Namanya adalah Naruto.
Seorang pemuda manis yang bersekolah di Konoha High School.
Namanya adalah Naruto.
Pemuda manis pendiam yang tidak memiliki teman di sekolah.
Namanya adalah Naruto.
Pemuda pendiam yang diasingkan keluarganya sendiri.
Dan Naruto.
Tidak mempermasalahkan apa yang terjadi pada dirinya.
Karena jauh di dalam lubuk hatinya pun dia sadar. Memang dialah yang menjadi penyebab kematian kakaknya.
Tanpa keluarganya beritahu, dia sudah tahu, karena memang dia yang menjadi penyebab utama kematian kakaknya. Kakak pertamanya, pewaris dan penerus utama keluarga Namikaze yang sudah di takdirkan.
Tapi karena Naruto. Kakaknya harus mengalami takdir lainnya.
Yaitu kematian.
.
.
.
Namikaze Naruto. Bungsu dari keluarga Namikaze. Berusia 16 tahun saat ini. Baru duduk di kelas 2 Senior High School.Ia memiliki 2 kakak, yaitu Namikaze Deidara (24th) dan Namikaze Karin (22th). Harusnya dia memiliki seorang kakak lagi, Namikaze Kurama, yang sayangnya sudah meninggal 6 tahun lalu. Saat usianya 20 tahun.
Ya, pewaris utama Keluarga Namikaze. Keluarga bangsawan dari London yang pindah ke jepang, karena Namikaze Minato jatuh hati pada seoarang wanita dari keluarga konglomerat Jepang, Uzumaki Kushina.
Sayangnya kejadian 6 tahun lalu telah merenggut nyawa Kurama. Yang saat itu pergi bersama Naruto. Mobil mereka berdua mengalami kecelakaan yang sangat parah, Kurama meninggal di tempat, dan kondisi Naruto pun tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Tubuhnya yang terhimpit didalam mobil yang ringsek, membuat paru-parunya tertekan. Ia mengalami koma 2 minggu.
Dan saat sadar, ia harus mendengar berita bahwa kakak tersayangnya sudah tiada.
Keluarganya yang memang dari awal acuh tak acuh padanya makin tidak peduli. Karena memang Naruto bukanlah anak yang di rencanakan sebenarnya. Sebutlah kebobolan. Dan hanya Kurama yang selalu menjaga dan memanjaka Naruto.
Menurut mereka, Naruto lah yang telah membuat Kurama meninggal. Kalau saja Naruto tidak memaksa Kurama untuk mengantarnya ke toko buku saat itu pasti kejadian itu tidak akan terjadi.
Dan Naruto pun membenarkannya. Jika ia tidak merengek pada kakaknya, hal itu tidak akan terjadi. Kakaknya tidak akan pergi.
Dan dia tidak akan menderita karena penyakit yang diakibatkan kecelakaan itu, juga tidak akan merasakan kesepian.
Penyakit?
Ya, gangguan pernafasan yang diakibatkan kecelakaan itu membatasi aktivitasnya. Saat terjadi benturan selaput paru-parunga sempat sobek, membuat udara di dalam paru paru bocor. Meski sudah di obati, efek sampingnya adalah dia tidak bisa melakukan aktivitas yang membuat paru-paru nya bekerja terlalu keras atau dia bisa terkena sesak nafas yang parag. (Asli ini Bluu research terus ngarang :" jadi yang anak kedokteran jan protes ya! Bluu anak Ekonomi awam masalah beginian wkwkw)
Selain itu, beberapa bulan terakhir ini, dia baru melakukan pemeriksaan karena sering merasakan sakit kepala.
Rupanya, ada pembekuan darah di kepalanya yang diakibatkan kecelakaan itu. Yang telah berkembang menjadi tumor otak. Yang sayangnya, karena Naruto tidak melakukan tindakan apapun dan keluarganya juga tidak mengetahuinya, sel sel tumor itu pun telah berkembang menjadi kanker stadium awal.
Naruto tidak masalah merahasiakannya. Lebih baik keluarganya tidak tau sama sekali. Dari pada mereka makin membencinya. Atau kalaupun mereka sudah bisa menerimanya kembali mereka tidak akan menangisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto, gomen... na?
FanfictionNo description. Just read it. Naruto dan chara lain milik om Masashi! Bluu cuman pinjam charanya ajaaa Peringatan! Sasuke disini agak OoC ya, tidak seperti Sasuke pada umumnya di cerita lain. Okeeeeehhhhh