12. Flashback

21 8 13
                                    

Eittttss sebelum baca, teken tombol bintang di sebelah kiri dulu!











     Udahh?

Oke deh selamat membaca.


sedekat apapun hubungan yang ada, bukan tidak mungkin kalau mereka bisa saja mengecewakan dan bahkan menghianati kita

- Nasya


Nasya cepat-cepat memasuki kelas. Dia datang lebih awal dengan tujuan mencari buku jurnal miliknya, setelah tadi malam ada orang yang mengirim pesan dan menyatakan kalau dia sedang membaca buku miliknya.

Nasya mencoba menghubungi si pengirim pesan tapi malah suara operator yang kunjung menjawab. Sebenarnya Nasya tidak yakin bisa menemukan bukunya. Tapi siapa tau orang semalam hanya membaca bukunya sebentar dan tidak berniat mengambilnya.

Sampai dikelas dia meletakkan tas dibangkunya. Dia mulai melihat lacinya dan merogoh isi laci meja tersebut. Berharap menemukannya tapi hasilnya tetap nihil.

Bahkan sekarang Nasya beranjak ke meja lain yang ada di kelasnya untuk memeriksa setiap meja. Yang dilakukannya memang tidak sepenuhnya benar. Karna memeriksa laci orang lain tanpa izin.

Namun kecemasan bukunya diambil dan orang yang mendapatkannya membacanya, jauh lebih besar. Menurutnya, buku yang sering ditulisnya tersebut banyak menceritakan perasaan atau pengalamannya dan dia tidak terlalu suka privasinya diganggu oleh orang yang tidak dikenalnya.

Saking serius mencari di setiap laci meja, Nasya sudah tidak sadar akan sekitarnya.

"Ngapain lo? Cepet amat datangnya." Tanya laki-laki yang menggunakan tas biru navy dipundaknya

Nasya terkejut mendengar suara yang masuk kedalam indra pendengarannya. Dia melihat siapa orang yang bicara tadi. Ternyata dia adalah Arga.

"Astaga, lo bikin gue kaget." Katanya sambil melihat Arga yang sudah duduk di salah satu bangku kelasnya.

"Maaf, maaf. Habis lo serius banget. Ngapain sih emang?" Arga penasaran apa yang dilakukan gadis tersebut.

"Nyari buku gue yang hilang."

"Buku apaan?" Tanya Arga kembali.

"Kepo lo! Lo sendiri ngapain masuk ke kelas gue?"

"Bukannya kepo atau gimana tapi kalau temen-temen  lo tau lacinya dibongkar-bongkar, pasti mereka nggak suka sama yang lo bikin."

Sadar akan peringatan laki-laki yang sudah duduk di salah satu bangku kelasnya, Nasya memberhentikan kegiatannya tersebut. Agra memang benar. Jika dia melakukan hal tersebut pasti teman-temannya akan terusik dan tidak suka dengan apa yang dilakukannya.

"Iya, iya tau. Rese banget lo! Sekarang gue nanya lagi kenapa lo ke kelas yang bukan tempat lo?"

"Jangan salah paham nih yee, gue kesini mau ngasih bekal untuk Gesha. Gue titip ke lo." Ujar Agra sambil menyerahkan bekal dari tasnya

"Ngasih ke orangnya langsung kok takut." Cibir Nasya.

"Bukannya takut nih yaa. Maaf-maaf aja, gue malahan berani ngasih langsung. Tapi orangnya belum nongol. Lagipula biar dia merasa uwuw atas suprise pagi-pagi yang gue kasih." Jelas Agra dengan pedenya.

"Iyain aja biar cepet lo keluar dari kelas gue."

Nasya mengenal laki-laki tersebut, karna katanya Gesha sedang menjalin pendekatan dengan Agra. Lagipula, dia kadang tidak sengaja bertemu dengan Agra. Seperti ketika sedang berada dirumah Kevin, laki-laki tersebut datang tanpa diundang. Itu membuat mereka mengenal dan jadi mengobrol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUIPECTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang