(27). Fair Trial

242 35 1
                                    

Kini status Agatha telah menjadi terdakwa, pemberitaan sangat cepat tersebar di berbagai media sosial. Namun tayangan berita di televisi belum sama sekali muncul, pihak Agatha telah menyuap anggota wartawan untuk meniadakan tayangan ini. Meski sudah membayar wartawan para netizen telah mengetahui semuanya, tidak ada yang dapat menghentikan berita penghianatan yang tersebar di media sosial baik siaran langsung. Agatha mulai kewalahan menghadapi reputasi yang akan hancur.

Sementara itu, Elang dan Daniel sedang mencari bukti lain sebagai penguat bukti yang dia punya. Tapi dia sendiri bingung harus menemukan bukti apa lagi. Daniel bersyukur Aleen mau membantu Elang sebagai pengacaranya, sehingga dia tidak terlalu susah menghadapi persidangan. Sepertinya bukti sudah cukup, mereka mengumpulkan seluruh bukti dan bersiap mengungkapkannya di persidangan kini.

"Walaupun bukti yang kita miliki kuat atau tidak, yang penting kamu sudah menyampaikan kebenarannya. Gimana, apa kamu sudah siap, Aleen?" tanya Elang memastikan.

Sidang telah di gelar, penampilan Aleen lebih anggun dan elegan. Bahkan Daniel telah memberikan blouse dan rok dengan warna senada agar Aleen memakainya.

"Siap pak, saya akan berusaha sebisa saya mengubah kebohongan menjadi kebenaran dan membereskan kasus ini."

****

Elang dan beberapa manager perusahaannya tengah hadir menemani di sana. Dia sangat ingin agar terdakwa Agatha di penjara untuk menghukum kesalahannya. Elang membawa banyak bukti dan para saksi, dia yakin dia akan memenangkan sidang kali ini. Hardy dengan penyamarannya ikut menyaksikan sidang tuannya—Agatha, dia duduk di kursi paling belakang agar tak terlihat batang hidungnya.

"Istri sama orang tua lo nggak lo ajak ke sini?" tanya Daniel menempatkan duduk di samping sahabatnya.

"Nggak, mereka udah punya urusan sendiri," balas Elang dengan dingin.

"Sok sibuk," cibir Daniel.

"Bukan sok sibuk tapi memang sibuk, dia juga udah gue kasih tugas," tanggap Elang langsung.

[Perhatian untuk semua, harap tenang sidang akan di mulai lima menit lagi]

Karena persidangan ini hanya untuk Elang dan Agatha yang terduga sebagai pelakunya, cukup banyak orang yang datang. Aleen sudah berdiri tegak di area depan persidangan, dengan mengenakan jubah seorang pengacara. Tumpukan map sudah tersusun rapi di tangan jaksa yang sudah duduk di kursinya. Suasana ruang sidang menjadi hening, ketika dewan hukum dan hakim berjubah hitam tepi merah masuk ke ruangan dan duduk di kursinya. Sebelum itu, ketua hakim mengamati seisi orang yang berada di ruang sidang.

"Hakim yang mulia, berdasarkan keterangan dari pihak korban dan banyak saksi di sana, terdakwa Agatha sering melakukan penipuan antara perusahaan lain. Seperti belum lama ini terdakwa sedang mengambil alih perusahaan Bagaskara. Pihak Agatha membuat rencana yang sangat gila, mereka melakukan pengeroyokan satu lawan enam anggota geng. Mereka menggunakan pisau lipat lalu menusuk dari belakang, sungguh tragis. Lebih parah lagi terdakwa Agatha mengangkat seorang anak menjadi tangan kanannya lalu di jadikan misi balas dendam. Bahkan tidak tanggung tanggung Agatha rela menyuruh seorang wanita—Windy menjadi bagiannya, dia menyewa orang dalam untuk membunuh saudara kembarnya. Hakim yang mulia, tindakan ini telah melewati batas manusiawi."

Berbagai pertanyaan serta bukti dikeluarkan di sana, setelah ketiga saksi berbicara dan mengatakan bahwa pelakunya adalah Agatha. Pihak dari Agatha menolak dan mencoba membela diri.

MelancholiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang