Nasya pergi ke taman setelah menghubungi Kevin. Mereka sudah berjanji akan bertemu di tempat sekarang yang dia datangi. Sebenarnya Nasya ingin langsung ke rumah Kevin. Tapi itu tidak mungkin. Nanti Tante Hanida akan berpikir bahwa dia sedang memiliki masalah.
Nasya mencari bangku yang dimana Kevin mungkin sudah menunggunya.Nasya langsung mengampiri bangku dimana seorang laki-laki sedang duduk memainkan benda elektronik yang selalu di bawa setiap orang kemana-mana. Itu pasti Kevin.
Laki-laki itu mengenakan hoodie hitam beserta topi yang warnanya senada. Nasya menyenderkan pundaknya ke laki-laki itu setelah dia berhasil duduk.Setelah merasa mengambil posisi bersender yang nyaman baru dia membuka suara.
"Vin,gue cape."Lirih gadis itu. "Kenapa hal yang bukan salah gue tapi pelampiasannya harus ke gue?" Katanya dengan nada yang tidak bersemangat.
Sedangkan laki-laki yang menemaninya itu, menggeliatkan tangannya agar Nasya tidak menyandarkan kepala gadis itu ke bahunya.
"Jangan gerak,Vin.Bentar aja lo diem gini" Pinta Nasya kepada sahabatnya.Dia menggenggam tangan temannya itu dan memainkan jari-jarinya dalam genggaman mereka.
Nasya sendiri tidak sedang menangis.Hanya saja moodnya sedang tidak baik dan dadanya agak sesak ketika membayangkan Omanya yang selalu menyudutkannya dan selalu lebih membela Helen.
Tapi ada yang aneh rasanya.Biasanya Kevin pasti akan mengelus rambutnya untuk menenangkan dan membuat moodnya membaik ketika dia sedang merasa tidak baik
"Lo nggak ngelus rambut gue,Vin? Gue lagi butuh itu kayak yang lo lakuin biasanya." Tanya gadis itu masih dengan posisi bersender dengan bahu laki-laki yang menemaninya itu.
Setelah Nasya memintanya dia bisa merasakan rambutnya sedang dielus lembut oleh temannya itu.
Tidak lama kemudian,seseorang memandangi mereka dari arah samping bangku yang mereka duduki.Namun kehadirannya tidak disadari oleh kedua insan tersebut.Tanpa sadar dia langsung bertanya.
"Ca,itu lo sama siapa?"
"Kevin? Kok,lo berdiri di situ?" Nasya terkejut melihat Kevin yang ada dihadapannya.Bukannya orang yang disampingnya adalah Kevin?
Kemudian dia sadar bahwa berarti orang yang bersamanya adalah orang lain.Dengan cepat Nasya mendongak kepalanya untuk melihat orang yang menemaninya dari tadi.Ternyata dia kembali membuat dirinya memalukan di hadapan orang yang sama.
"Aduhh. Sorry banget ya,kak! Gue mikir tadi lo itu Kevin." Ucap Nasya yang merasa bersalah dengan rasa malu yang bercampur aduk.Dia merutuki dirinya yang melakukan hal bodoh di dalam hati.
"Nggak papa. Lain kali hati-hati" Balas Nathan dengan nada datar seperti pertemuan pertama mereka sebelumnya.Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu terhadap perilaku Nasya tadi.
"Sorry ya,Than. Maklum mata anak yang satu ini karatan." Kevin dengan Nathan sendiri saling mengenal. Karna ada beberapa event yang membuat mereka semakin dekat.
"Apaan sih lo,Vin! Mata gue nggak karatan!Gue mikir itu lo,karna hoodie sama badannya kelihatan sama. Lagian lo juga lama banget datengnya!" Gerutu Nasya yang tidak terima dengan ucapan Kevin.Dia sudah cukup malu sekarang pada Nathan.
"Makanya lain kali lihatnya yang teliti" Kata Kevin sambil menyentil dahi Nasya.Sedangkan Nasya memberikan tatapan sinisnya sebagai balasan ucapan temannya itu.
"Sekali lagi sorry ya,Kak. Duluan Kak!" Setelah mengatakan permintaan maafnya yang terakhir,gadis itu langsung pergi.
"Eh,Cha! Main tinggal aja lo. Entar salah orang lagi mampus lo!" Ujar Kevin tidak terima ditinggalkan Nasya. Padahal gadis itu tadi yang memintanya untuk datang. Sedangkan Nasya ingin mematikan Kevin yang makin membuatnya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUIPEC
Teen FictionIni kisah gadis yang memiliki hobi membuat puisi di senggang waktunya. Namanya Nasya Fidera Fortuna Wijaya. Hobinya itu mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang membuatnya jatuh hati. Pertemuannya dengan laki-laki itu bukan karna memiliki hobi ya...