2.Pembicaraan Kedua Kalinya

153 89 93
                                    

Hari ini hari Senin, dan sudah kalian tau bahwa seluruh sekolah Indonesia pasti mengadakan upacara. Namun bagi para murid kebanyakan, ini adalah hari yang dibenci. Tidak terkecuali dengan Nasya. Hari senin menurutnya adalah hari koperasi sekolah dapat banyak rezeki karna kebanyakan murid lupa membawa topi. Seperti dirinya sekarang,dia lupa membawa topi padahal tadi dia sudah menyiapkan topi keramat itu tadi malam namun berakhir dengan ketinggalan.

"Tin,buruan bisa nggak sih? Lo mau gue dihukum karna nggak ada topi?" kata Nasya karna jengkel dengan Titin yang memperlambat waktu mereka untuk pergi ke koperasi.

"Sabar anjir. Gue pake topi dulu,biar nggak usah balik kelas lagi nanti. Mager gue kalau balik lagi ke kelas ngambil topi." Jawab Titin yang sedang mengambil topinya. "Kuy berangkat ke koperasi, nanti keburu mulai upacaranya." Setelah mendapatkan topinya.

"Dari tadi gue kayaknya ngomong gitu." Jawab Nasya yang jengkel.

************************************

Untung saja Nasya segera membeli topinya tadi, kalau tidak dia akan dihukum maju ketengah lapangan. Baginya perempuan dihukum ditengah lapangan itu sangat memalukan.

Sekarang,dia sedang ingin sekali cepat-cepat ke kelas karna kakinya sudah lelah berdiri mendengar omongan pidato Kepala Sekolah yang tidak kunjung selesai. Sudah berapa kali dia mengangkat dan menghempaskan kakinya untuk menghilangkan rasa pegalnya. Untung saja dia berada di barisan tengah sehingga dia bisa sedikit bebas bergerak.

"Pak kepsek, kenapa kalau ngoceh lama banget sih? Nggak tahan kulit gue kena matahari,sayang skincare yang gue pake." Keluh Gesha yang berada di sebelah barisannya

"Iya, kaki gue juga udah pegel. Nggak tahan lagi gue." Jawab Nasya

"Udah, kita harus kuat. Lagipula kita harus memanfaatkan keadaan ini untuk mendapatkan pemandangan cogan."

"Lo mah cowo mulu!"

"Issh nggak boleh gitu Ca, kita juga harus bisa tetap memanfaatkan kelelahan untuk menambah keuntungan. Contohnya bagi kebahagiaan mata." Kata Gesha.

"Serah lo deh."

"Btw kan Ca, itu murid barunya ternyata ganteng banget. Kenapa lo bilang b aja coba ciptaan Tuhan yang indah itu?" kata Gesha

"Lah,kan itu menurut gue. Lagipula lo nggak males punya cowo ganteng apa?"

"Ngapain malas coba, justru gue bahagia bisa cuci mata tiap hari."

"Iya cuci mata tiap hari, tapi makan hati juga lo tiap hari." Kata Nasya yang heran dengan Gesha.

"Lo kan enak udah pernah dapat yang ganteng. Walaupun cuma sekali pacaran tapi lo langsung dapat yang berkualitas."

"Malah setelah ngerasain itu, nggak mau lagi gue punya cowo yang banyak cewe naksir. Lebih baik yang manis terus dia rapi lagi dan berwawasan pengetahuannya, intinya yang biasa-biasa ajalah tapi punya kharisma dan nggak biang onar apalagi kalau dia orangnya care banget, langsung cinta gue." Jelas Nasya dengan lengkap.

Memang semenjak Nasya pernah berpacaran untuk yang pertama kalinya, dia tidak ingin mencari tipe yang goodlooking. Malah dia ingin mencari yang goodattitude. Selain itu juga alasannya karna mantannya dulu goodlooking, banyak sekali yang mendekati doinya dan ingin menghancurkan hubungannya. Sehingga kejadian yang ditakutinya akhirnya terjadilah. Mantannya selingkuh.

Memang sih itu semua tergantung pasangan kita, tapi semenjak itu dia tidak lagi ingin mencari yang tampan. Cukup yang biasa saja, tapi memiliki hati yang baik dan peduli. Namun biasa saja yang dia maksud juga olehnya adalah laki-laki yang bernampilan rapi dan bisa tetap mengeluarkan kharismanya walaupun mungkin fisiknya tidak begitu tampan.

"Iya deh, emang selera masing-masing orang itu beda. Tapi Ca, murid baru itu ngeliatin kesini mulu. Dia ngelihatin gue apa lo? Atau gue yang salah?"

"Nggak mungkinlah, salah kali lo." Kata Nasya menyangkal pertanyaan Gesha

"Udah kita jangan ngomong lagi, Bu Hesty nanti ngeliatin kita kalau ngomong mulu." Kata Nasya yang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

*******************************************

"Hei Nasya! Sini kamu!" ucap seorang guru yang parasnya sangar dan berumur lima puluh tahunan itu.

"Ada apa ya pak?" tanya Nasya.

"Tolong kamu antarkan murid baru itu ke kelas 12 IPA 2! Bapa soalnya dipanggil Kepala Sekolah untuk ngurus sesuatu. Jadi harus pergi sekarang," Kata Bapak Herman. "lagipula guru-guru lain sudah masuk untuk mengajar,bapak bingung minta tolong siapa."

"Tapi pak, saya juga udah mulai kelas." kata Nasya

"Tidak apa-apa, nanti Bapak yang bilang ke guru yang ngajar dikelas kamu."

"Baik,pak." Dengan berat hati Nasya terpaksa setuju.

Akhirnya sekarang Nasya harus mengantar Gevano ke kelasnya. Dia sangat malas untuk mengantar satu laki-laki ini. Tapi tidak mungkin dia membantah omongan Pak Herman, bisa-bisa habis nilainya.

"Gak nyangka ya kita ketemu lagi Ca. Aku seneng bisa ketemu kamu lagi" Gevano membuka suara.

"Gue nggak tuh. Oh iya, gue nggak tau kenapa harus ketemu lo lagi, tapi gue minta lo bersikap seolah-olah nggak kenal waktu di sekolah!" ucap Nasya yang tidak memperdulikan perasaan Gevano yang sekarang terkejut dan sakit mendengar ucapan dan sikapnya Nasya yang ketus.

"Tugas gue udah selesai nolongin lo. Kelas lo yang depan dan sebagai imbalan nolongin lo, lakuin apa yang gue minta tadi!" Ucap Nasya dan berjalan meninggalkan Gevano. Namun berbanding terbalik dengan Gevano yang masih berdiri menatap punggungnya Nasya yang semakin menjauh.

***************************************

"Kamu mau ngomong sama aku,Ca?" tanya Gevano yang merasa senang karna Nasya mengajaknya berbicara.

"Lakuin apa yang gue minta bisa nggak sih?"
Jangan sampai sikap lo yang kayak gitu, bikin hidup gue nggak tenang!" ucap Nasya to the point pada laki-laki yang menjadi lawan bicaranya.


"Emang aku ngelakuin apa sih, Acha?" tanya Gevano dengan lembut.

"Jangan pura-pura bego deh lo! Temen gue ngelihat lo ketahuan ngelihatin gue. Jangan sampai sikap lo yang gitu, mereka jadi mikir kita saling kenal." Kata Nasya yang sangat ketus pada Gevano.

"Kita kan emang saling kenal, Ca. Lagipula kamu kalau mau minta tolong sama aku jangan make gue-lo, aku nggak suka. Ngomong kayak kamu ngomong ke aku dulu"

"Nggak usah bawa yang dulu-dulu. Dari dulu aja mulut lo nggak pernah nepatin janji sampai sekarang. Cukup lakuin aja apa yang gue bilang." Kata Nasya yang mulai berjalan meninggalkan laki-laki itu.

Tapi dia kembali menghadap Gevano dan berkata, "Satu lagi jangan manggil gue Acha!bItu hanya orang-orang terdekat yang bisa manggil gue gitu, dan lo kayaknua bukan orang terdekat dan ngenal gue!" ucap Nasya sebelum benar-benar pergi.

Dengan diakhiri penekanan kata-kata pada Gevano, serta arti perkataannya yang seolah-olah mengatakan Gevano tidak pernah berarti dalam hidupnya.

***************************

Aku tau mungkin bakal dikit yang baca,tapi semoga kalian suka yaa.

Btw tinggalin jejak kalian di kolom komentar sama vote yaaa.
Salam kecup dari akuu😘
See you next part

PUIPECTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang