3

3.5K 367 8
                                    

Naruto, Gomen Na ?

"Arigatou, Sasuke Nii-chan" ujar Naruto sesaat setelah mereka tiba di depan mansion Namikaze.

"hmm. kau yakin tidak perlu sampai dalam?"

Naruto mengangguk pelan sembari melepas sabuk pengamannya. "Uhn, aku masih kuat untuk berjalan ke dalam kok" ucap Naruto. Ia mengambil tasnya yang di taruh Sasuke di belakang.

"Kalau begitu, Naru permisi, Nii-chan, selamat malam" ucap Naruto lagi sebelum turun dan menutup pintu, menundukkan sedikit kepalanya sebelum berbalik untuk masuk ke dalam pekarangan rumahnya, karena Naruto tau Sasuke tidak akan pergi sebelum ia masuk ke dalam, jadi ia memilih untuk masuk terlebih dahulu. Meninggalkan Sasuke yang masih menunggu Naruto masuk setelah kembali menutup gerbangnya. Dan barulah Sasuke kembali menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumahnya sendiri.

"Tuan muda, kenapa Anda baru pulang?" tanya Iruka saat Naruto baru masuk ke dalam rumah dan kebetulan ia sedang lewat di ruang tamu dan melihat Naruto yang baru masuk, "Dan, tuan muda, kenapa wajah Anda sangat pucat!?" Tanya Iruka panik.

Naruto menahan tangan Iruka yang menangkup wajahnya. "Mou, Iruka-san, aku lelah, bolehkah aku istirahat dulu?"

"Ah, uhm, baiklah, jika Anda membutuhkan sesuatu segera panggil aku atau pelayan yang lainnya. ne?"

Naruto mengangguk, dan segera meninggalkan Iruka yang masih menatapnya cemas.

Naruto meletakkan tasnya di lantai setelah mengunci pintu kamarnya karena tidak ingin di ganggu. Dengan langkah beratnya, ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya kemudian segera membaringkan tubuhnya di ranjang, memiringkan tubuhnya untuk menatap foto Kakaknya dan dia di sana.

"Nii-chan, selamat malam..." ujarnya lirih sebelum memejamkan kedua matanya dan terlelap. Berharap bertemu dengan sang Kakak meski hanya di dalam mimpi.
.
.
.
.
.
Naruto berangkat sekolah seperti biasa, kedua orang tuanya masih berada di luar kota, dan kakaknya yang satu entah belum pulang atau sudah pergi lagi, Naruto tidak tau dan sepertinya tidak terlalu ingin tau.

"Selamat pagi, Naru" sapa Sasuke yang berpapasan di pintu masuk, Naruto menatap Sasuke sebentar dan menganggukkan kepalanya sedikit.

"Selamat Pagi, Sensei" jawab Naruto. Sasuke mengangguk mengerti, mereka di sekolah, jadi tidak mungkin Naruto memanggilnya dengan sebutan 'Nii-chan' seperti tadi malam.

"Kau sudah merasa lebih baik?"

"Ha'i"

"Baguslah, jangan lupa, Itachi menyuruhmu untuk ke rumah sakit nanti"

".... Baik" jawab Naruto.

Untunglah sekolah masih sepi, jadi tidak akan ada yang menatap mereka curiga karena mereka berbicara dengan akrab, karena bagaimanapun Naruto merupakan murid paling pendiam di sekolah dan Sasuke hanyalah seorang guru magang yang sedang mencari bahan penelitian di sekolah mereka.

Sasuke melangkahkan kakinya menuju ruang guru, sementara Naruto seperti biasa menuju perpustakaan.
.
.
.
"Naa, Uchiha Sensei, adakah yang bisa ku bantu??" tanyya seorang guru wanita yang sepertinya sedang berusaha mencari perhatian Sasuke yang sedang membaca data-data para siswa di dokumen yang di berikan kepala Sekolah.

"Hmm.." Sasuke menghentikan gerakan tangannya, lalu menatap sebentar wajah guru itu. "Bisakah... Anda bisa menceritakan sedikit tentang... Namikaze Naruto?" tanya Sasuke Dia memang di tugaskan sang Kakak untuk mencari tau tentang kehidupan Narutp di sekolah. Jadi mumpung ada yang menawarkan bantuan, kenapa ia harus menolaknya?

"Oh? Namikaze-kun?"

Sasuke mengangguk. Kemudian guru itu duduk di kursi yang ada di depan Sasuke, meletakkan gelas kopi yang di bawanya tadi, kebetulan sekarang memang jam istirahat. Jadi mereka bisa sedikit bersantai.

Naruto, gomen... na?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang