Naruto... Gomen Na ?
"Na.. ru.."
"Berhentilah datang kemari dengan diam-diam di saat aku tidur." Ujar Naruto datar.
"H..Huh?"
"Jika kalian benar-benar minta maaf, kenapa harus bersembunyi seperti ini?" tanya Naruto, ia mendudukkan dirinya dan menatap Kushina. "Kalian adalah orang tua, bukankah kalian harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kalian perbuat? Kalian malu? Kenapa? Bukankah aku masih anak kalian? Kenapa kalian harus malu pada anak sendiri?"
Kushina terpaku, air mata mengalir, tidak menyangka Naruto memiliki pemikiran yang sangat dewasa.
"Sasu-Nii berkata, semua orang berhak memiliki kesempatan kedua jika dia berusaha untuk memintanya, sebesar apapun kesalahan yang sudah ia perbuat." Naruto mendongak untuk menatap Kushina, dan memberikan senyum kecilnya, "Dan itu yang sedang Naru lakukan sekarang" ucapnya. "Dan untuk Tou-san yang berada di luar juga" tambah Naruto. Minato tersentak, dia memang setiap hari selalu menemani Kushina, tapi tidak pernah berani untuk masuk dan hanya berdiri menyandar di dinding tepat samping pintu.
Dengan ragu, Minato masuk dan menghampiri Kushina dan Naruto.
Naruto menatap kedua orang tuanya bergantian. Dan dengan senyum malu-malu dia bertanya. "Bisakah..... Kaa-san dan Tou-san... memelukku?" tanyanya ragu.
Mendengar itu, Kushina dan Minato langsung memeluk Naruto bersama.
"Maafkan kami, Naruto" ucap mereka bersamaan.
Senyum Naruto melebar, meski air mata menetes dari matanya ia tetap tersenyum lebar sembari membalas pelukan kedua orang tuanya meski tanganya tidak muat.
'Hangat,' batinnya, sementara Kushian dan Minato terus mengucap maaf dalam isak tangis mereka.
Sayang sekali, Bluu tetap akan membuat Naru-chin menjadi anak baik yang naif dengan segala kebaikan hatinya, yant tidak bisa membenci orang, dan selalu menyayangi siapapun. Pembaca jangan kecewa~ hahaa...
.
.
.
.
.
Hubungan Naruto membaik, semua membaik, hanya kesehatan Naruto yang justru kebalikannya. Semua khawatir, ingin memaksa Naruto untuk melakukan operasi tapi tidak bisa. Naruto akan menangis hingga membuatnya sesak nafas yang justru makin membahayakan.Tapi mereka tentu tidak bisa seperti ini terus, mereka tidak ingin kehilangan Naruto secepat itu tentu saja. Jadi siang ini yang kebetulan hari minggu di mana semua sedang berkumpul di ruangan Naruto, menemai Naruto yang sudah merasa bosan di rumah sakit. Sayang tidak semua berkumpul di sana, selain Karin yang sedang bertugas di IGD, dan Itachi yang juga sedang berkeliling, Minato tidak tampak di sana. Naruto sempat bertanya pada Kushina yang sedang mengupas buah di sampingnya, tapi hanya di jawab Kushina dengan senyuman kecil dan mengatakan 'sebentar lagi akan datang'.
Naruto hanya menganggukkan kepalanya dan tidak bertanya lagi, dan melanjutkkan bermain game dengan Sasuke.
Tidak lama pintu terbuka dan masuklah Minato dengan topi yang menghiasi kepalanya.
"Tou-san dari ma -" kalimat Naruto terhenti saat melihat ada yang berbeda dari penampilan Minato. "Tou...san, rambut .."
Minato tersenyum, ia meletakkan paperbag bawaanya, dan membawa boneka Kyuubi cukup besar di tangannya, sembari melepaskan topinya dan mendekati Naruto, mendudukkan dirinya di samping ranjang.
Minato tersenyum sembari mengusap rambut Naruto, "Naru, Tou-san tau alasanmu tidak mau melakukan operasi itu," Minato masih mengusap rambut Naruto sayang, "Karena itu Tou-san lakukan ini, bukankah kita tetap sama?" tanya Minato.
Naruto menatap Minato berkaca-kaca, di depannya Minato duduk dengan kepalanya yang sudah botak, ya Minato tadi pergi mencukur rambutnya.
"Sampai kapanpun, kau akan tetap menjadi Namikaze Naruto, anak bungsu Tou-san dan Kaa-san. Maka dari itu, Tou-san mohon, sembuhlah, agar Tou-san dan Kaa-san bisa menebus dosa kami"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto, gomen... na?
FanfictionNo description. Just read it. Naruto dan chara lain milik om Masashi! Bluu cuman pinjam charanya ajaaa Peringatan! Sasuke disini agak OoC ya, tidak seperti Sasuke pada umumnya di cerita lain. Okeeeeehhhhh