9.Tumpangan

41 24 15
                                    

SEBELUM BACA VOTE DULU YAAA❤...

Karna vote kalian adalah semangat aku untuk ngenulis. Okee?







Hari ini Gevano merasa bahagia diatas kesiangan bangun paginya. Ternyata Dewi Fortuna sedang memihak padanya. Dia melihat Nasya dalam perjalanannya ke sekolah. Gadis itu sedang mendorong motornya yang mungkin sedang bermasalah.

Tanpa berpikir panjang dia langsung menghampiri,dengan menggunakan Si Rara. Alias nama motor kesayangannya yang selalu digunakannya.

"Motornya kenapa,Ca?"tanya Gevano berbasa-basi. Nasya yang tadinya sangat fokus atau mungkin terlalu lelah mendorong motornya sedikit terkejut laki-laki itu beriringan dengannya.

"Lo nggak lihat apa?" Jawabnya dengan ketus. Sepertinya gadis itu menjadi lebih sensitif, mungkin dikarenakan kelelahan mendorong motornya.

"Aku nanya baik-baik loh. Tapi kalau emang kamu nggak mau aku nolongin,nggak papa sih.Padahal aku mau nawarin bantuan." Gevano berpura-pura hendak melajukan si rara motor kesayangannya.

Nasya mulai berpikir kalau dia mendorong terus motornya,bisa gila dirinya. Apalagi sudah sedari tadi dia mendorong motor Matic yang menjadi alat transportasinya hari ini ke sekolah.

"Ehh tunggu."

"Kenapa Cha? Tanyanya yang merasa senang, karna usahanya membuat Nasya mau dibantu oleh dirinya. Tapi Gevano tidak terlalu menunjukkan rasa senangnya.

"Bantuin gue." Ucap Nasya dengan nada ketus.

"Setau aku ya kalau orang minta tolong pasti ngomongnya baik-baik. Bukannya ketus." Goda Gevano.

Nasya yang merasa memang membutuhkan bantuan dari Gevano, menghembuskan napasnya untuk sabar.Lalu mengubah nada bicara ketusnya tadi dengan lebih lembut.

"Bantuin gue yaa."

"Nah gitu. Bentar aku lihat apa yang salah sama motornya." Gevano turun dari motornya dan beranjak mendekati motor Matic gadis itu.

"Kayaknya harus dibawa ke bengkel, Cha."

Nasya yang mendengarnya semakin bingung. Sebentar lagi waktu masuk sekolah dan bengkel sekitar sini tidak ada. Sialan memang nasibnya hari ini. Dia sudah sangat senang ketika adiknya tidak menggunakan motor itu dan lebih memilih diantar oleh papanya. Apalagi dia sudah sampai belajar menggunakan motor tersebut. Tapi ketika gilirannya menggunakan motor malah hanya untuk membawanya ke bengkel.

"Udah jamnya masuk lagi. Apes banget gue!"

"Gini aja aku telpon yang bisa servis motor kamu biar bisa langsung dibawa ke bengkel juga.Terus berangkatnya bareng aja. Gimana?"

"Nggak,Makasih. Lo cukup telpon tukang bengkelnya kesini. Gue berangkat make ojek online aja."

"Ya udah, aku telpon. Tapi kamu yakin make ojek online,Cha?"

"Yakinlah! Dari pada sama lo!"

Mendengar jawaban gadis itu dia langsung menelpon tukang bengkel yang bisa menolong motor Nasya. Kalau masalah Nasya tidak mau bersamanya itu pasti akan gagal. Karna sebentar lagi akan masuk, jadi mana sempat gadis itu mendapatkan tukang ojek.

PUIPECTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang