3.Pengingat Yang Lalu

120 78 76
                                    

Hari ini adalah jam kosong dikelas 12 IPA 2. Guru yang mengajar mereka sedang ada keperluan mengurus perlombaan yang akan diikuti oleh sekolah. Oleh karna itu kelas mereka seperti pasar sekarang dan selalu ada yang menjadi biang dalam keributan tesebut.

"Woii Gagang pintu! Bagi-bagi bisa kali,jangan makan sendiri!" kata Arga yang juga ingin makan coklat dari kolong meja Gevano.

"Lah gue yang duluan,lo yang sewot! Emang suka lupa anak kambing."

"Babang Pano aja ngebolehin,kenapa jadi kamu yang ngatur sih ayang!" kata Arfan yang sambil diikuti gaya centil ketika kembali meminta coklatnya.

"Ayang,ayang gigi lo! Jijik gue ngelihat spesies kayak lo. Gayanya merasa paling ganteng tapi coklat aja nggak pernah dapet dari cewe-cewe yang lo bilang klepek-klepek sama lo."

"Ishh kamu tuh nggak ngerti ya,mereka itu malu ngasih di kolong meja aku kayaknya takut ketahuan sama aku deh." Kata Arfan dengan gaya yang seolah berpikir.

"Bacottan lo kurang meyakinkan banget ya."

"Ishh aku kasih tau beb. Kalau mereka ketahuan ngasih sesuatu di kolong meja sama aku,mereka bukannya takut tapi malah nggak sanggup ngelihat ketampanan aku loh beb."

"Jijik sumpah. Pengen muntah gue lihat lo hidup di bumi. Mati aja lo sono sama bawa tuh sekalian coklat-coklat yang lo ngemis dari gue!

"Ishh nggak boleh gitu beb." Kata Arfan sambil mulai mencolek muka Arga.

"Jijik banget sih lo! Jangan deket-deket gue,sana lo pergi atau nggak gue kasih lo bom yang siap meledak khusus lo!"

"Bom apa sih beb? Bom yang bisa meladakkan hati aku ya?"

"Ok,nantangin lo ya? Rasakan jurus bom pelindung diri dari bancii gila dan menjijikkan kayak lo"

"Preeetttttttt." Terdengar bunyi yang keluar dan menghasilkan bau. Kalian pasti sudah bisa menebak apa,bukan?

"Ahh leganya"

"Ishh jorok banget sih lo gagang pintu! Hempas lo dari dunia ini."

Seisi kelas tak bisa menahan tawa melihat tingkah mereka. Mereka juga sudah biasa melihat tingkah kegilaan Arfan yang suka menjahili Arga. Jadi mereka juga  sudah tidak heran melihat tingkah kedua sejoli itu.

"Woii Vano,lo mau kemana?"

"Mau boker,mau ikut lo pada?"

"Nggak deh. Aku udah cape cium bau busuk,
pengennya di cium gagang pintu aja." Kata Arfan sambil melihat ke arah Arga

"Apa lo? Mau gue kasih bom lagi?" Kata Arga

********************************************

Gevano berjalan mengelilingi sekolah. Dia merasa bosan makanya dia memutuskan melihat-lihat sekolah yang masih beberapa hari di hadirinya. Sekarang tujuannya adalah perpustakaan untuk mendapatkan buku yang mungkin bisa cocok dibacanya dan menghilangkan kebosanan yang melandanya.

Ketika ingin memasuki ruang perpustakaan dia melihat sebuah kertas berwarna hitam yang menarik dirinya untuk membaca.

Kamu adalah bulan dan aku adalah matahari.
Kita sama-sama menjadi benda penerang,tapi tidak bisa saling menerangi

Kita tinggal di bumi tapi tidak ditakdirkan untuk bertemu di saat yang bersamaan.
Lantas,mengapa aku bodoh masih ingin berharap suatu saat kita bisa bersama?

Gevano mulai mencari tanda siapa yang menulis atau membuat kata-kata di kertas tersebut. Tapi hasilnya nihil,tidak ada nama atau tanda siapa pemilik kertas itu. Karena sibuk dengan mencari nama pemilik kertas itu,dia tidak menyadari orang yang sedang berjalan menghampirinya.

"Kak bisa minta kertasnya?" Kata perempuan yang pendek tapi memiliki wajah imut yang menghamipiri Gevano

"Ehh sory,ini punya lo ya? Gue tadi lihat di depan pintu makanya gue ambil"

"Iya kak. Saya dari tadi  lagi nyari itu, untung sekarang udah ketemu. Thanks ya kak."

"Sama-sama. Itu lo yang nulis?"

"Bukan kak, ini punya  kakak kenalan saya. Yang nulis dia bukan saya kak."Kata perempuan tersebut

"Tulisannya bagus. Gue suka."

Tidak sempat menanggapi pujian Gevano,gadis itu teringat kelas yang akan berlangsung.

"Saya permisi duluan ya kak.Soalnya saya udah mau masuk kelas lagi." Ucapnya dengan ramah dan senyum semanis mungkin.

"Oh,iya-iya.Hati-hati" Jawab Gevano.

Melihat tulisan tersebut tiba-tiba dia mengingat seseorang yang dulu juga sangat suka menulis. Dia juga sangat ramah padanya waktu masih mengenakan seragam putih biru.Namun sekarang berbanding terbalik.

"Kak itu punya aku." Kata gadis yang manis menghampiri Gevano

"Oh,ini punya lo? Tulisannya bagus."

"Makasih kak."

"Makasih untuk apa dulu nih,untuk pujiannya atau karna udah nemuin kertas punya lo?"

"Dua-duanya kak. Saya permisi duluan ya kak."

"Ehh,tunggu dulu."Menarik gadis yang barusan menjadi teman bicaranya Gevano

"Karna gue udah nemuin kertas lo ,bisa nggak imbalannya nolongin gue bikin puisi."

"Puisi untuk siapa kak?"

"Gebetan gue. Soalnya gue ngelihat dari kertas itu lo jago nulis puisi," kata Gevano dengan jujur "Anggap aja juga imbalan gue udah nemuin kertas lo.Bisa kan?"Tanya Gevano dengan harap

"Iya,bisa kak. Tapi ingat ya,aku bakal bantuin kakak,kalau kakak bisa jaga rahasia dari orang-orang kalau aku suka bikin puisi atau nulis." Itulah kalimat perintah yang dikeluarkan gadis yang bernama Nasya. Yang dulu pernah ramahpada Gevano

"Ok,nggak masalah. Gue nggak bakal ember." Sahut Gevano menjawab kalimat suruhan Nasya .

Mendengar jawaban itu Nasya mengacungkan jari kelingkingnya dan berkata "Janji?" lalu dibalas dengan acungan kelingking laki-laki tampan itu.

"Janji"

Ahh manis sekali jika mengingat Nasya yang dulu Gevano kenal. Berbeda dengan yang ditemuinya sekarang. Tapi dia tidak akan menyerah untuk mengubah sikap Nasya yang dulu kepadanya.

***********************************************

Mon maap ya guys segitu aja dulu,lagi mentok otak aku.Doain ide halu ku mengalir teruss dan kalian nggak bosen bacanya dan semakin banyak lagi yang tertarik untuk baca cerita Nasya dan Gevano. Jangan lupa tinggalin jejak di komen sama vote nya yaa.
Salam kecup dari aku😘

PUIPECTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang