belum terselesaikan

853 81 6
                                    

Flasback
Sudah 4 tahun ini aku hidup sendiri. Walaupun berkecukupan, tapi diusia mudaku, aku sudah harus bekerja memikirkan esok untuk makan dan membeli keperluan lainnya. Appa Eomma tentu aku merindukan mereka, mereka dengan cepat meninggalkanku saat usiaku 16 tahun.

Dibalik duka yang aku alami bertepatan dengan itu pula aku harus terpaksa pergi dari rumahku dulu, rumah peninggalan satu-satunya dari orang tuaku.

Appa yang memiliki hutang harus segera ku lunasi dengan menjual rumah peninggalam mereka itu. Keluarga bahkan sepertinya keluarga kecilku dulu terasingkan, kami selalu hidup sendiri, kerabat bahkan dari dulu aku tidak tahu semuanya, apakah aku membunyai Kakek, Nenek, Paman atau apapun itu. Selama ini aku hanya hidup dengan Appa dan Eomma saja.

Hidupku dari kecil memang terbilang cukup tidak kekurangan tapi juga tidak selalu bisa menghambur-hamburkan uang. Saat aku menginginkan sesuatu aku harus memikirkan matang-matang apakah Appa dan Eomma akan memiliki uangnya atau tidak, hingga suatu hari aku tahu Appa bekerja banting tulang demi keluarga kecil kita, dari itu aku tak pernah meminta-minta lagi.

Aku ingat waktu itu umurku 12 tahun Appa sepertinya mendapatkan pekerjaann yang sedikit layak dan berpenghasilan lebih besar dari sebelumnya, hingga kami dapat membeli rumah walaupun rumahnya tidak sebesar istana, dan hidup berkecukupan, bahkan Appa selalu membelikanku barang yang aku inginkan, waktu itu aku ingat sekali ingin mempunyai sepeda seperti teman lainnya, Appa yang tahu akhirnya membelikanku barang tersebut, tentu aku bahagia.

Hidup ku dari waktu itu selalu menjadi keluarga kecil yang bahagia dan harmonis.

Namun, saat umurku 16 tahun,aku dikejutkan dengan para orang yang berbadan besar berpakaian hitam serta kacamata yang menyolok itu. 2 hari lalu Ayah Ibu ku baru saja meninggal karena kecelakaan tunggal saat itu aku tidak ikut karena masih tidur di rumah dan Eomma tidak tega membawaku, mungkin waktu itu aku harus bersyukur tidak ikut dalam kecelakaan itu, tapi aku juga bersedih harus kehilangan orang yang aku cintai dan sayangi.

Kembali dengan pria berbadan besar itu ternyata adalah seorang rentenir yang menagih hutang Ayahku, entah kenapa Ayah berfikiran untuk meminjam kepda rentenir yang jahat itu.

Setahuku waktu itu hidup kita sudah membaik. Tapi ternyata kehidupan membaik itu hanya bertahan 3 tahun, 1 tahun sebelum mereka meninggal orang tua ku selalu menyembunyikan kekurangan keuangan dariku, hingga mereka sudah tidak tahu harus mencari kemana lagi uang untuk sekolahku dan memilih meminjam kepada rentenir itu.

Berbicara mengenai Doyoung Hyung, kami sudah kenal dari aku kecil dari keluargaku yang kesusahan sampai bisa berkecukupan. Keluarga Doyoung Hyung sangat baik dan selalu membagi rezekinya entah makanan atau keperluan sekolahku, kita yang selalu bermain bersama dan melakukan aktifitas di sekitar rumah bersama pula.

Tapi saat umurku 15 tahun keluarga Doyoung harus pergi mengikuti Appanya yang pindah tugas. Jadi saat itu, ketika kehilangan orangtua ku, aku benar-benar merasa sendiri tidak ada seseorang yang menghiburku bahkan menanyai keadaaku bagaimana pun tidak ada

Mulai dari itu hidupku sengsara tidak ada tempat tinggal, dan makan aku harus bekerja sedari sore sampai malam.

Namun dibalik itu semua akhirnya aku bertemu dengan Rose yang membantuku untuk tinggal di apartmen sewanya.

Rose sahabatku adalah penyanyi yang suaranya mampu menghipnotis orang lain, saat pertemuan pertama kita aku sungguh terpukau dengan suaranya.

Kami kenal di cafe delica, waktu itu hari pertamku bekerja dan dari situ Rose mulai membantuku dengan membawaku ikut tinggal bersama diapartmennya. Mengenai Biaya sewa aku ingin dibagi dua, tentu aku mengajukan permintaan itu. Awalnya Rose menolak tapi akhirnya dengan bujuk rayuanku Rose menerima permintaan itu,

Love Somersault (Sehun Sejeong) 💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang