5

3.4K 370 25
                                    

Naruto, Gomen... Na ?

Hari ini adalah hari pertama Naruto menjalankan kemoterapi. Kemoterapi yang di lakukan Naruto adalah dengan menyuntikkan obat pada pembuluh darah vena. Dimana Naruto paling benci dengan yang namanya jarum suntik.

"Kau siap?" tanya Itachi sembari menyiapkan peralatan yang di butuhkannya. Yang melakukan prosedur adalah Itachi, karena Itachi tau ketakutan Naruto akan jarum suntik. Dan ditemani Sasuke di samping ranjang.

Sasuke yang melihat wajah pucat Naruto yang menatap penuh takut akan jarum-jarum yang di siapkan oleh Itachi memilih untuk berpindah duduk di pinggir ranjang Naruto, merangkul bocah itu dan mengusap punggungnya.

"Kalau sakit, aku akan memukul kepalanya, tenang saja" ujar Sasuke.

"Hei!" seru Itachi tidak terima. Dia adalah dokter handal. Belum pernah ada yang mengeluh sakit jika ia yang melakukan prosedur.

Naruto menggeleng kecil di rangkulan Sasuke. "Jangan.. Nanti Itachi-Nii jadi bodoh" ujar Naruto.

"dia memang bodoh" jawab Sasuke.

"hehe, tapi Itachi-Nii menjadi dokter terkenal di rumah sakit ini" kekeh Naruto pelan.

"Hanya kebetulan saja."

Naruto terkekeh, mereka mengobrol seakan orang yang menjadi topik obrolannya tidaklah sedang berada di sana. Sementara Itachi tersenyum, tidak merasa sakit hati sama sekali, justru ia senang melihat Naruto yang sudah mulai kembali bereksprei. Setidaknya hadirnya Sasuke sepertinya merupakan pengaruh paling besar untuk perubahan Naruto, meski Itachi ingin menyangkalnya. Tapi dia berterima kasih untuk itu, Naruto sudah bisa kembali tersenyum tentu perubahan yang sangat besar.

Naruto dan Sasuke masihlah mengobrol hingga Naruto tidak sadar jika Itachi sudah selesai memasangkan jarum infusnya.

"Nah, aku akan memasukkan obatnya 1 jam lagi." ujar Itachi sembari memeriksa botol infus yang di gantung.

"eh?" Naruto menoleh, menatap terkejut jarum infus yang sudah tertanam manis menembus kulitnya. Raut wajahnya berubah, kedua matanya berkaca-kaca siap memuntahkan laharnya kapan saja.

"Dan sekarang adalah tugasmu untuk menenangkannya. Aku harus berkeliling untuk memeriksa pasienku." ucap Itachi sebelum berlalu, meninggalkan Sasuke yang belum paham apa yang akan terjadi, hingga ia mendengar sebuah isakan kecil dari sebelahnya.

"Naru?"

"Hiks.. itte..." isak Naruto.

"Hm? mana yang sakit?" tanya Sasuke. Naruto mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan tempat dimana jarum infus itu di pasang.

"Itte... hiks... hiks... huwaaaaaaaaaaaaaaaaa itteeeeee" Naruto menangis, berteriak. Bersyukurlah mereka menyewa 1 kamar kosong untuk ini. Jadi teriakan Naruto tidak akan mengganggu kenyamanan pasien lain.

Sasuke kelabakan. Naruto yang ia kenal hanyalah Naruto yang pendiam dan jarang berekspresi, ia cukup terkejut Naruto bisa menangis sekeras ini. Karena bingung yang bisa ia lakukan hanyalah memeluk bocah itu, dan mengelus pelan tangan Naruto yang terpasang jarum infus.

"Itachi sialan" dengus Sasuke sembari menepuk punggung Naruto yang masih terisak di dalam pelukannya.

Sasuke tau, Naruto memang takut jarum dari cerita Itachi, yang ia tidak tau adalah.... Naruto akan setakut ini bahkan bisa di bilang benci?

Haaah, Sasuke hanya berharap ini hanya akan terjadi hari ini dan Naruto akan terbiasa kedepannya.
.
.
.
2 hari setelah proses kemoterapi yang pertama Naruto yang dilakukan hari sabtu kemarin, Naruto bersekolah seperti biasa. Yang berbeda adalah, hari ini ia di tunggui Sasuke di lorong sekolahnya. Seperti biasa, mereka menyempatkan mengobrol di saat sekolah masihlah sepi.

Naruto, gomen... na?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang