Naruto, Gomen... Na ?
"Nii-chaan" Naruto menggoyangkan lengan Sasuke yang berada di sampingnya. Ya, dia tidur bersama Sasuke selama dia di rumah Uchiha.
"Hm?" Sasuke yang memang dasarnya peka meski tidur menjawab dengan gumaman, tanpa membuka matanya.
"Sudah pagi"
"Huh?" Sasuke membuka matanya perlahan, dan mendapati secercah cahaya yang masuk melalui sela-sela gordyn kamarnya. Ia menoleh untuk melihat Naruto yang sudah siap dengan seragamnya. "Kau berangkat sekarang?" tanyanya dengan suara serak.
"Uhn.. Aku akan berangkat bersama Itachi Nii"
Sasuke diam sebentar, baru ia mengangguk. Ia baru ingat Naruto sedang dalam masa menghindarinya selama di sekolah bukan.
"Sudah sarapan kan?"
"Uhm. Tadi bibi membuatkan bubur untukku." jawab Naruto. Sasuke mengangguk paham. Memang setiap pagi ada pelayan yang datang ke rumah mereka untuk memasak. Hanya pagi, karena siang dan malam mereka berdua jarang di rumah.
"Bentou wa?"
"Bibi juga sudah menyiapkannya."
"Obatmu?"
"Sudah aku minum"
"Hmm.. jaa Itterasai" seru Sasuke sembari mendudukkan dirinya dan mengusap kepala Naruto.
"Uhm. Ittekimasu~" jawab Naruto dengan senyum manisnya. Ia kemudian mengambil tasnya yang ia letakkan di sofa yang ada di kamar Sasuke dan segera berlari kecil keluar kamar.
"Jangan berlari!" Seru Sasuke yang ada di dalam kamar dan Itachi yang baru keluar dari kamarnya bersamaan.
"Eh?" Naruto berhenti, menolehkan kepalanya untuk menatap Itachi dan Sasuke bergantian. Kemudian terkekeh. Kenapa kedua kakak beradik ini sangat menggemaskan? Batin Naruto.
.
.
.
Sasuke sedang mencari udara segar di halaman belakang sekolah setelah merasa jenuh dengan laporan yang sedang ia buat. Waktunya di sekolah ini tinggal 1 bulan lagi sebelum ia akan kembali ke kampusnya dan menyelesaikan tugas akhirnya. Dan itu juga berarti ia hanya memiliki waktu 1 bulan lagi untuk bisa mengawasi Naruto dalam jarak dekat. Naruto itu... Kalau tidak di awasi bisa-bisa melakukan hal yang di luar dugaan. Jadi, dia perlu pengawasan ekstra sebenarnya."Apakah hari ini kita akan berpesta lagi?"
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menarik perhatian Sasuke dari balik dinding gudang tua yang ada di halaman belakang. Sasuke yang ingin tau karena sebenarnya ini pun masih dalam waktu jam pelajaran melangkahkan kakinya mendekat untuk mencari tau.
"tentu saja." jawab suara lainnya.
"Bagaimana bisa kau mendapatkan uang banyak dari si penyakitan itu, huh?" tanya suara yang berbeda lagi. Sasuke bisa tebak ada lebih dari 2 orang di balik dinding itu.
"Aku mengancamnya tentu saja."
Kening Sasuke mengernyit. Siapa yang di ancamnya?
"Dengan apa, huh?"
"Fotonya dengan guru magang saat mereka bertemu beberapa hari lalu saat belum ada siswa yang datang."
"Wooah~ aku tidak menyangka si penyakitan itu berani mendekati guru magang dingin itu?"
"Dan karena penasaran, besoknya aku kembali berangkat pagi, kau tau. Ternyata mereka hampir setiap pagi bertemu"
"Ada hubungan apa di antara mereka?"
"Entahlah, bisa saja si penyakitan itu memang suka tipe om-om seperti itu"
Kening Sasuke berkedut. Dia sudah mengerti siapa yang mereka bicarakan, dan menemukan alasan di balik menghindarnya Naruto saat di sekolah. Tapi yang membuatnya kesal adalah. Ia di sebut sebagai om-om? Hei, dia baru berusia 23 tahun. Baru mau lulus dari perguruan tinggi. Berani sekali mereka mengatainya om-om?
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto, gomen... na?
FanfictionNo description. Just read it. Naruto dan chara lain milik om Masashi! Bluu cuman pinjam charanya ajaaa Peringatan! Sasuke disini agak OoC ya, tidak seperti Sasuke pada umumnya di cerita lain. Okeeeeehhhhh