16

940 109 9
                                    

⚠🔞  • violence • rape • bloods • mpreg










⚠🔞  • violence • rape • bloods • mpreg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


PRANGG

Bunyi vas bunga yang pecah saat bertabrakan dengan tempurung kepalanya menyadarkan Yoongi. Darah dengan cepat mengalir membasahi rambut hingga dadanya yang kini tak terhalang oleh apapun. Napas Yoongi terasa begitu berat. Ditambah sadar akan siapa yang melakukan hal itu padanya—yang menghantamkan benda tersebut—adalah suaminya sendiri.
 
Dihadapan tergeletak Jimin yang bersandar pada dinding penuh dengan noda darah. Yoongi yakin itu berasal dari sosok lebih muda yang sudah terkulai lemah. Tubuh mereka full naked dan menyatu sempurna, tapi bagian bawah Jimin mengeluarkan banyak darah juga. Kulit yang lebih muda juga dihiasi oleh beberapa sayatan dan lebam membiru.

Jimin meludah kearahnya dan tepat mengenai pipi pria pucat itu. Hingga ia pun mengalihkan padangan ke sekitar. Sial rumah mereka benar-benar kacau, percikan darah terlihat di berbagai sudut ruang televisi yang saat ini mereka tempati. Dada berdebar hebat melihat keadaan yang sungguh berantakan ini.

"Hyung! Kenapa?" tanya Jimin dengan lemah, isaknya terdengar begitu menyesakan.

Namun tubuh Yoongi seperti tidak mendengar apa yang hatinya perintahkan. Tangannya melayang menampar Jimin dengan keras hingga darah yang berasal dari luka robek bibirnya menyiprat menambah noda pada dinding. Sudut bibir terangkat sebelah, pinggulnya kembali bergerak dengan cepat sehingga perut Jimin yang sudah membuncit sempurna ikut bergoyang sesuai hentakan. Ia merasa marah sekaligus puas atas apa yang ia lakukan.

Bukan, bukan ini yang Yoongi mau. Namun dirinya sendiri tidak bisa menghentikan raga yang sekarang terasa begitu buas.

"Hiks, hyung sakit," rengek Jimin sekali lagi.

Tangan menarik surai berwarna keemasan, lalu menyambar bibir tebal itu dengan kasar. Terus menggigit, menghisap. Meski rintihan sakit menyapa inderanya berulang kali Yoongi tidak memberi ampun sama sekali.

Ia terus bergerak menggesek rektum Jimin lebih cepat, melawan intuisi yang menyuruhnya untuk segera berhenti.

Dalam hati Yoongi menjerit untuk memerintah raga segera menyudahi aksinya, tapi tetap saja ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

"MIN YOONGI BANJINGAN STOP!!" kali ini Jimin meronta, melawan. Memukulkan tangannya acak kearah Yoongi, ingin pria itu segera berhenti.

Ya andai saja Yoongi bisa menghentikan ini.

"Hiks, kenapa jahat sekali," ucap Jimin pilu.

"Anakku, anakku. Huhu tolong, anakku."

Hingga putih akhirnya Yoongi dapat. Ia berhenti menubruk Jimin yang masih terus menangisi segala apa yang terjadi.

Setelahnya diangkut Jimin pada sofa yang sama kotornya oleh darah, perlahan dikecupi pucuk kepala Jimin hingga dahi. Sambil terus mengucapkan kalimat sayang yang tidak berguna sama sekali.

Jimin dengan sisa tenaganya menatap tajam kearah Yoongi, "Kamu tau? Aku sering mendengar fakta tentang iblis adalah yang paling jahat di semesta ini. Aku ngga tau apakah mereka salah karena yang aku rasain—kamu, hyung. Kamu yang paling jahat di semesta ini."

Belum sempat meneruskan kalimatnya Jimin nampak tersengal, kesulitan mengambil napas membuat Yoongi juga panik akan keadaannya. Namun baru satu senti ia bergerak menghampiri, rasa sakit mendera kepalanya dengan sangat hingga ia jatuh menghantam lantai.

Yoongi mengejang. Ia rasa akan mati kali ini.

Sebelum matanya menutup sempurna, walau hanya dengan rintihan suara Jimin begitu jelas terdengar.

 


"—atau mungkin the demon is you, Yoongi."

INCEPTION -yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang