7.Anak Emas

75 45 52
                                    

"Yo,lo temenin gue ya ke toko buku.Mau beli novel yang ngasih tutor gimana ngejar jodoh" Pinta Geby sambil memasukkan buku-bukunya kedalam tas. Karna kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah selesai.

"Ogah! Gak bakal mau gue apalagi kalau ke toko buku" Tolak Fio dengan mentah-mentah.Karna dia tau Gaby sangat suka membeli hal yang tidak perlu dibeli dan melenceng dari tujuan awalnya.

Contohnya adalah dimana gadis itu berniat membeli novel,tapi tiba-tiba tanpa disengaja ikut juga membeli barang-barang yang menurutnya lucu tapi tidak berguna.Sebenarnya tidak papa. Tapi yang dibencinya adalah ketika dia meminta sarannya untuk memilih  tapi ujungnya tidak didengarkan.Lalu diakhiri dengan berjam-jam untuk memilih-milih banyak barang dan hanya satu yang jadi dibeli.

"Nggak ada penolakan! Kalau lo nolak gue bakal ngadu sama nyokap lo."

"Ngadu aja,nggak takut gue!" Tantang Fio terhadap ancaman sahabat perempuannya itu.Lalu di kenakan tas hitam yang menjadi kesukaannya itu dan berjalan keluar.

Melihat Fio berjalan keluar untuk pulang dan meninggalkannya,Geby mengikuti dari belakang dan berkata "Ohh nggak takut.Ya udah gue tinggal bilang lo pergi ke club kemarin sama your nyokap nanti."

Mendengar itu Fio menghentikan langkahnya. Kalau sampai Geby mengadu dengan mamanya bisa habis dirinya. Padahal semalam dia hanya menolong orang sialan yang menjadi teman abangnya Kevin.Karna membantu  teman abangnya yang bernama Arfan,dia menjadi kesusahan.

Minuman alkohol yang dipegang Arfan mengenai bajunya.Datanglah Geby kerumahnya pagi hari tadi.Lalu seperti biasa Geby langsung masuk kekamarnya berpikir dia belum bangun. Sedangkan dia mengambil makanan didapur untuk sarapan.Geby melihat baju yang tergeletak dilantai berniat memindahkan ke dalam keranjang baju kotornya.Disitulah dia mencium aroma menyengat.

Lalu sebuah kertas terjatuh dari kantong bajunya itu.Dimana tertulis nomor perempuan yang mabuk menggodanya tadi malam,ketika mengantarkan Arfan sialan.Ditambah lagi tulisan di kertas itu adalah "Open BO" semakin membuat dirinya seolah-olah melakukan hal yang aneh-aneh kemarin malam.

"Bilang aja. Nyokap nggak mungkin percaya gitu aja apalagi anaknya gue bukan lo" Fio tetap mempertahankan omongannya.

"Iya sih nggak mungkin sih.Tapi gimana ya kalau gue tunjukin nomor cewe yang lo goda di club semalem."

"Bilang aja.Lagipula itu bukan nomor cewe dari bar kayak yang lo pikirin bego!" Ucap Fio yang tetap mengotot untuk tidak menuruti permintaan Geby.

"Iya juga sih tapi Bang Arfan kan ada di lokasi kejadian.Pasti dia juga bilang lo emang ke club semalem" Mendengar perkataan Geby dia mulai ragu.Karna teman abangnya itu memiliki nalar yang rendah.

Sering kali dia sudah membantunya tetapi imbalannya adalah hal-hal yang tidak menguntungkannya.Seperti ancaman Geby,dia pasti akan mendukung sahabat perempuannya itu bukan malah menolongnya.Memang sialan.

Mengapa kalau teman abangnya itu mabuk harus dia yang selalu dihubungi.Lalu abang sialannya pun tidak ada berniat untuk membantu temannya tersebut.Entah karna dia lelah menolong temannya yang gila atau memang keduanya berniat menggangu ketenangan hidupnya.

"Udah nggak usah banyak mikir lagi.Emang lo harus nemenin gue cari novel." Ucap Geby merangkul Fio dan menariknya untuk pergi.

*********************************************

Nasya benci pergi ke tempat yang Mamanya inginkan dia untuk ikut menemani.Masalahnya bukan karna tempatnya yang tidak bagus.Karna dia tidak pernah mempermasalahkan tempat,selama orang yang didalamnya tidak salah tempat untuk membicarakan dan membandingkan dirinya.

PUIPECTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang