10

3.7K 348 14
                                    

Naruto ... Gomen Na ?

"Naru.." Sasuke memanggil Naruto, yang sedari ia bangun pagi ini hanya duduk diam menatap keluar melalui jendela yang ada di kamarnya.

"Dobe" Lagi, Sasuke mencoba memanggilnya. Naruto mendiaminya sedari tadi malam, karena Sasuke yang memintanya untuk berbicara dengan keluarganya.

"Dobe, kau akan mendiamiku? Seperti ini?" Tanya Sasuke masih tidak di respon. "Baiklah, jika memang itu yang kau inginkan." Sasuke berdiri, merapikan kemeja yang ia pakai sedari tadi malam.

"Aku.. hanya tidak tau, ternyata Naruto yang selama ini ku kenal ternyata tidak sebaik itu. Dan.. maaf Dobe, aku kecewa. Apakah cintamu selama ini palsu?" Sasuke menoleh untuk menatap Naruto yang masih memilih diam. "Sudah ku duga" Sasuke tersenyum miris. Ia pun keluar dan meninggalkan Naruto yang termenung.

Hingga Naruto memutuskan untuk turun dari ranjang, menarik tiang infusnya dan menyusul Sasuke keluar.

"Sasu-Nii!" Seru Naruto saat melihat siluet Sasuke yang sudah cukup jauh. Semuar orang yang berada di sekitar sana terkaget dengan teriakan Naruto, termasuk Karin dan Deidara yang kebetulan memang sedang menuju ruangan Naruto, kedua orang tua mereka sedang berada di ruangan Itachi, sedang membicarakan hal apa yang harus mereka lakukan sekarang.

"Naruto!" Deidara dan Karin segera berlari, mengejar Naruto.

"Naru! Kau mau kemana!?" tanya Karin sembari menahan tangan Naruto yang tadi sempat memelan larinya.

"Iya Mo!" Seru Naruto berusaha melepas pegangan Karin di tangannya, nafasnya sudah tidak beraturan sebenarnya sedari ia bangun tadi, tapi ia memaksnya.

"Naruto! Ini Nee-chan!" ujar Karin, berusaha menahan tangan Naruto yang terus berontak.

"Yada! Sasu-Nii! hiks.. yada! Lepaskan Naru!"

Deidara yang mendengar nama Sasuke segera berlari kearah mana Naruto tadi berlari, ia yakin tadi Sasuke pergi ke sana, makanya Naruto berusaha mengejarnya.

"Naru. shh, tenang dulu ne? Nii-chan sedang menyusul Sasuke Nii-san, Naru tenang dulu, oke?" bujuk Karin, memeluk tubuh Naruto, berusaha menenangkan tubuh yang terasa jauh lebih mungil dari Karin, Karin tidak mempermasalahkan saat ia mendapat pukulan di tangan ataupun wajahnya saat Naruto berontak, saat ini yang terpenting adalah Naruto tenang lebih dulu.

"Iyada.... hiks... hhh... Sasu-Nii..." tubuh Naruto melemah, membuat Karin harus berteriak memanggil suster yang kebetulan sedang lewat.

"Suster, tolong bantu bawa dia kembali ke ruangannya" pinta Karin saat Naruto kembali pingsan di dalam pelukannya, sang suster pun mengangguk, mereka berdua membopong tubuh Naruto bersama, sampai di kamarnya sang suster langsung memencet tombol untuk memanggil dokter yang bertugas, karena Karin masihlah dokter coas di sana, sementara Karin melakukan apa yang ia bisa, memberikan oxygen, dan memperbaiki selang infus Naruto.
.
.
.
"Sasuke!" Deidara menahan tangan Sasuke yang hendak masuk lift. "Kau mau kemana?"

"Kantin." Jawab Sasuke singkat.

"Dan meninggalkan Naruto?"

"Dia mendiamkanku, apa yang harus kulakukan di sana?"

"Kau yang harusnya paling mengerti dengan keadaan psikisnya sekarang bukan? Kenapa kau seperti ini!?"

Sasuke diam.

"Dia tadi berlari mengejarmu, dan Karin sedang menahannya sekarang."

Mendengar ujaran Deidara mata Sasuke membulat tidak percaya. Ia segera berlari kembali. Nama Naruto muncul di pikirannya, ia khawatir sekarang. Dan Deidara pun menyusul Sasuke.

Naruto, gomen... na?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang