depravity
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤjeongin membereskan meja makan setelah mertuanya kembali pulang ke las vegas. kedua orang tua hyunjin pulang dengan senyuman senang tanpa raut khawatir. jeongin sebenarnya lega karena tidak harus membuat mertuanya khawatir. walaupun ia harus selalu berbohong kepada mertuanya itu. jika tidak, hyunjin akan semakin membencinya karena pria itu yang akan mendapat masalah.
saat sudah selesai merapikan pantry beserta meja makan, jeongin beranjak ke kamarnya dan mendapati hyunjin yang sedang bercermin sembari memasang dasi pada kerahnya. hasilnya terlihat agak berantakan, namun jeongin tidak berani untuk membantu merapikan. ia bukan seorang istri di mata hyunjin.
tanpa mengatakan apapun, pria tampan itu meninggalkan jeongin dengan wajah angkuhnya. bahkan melirik jeongin saja tidak, seolah si manis hanyalah sebuah ilusi. jeongin menghela nafasnya lalu memutuskan untuk bersiap ke tempat kerja sebelum terlambat.
karena tempat kerjanya memang tidak terlalu jauh, jeongin hanya harus menaiki bus sampai dua halte berikutnya dan bus itu akan berhenti di halte dekat café. ia tidak masalah jika setiap hari harus berangkat dan pulang menggunakan bus. lagipula hal ini sudah lama tidak ia rasakan semenjak ia dilarang menaiki bus oleh kedua orang tuanya.
suasana di café masih begitu sepi karena jam baru menunju ke angka delapan, sedangkan café dibuka jam sepuluh. hanya ada beberapa staf yang sedang membersihkan café. jeongin meminta maaf saat ia harus menginjak lantai yang baru saja dibersihkan. Ia memasuki pantry dan mendapati eric yang sedang mengobrol dengan felix. chef dan barista itu seketika berhenti mengobrol saat kedatangannya karena kini mereka berdua tersenyum menatap jeongin yang kembali masuk kerja.
“mertuamu sudah pulang berarti ya?” tanya eric sembari memperhatikan jeongin yang sedang menyimpan tasnya dan mengambil seragam chef dari dalam lokernya.
“ya begitulah, mereka segera pulang ke las vegas” jawab jeongin yang berlalu ke dalam ruang ganti di dalam pantry itu untuk memakai seragamnya. kemudian ia kembali dengan pakaian putih beserta topi khas seorang chef yang membalut surai cokelatnya.
jeongin terlihat sangat manis ketika ia sedang memakai seragamnya. felix dan eric mengakui itu dan menyayangkan jeongin yang sudah menikah. andai saja pria manis itu masih lajang, pasti mereka akan berebut untuk mendapatkan jeongin.
“ini perasaanku saja atau memang kau semakin berisi ya, jeong?” tanya felix saat memperhatikan lekuk tubuh jeongin yang terbalut baju putihnya itu. bahkan baju chef yang awalnya terlihat sedikit kebesaran, kini terlihat sangat pas membungkus tubuhnya.
“aku memang gemukan” gerutu jeongin sembari mengerucutkan bibirnya lucu, membuat eric tertawa gemas dan felix yang tidak tahan untuk mencubit pipi gembil itu.
mereka memulai bekerja saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. felix keluar pantry dan sibuk dibar minuman, sedangkan eric dan jeongin tetap didalam pantry dengan meja dapur yang berbeda.
eric menoleh ke belakang untuk melihat jeongin yang sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan pastrinya. meja pantry mereka hanya dipisahkan oleh satu meja panjang ditengah. khusus Eric memang lebih besar karena ia adalah seorang kepala chef atau chef utama.
“kudengar kau menikah dengan pengusaha sukses ya?” tanya eric yang terdengar sangat pelan seperti hembusan angin, namun jeongin dapat mendengarnya karena keadaan pantry lumayan sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
depravity: hyunjeong.
Fanfictionjika diberi pilihan, jeongin sangat tidak ingin hidup dengan seorang lelaki bejat yang memperlakukannya layaknya sampah.