Pakai yang bener! Gue gak mau lo bikin malu Jimin, awas aja."

Yoongi bingung,

"Oh, ya. By the way, ini di hotel sial. Bukan apartemen lo!"

"Bahasa lo kasar banget, heh."

"Kan hyung yang ajarin."












Yoongi melihat pantulan diri pada cermin besar dihadapannya, masih tak menyangka hari ini akan terjadi. Dimana ia akan menikah dengan sang pujaan hati. Dadanya berdebar saat ia meniti tiap senti tuxedo yang kini ia kenakan. Sampai akhirnya Namjoon kembali masuk kedalam kamar menghampiri Yoongi, ia meminta Yoongi untuk pergi ke ruang make up yang langsung dituruti.

Tiga puluh menit kemudian, Yoongi sudah berada dihadapan pintu besar gereja yang menjadi tempat pemberkatan. Menunggu Jimin yang sedang dijemput oleh Seokjin. Dada Yoongi berdesir kala tampak seorang yang begitu indah perlahan menghampiri.

Begitu berkilau atas pancaran matahari, senyumnya mengundang diri untuk mengikuti. Saat sudah bersanding, harum tubuh begitu mewangi ditambah flower crown yang disematkan pada surai membuat Yoongi hampir lupa caranya menapak bumi.

"Indah, Jimin, kamu indah," lirih Yoongi.

"Diem!" titah Jimin sambil merangkul lengan yang lebih tua, "jangan bikin aku merah dulu, harus bagus nanti dilihat sama orangnya."

"Cium boleh?"

"Astaga, nanti hyung!"

"Hm, permisi ini mempelai mau kapan masuknya? Pintu udah dibuka ya dari tadi."
Ucapan sang MC membuat tawa para tamu undangan menggema, sedangkan pasangan yang tidak menyadari bahwa sudah dimulai terlihat kikuk.

Prosesi ucap janji sudah selesai, kini kedua mempelai saling menyematkan cincin pada jari manis.

Pandang saling bertemu diiringi riuh menggema, "Cium, cium," ulang para hadirin berulang kali.

Telapak tangan Yoongi dibawa untuk mengusap lembut pipi Jimin, "Min Jimin, i love you."

"I love you too, Yoongi. Min Yoongi."

Dari pipi pindah ke tengkuk, untuk menahan posisi saat Yoongi mempertemukan bibirnya pada milik Jimin.





Aku mohon jadikan ini sebagai akhir, Tuhan.

INCEPTION -yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang