3 bulan berlalu, Sejeong hanya mondar mandir, dirinya merasa bosan yang biasanya ia lakukan adalah bekerja tapi sekarang dirinya hanya berada di mansion mulai pagi ketemu pagi lagi. Dan tak ada kegiatan yang harus dia lakukan disini semakin membuat dirinya bosan, hanya satu yang ia lakukan yaitu memasak sarapan nasi goreng pedas asin untuk Sehun. Walaupun Sejeong dua bulan ini menyepatkan ke caffe namun beberapa minggu ini kondisinya sedikit rentan hingga Sehun mengeluarkan perintahnya untuk istirahat total dimansion. Mau takmau Sejeong menuruti itu semua.
Sekarang ini Sejeong berada di ruang tamu, dirinya menunggu kedatangan Sehun, padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi mengapa Sehun belum juga kembali, apakah pekerjaannya sangat banyak, dirinya sudah merindukan pizza pesanannya tadi siang. Ya Sejeong entah mengapa sangat ingin makan pizza hari ini tapi Sehun tak kunjung datang. Akhirnya dirinya memutuskan untuk menunggu di kamar.
Sejeong pov
Lebih baik aku menelfon Rose, sungguh rasanya rindu dengannya, padahal kita sudah bertemu 3 hari lalu, tapi karena memang kita selalu bersama tidak bertemu satu hari saja rasanya kehilangan.
"Rose" panggilku ketika sudah ada jawaban dari sebrang sana
"Sejeong kau menelfonku lagi" aku terkekeh dengan ucapannya
"Hehe maafkan aku, sepertinya keponakanmu itu ingin menelfon tantenya lagi dan lagi"
"Kau memanfaatkan kehamilanmu, yang benar saja, kau hari ini sudah menelfonku 10 kali, bahkan aku sampai menghitungnya, padahal 3 hari lalu kita baru bertemu. Ada apa denganmu?" Aku terbahak lagi segitukah aku bosan dirumah hingga menelfon Rose sebanyak itu
"Maaf. Aku bosan di sini tak bisa bekerja hanya sekedar mencuci piring, selalu dilarang Sehun" aduku padanya
"Aku membenci ayah keponakanku, tapi untuk hal ini aku setuju dengannya" aku mendesah kecewa untuk satu hal ini
"aku ingin bekerja kembali Rose"
"Sejeong rasanya saat ini aku ingin jadi dirimu, tidak usah memikirkan uang untuk hidup, harusnya kau bahagia" aku memikirkan ucapan Rose tapi sepertinya bukan seperti ini yang aku harapkan
"Begitukah?" Tapi aku lebih menyukai hidup dengan hasil kerjaku sendiri. Lanjutku dalam hati
"Sudah malam lebih baik kau tidur, aku sebentar lagi mau perjalanan pulang, bye" huft dia langsung mematikan panggilan telfonku setelah mengucapkan itu.Aku termenung memikirkan keadaanku sekarang satu sisi aku senang Sehun seolah bertanggung jawab dengan kehamilanku, tapi satu sisi juga aku tidak yakin semuanya akan bertahan lama apalagi mengenai keluarga Sehun apakah dia akan menerima aku dan anakku.
"Sejeong" aku menoleh melihat Sehun yang berdiri membawa sekotak pizza pemilik Papa John, ah aku menyukai pizza itu. Jadi mengingatkanku dengan Appa yang selalu membawa pizza sehabis pulang bekerja.
Tiba-tiba aku meneteskan air mata merindukan sosok orang tua yang selama ini berusaha membahagiakanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Somersault (Sehun Sejeong) 💕
FanfictionPada malam itu semuanya berubah, harta yang paling berharga dimiliki Sejeong hilang dan dengan acuhnya kata putus terlontar dari mulut Sehun. Hingga sebuah fakta harus mau tak mau diterima oleh Sejeong, demi calon malaikat kecilnya Sejong berusaha...