8

3.3K 377 12
                                    

Naruto ... Gomen Na ?

Naruto sekolah seperti biasa. Dia sudah kelas 3 sekarang, tidak ada yang berubah. Teman-teman kelasnya meski sudah berganti tapi masih sama saja. Tidak memperdulikannya, dan diapun tidak peduli akan hal itu. Naruto terkadang pergi kontrol jika Itachi sudah mengomelinya seharian, di temani Sasuke tentu saja. Oh, pria itu sekarang sudah bekerja menjadi guru konseling, yang sayangnya bukan di sekolah Naruto.

Bekas luka di tangan Naruto sudah mulai memudar, membuat Naruto sudah sedikit berani menggunakan lengan pendek sekarang, meski cardigan akan tetap menemaninya kemanapun karena sudah terbiasa menggunakan lengan panjang.

Deidara meski sudah sedikit berubah, masih tidak ada kemajuan di dalam hubungannya dengan Naruto. Dan Naruto? Masihlah menjadi Naruto yang biasa, menjadi kekanak-kanakan dan manja hanya ketika bersama keluarga Uchiha.

Ah, yang Naruto dengar, hari ini orang tuanya dan kakak perempuannya akan pulang ke Jepang. Kakak perempuannya sudah selesai dengan studinya dan sedang menjalankan praktek selama satu tahun, dan karena memang ia ingin bekerja di Jepang, dia memilih tempat prakteknya di Jepang.

"Huh?" Naruto mengusap matanya saat pandangannya yang sedang memperhatikan papan tulis mengabur. Keningnya mengernyit sebelum kembali memustukan untuk fokus pada pelajaran saat penglihatannya kembali normal.
.
.
.
"Tadaima" ucap Naruto pelan saat masuk ke dalam rumahnya. Semenjak ia yang menginap bersama Deidara di rumah Uchiha, entah kenapa Deidara sekarang lebih sering pulang cepat, jadi sudah menjadi kebiasaan Naruto saat pulang untuk mengucapkan 'tadaima'. Karena kakaknya itu biasanya saat pulang sudah duduk di kursi ruang keluarga dengan cangkir teh di tangannya. Kakaknya selalu pulang lebih dulu dari dirinya sekarang, membuatnya berpikir kakaknya mungkin bolos kerja.

Naruto menghentikan langkahnya saat melihat ruang keluarga sekarang tidak hanya ada Deidara, tapi juga ada kedua orang tuanya yang duduk dengan cangkir teh di masing-masing tangannya, dan Karin -kakak perempuan Naruto yang duduk bersama Deidara di karpet, membongkar barang-barang yang Naruto yakin adalah oleh-oleh.

"Kau sudah pulang." bukan pertanyaan, tapi pernyataan dari mulut Minato membuat Naruto yang tadi terdiam sedikit tersentak.

"Ha.. ha'i. ...." Naruto menunduk. "Selamat... datang Tou-san, Kaa-san, Nee-san" ucap Naruto pelan. Karin yang duduk di bawah mendongak untuk melihat Naruto, mengangguk sebagai balasan kemudian kembali menyibukkan dirinya dan Deidara membongkar barang-barang di dalam koper itu.

"Duduklah" Suruh Minato, Naruto menurut, melepas tasnya dan menaruhnya di sampingnya saat ia duduk di sofa depan orang tuanya.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Minato.

"Baik." jawab Naruto seadanya.

Minato mengangguk.

"Ku dengar dari Mikoto kau berpacaran dengan Sasuke-kun?" tanya Kushina sembari meletakkan cangkir tehnya ke meja.

".....Ha'i" jawab Naruto pelan.

"Aku tidak mempermasalhkan hubunganmu itu" sahut Minato, "Tapi kau sekarang sudah kelas 3, kau sudah harus tau mana yang menjadi prioritas untukmu saat ini." tambahnya, Naruto hanya diam.

"Tou-san sudah memilihkan Universitas yang bagus untukmu, yang perlu kau lakukan hanyalah belajar agar bisa lolos untuk masuk ke sana." jelasnya. "Kau harus segera membantu Deidara di perusahaan." tambahnya.

Mata Naruto menjadi kosong saat mendengar ucapan Minato, itu berarti, dia tidak bisa memilih mau menjadi apa dia. Masa depannya sudah di tentukan. Naruto kemudian tersenyum kecil, apa yang ia harapkan? Ia kemudian mengangkat kepalanya untuk menatap Minato dan Kushina.

Naruto, gomen... na?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang