Naruto bangun dengan tubuh yang luar biasa terasa nyerinya. Salahkan ia yang tidak melakukan perawatan pada luka-lukanya semalam dan langsung memilih untuk tidur. Bahkan seragamnya pun belum berganti.
Merasa tidak ingin di interogasi oleh sang kepala pelayan yang over protektif padanya. Naruto memilih segera mandi dan bersiap.
Menuliskan pesan dan meletakkannya di meja. Agar Iruka sang kepala pelayan tau bahwa ia sudah berangkat lebih pagi karena ada yang harus ia lakukan.
Memakai masker untuk menutupi pipinya yang membiru juga bibirnya yang sedikit sobek. Naruto segera meraih tasnya dan berangkat.
Tidak lupa menyambar dompet yang tergeletak di atas meja. Pain menyuruhnya untuk tidak melupakannya hari ini. Jadi karena Naruto tidak ingin ada pemukulan lainnya, Naruto memilih membawanya. Sebentar lagi ada ujian tengah semester. Naruto harus memfokuskan dirinya untuk belajar. Dia tidak pintar seperti kedua kakaknya. Dia tau itu. Untuk itu dia ingin meminimalisir apapun yang bisa merugikannya dalam proses belajar. Salah satunya adalah berurusan dengan Pain. Biarlah uang saku bulanannya habis. Yang penting pemuda itu tidak mengganggunya sampai Ujian tengah semester tiba.
.
.
.
Naruto tiba di sekolahnya dengan menggunakan bus. Ia menolak Kotetsu yang sedang mencuci mobil yang ingin mengantarnya sekolah dan memilih menggunakan bus.Dengan keadaan sekolah yang masih sepi, Naruto memilih untuk mampir sebentar ke loker milik Pain setelah mengganti sepatunya dengan sepatu ruangan, menyelipkan uang yang sudah ia masukkan dalam amplop kedalam loker Pain dan segera beranjak menuju perpustakaan.
Sekolah memang masih sepi, tapi perpustakaan selalu buka lebih pagi untuk melayani para siswa yang .... gila belajar?
-brukh-
Tanpa sengaja, Naruto yang berjalan sembari menunduk menabrak seseorang yang sepertinya sedang berdiri diam di tengah jalan.
"Ah. Maaf." Ujar orang yang di tabrak Naruto. Naruto mendongak. Didepannya, berdiri seorang pria tampan yang mungkin seumuran dengan kakak keduannya atau sedikit lebih tua dan model rambut yang menurut Naruto aneh. Model pantat ayam? Sedang tren kah?
"Aku... yang seharusnya minta maaf" ujar Naruto pelan. Sedikit membungkukkan tubuhnya. "Permisi." Tambahnya hendak segera pergi. Tidak ingin beruruan lebih dengan orang asing.
Dengan Pain saja merepotkan, apalagi ditambah orang asing.
"Tunggu!" Pria itu menahan tangan Naruto, membuatnya kembali menghentikan langkahnya dan hampir terjengkan jika saja dia tidak menahan keseimbangan tubuhnya.
"Maaf. Bisakah kau mengantarkanku ke ruangan kepala sekolah?" Tanya pria itu. Naruto diam. Menimang-nimang dan kemudian menganggukkan kepala pelan.
Pria itu tersenyum tipis. Melepaskan tangan Naruto dan membiarka siswa yang baru ia temui itu menuntun jalannya.
"Oh, perkenalkan namaku Uchiha Sasuke. Mahasiswa semester akhir jurusan psikolog yang sedang melakukan penelitan dan akan menjadi guru konselin untuk beberapa bulan di sini." Ujar pria itu memperkenalkan dirinya sembari menyamakan langkahnya dengan Naruto. Menurutnya melakukan pendekatan dengan siswa disini sangatlah perlu demi kelancaran penelitiannya nanti.
Sementara Naruto, ketika mendengar 'Uchiha' tubuhnya sedikit tersentak, tapi dapat ia tutupi dengan diamnya.
"Siapa namamu?" Tanya Sasuke saat tak kunjung mendapatkan perkenalan dari siswa yang berjalan di sampingnya.
"...... Naruto."
"Oh Naruto? Nama kelu -"
"Ini ruangan kepala sekolah" ujar Naruto memotong pertanyaan Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto, gomen... na?
FanfictionNo description. Just read it. Naruto dan chara lain milik om Masashi! Bluu cuman pinjam charanya ajaaa Peringatan! Sasuke disini agak OoC ya, tidak seperti Sasuke pada umumnya di cerita lain. Okeeeeehhhhh