depravity
pagi ini jeongin terbangun agak siang, tidak seperti biasanya ia bangun jam 8 karena biasanya jam 6 ia sudah membuka mata rubahnya yang indah. pria mungil itu memasuki toilet yang tersedia didalam kamar untuk menyikat gigi dan membasuh wajahnya. ia bercermin sebentar memperhatikan wajah manisnya yang terpampang di cermin wastafel.
"aku tidak terurus oleh suamiku tapi mengapa tetap gemuk?" monolognya mengeluh saat melihat pipinya yang sempat tirus itu kembali tembam dan tubuhnya yang sedikit berisi. namun ia tidak peduli dan memutuskan untuk segera sarapan karena perutnya sudah keroncongan.
jeongin mengeluarkan dua potong ayam yang terbungkus kertas diatas piring dan juga jus jeruk dari dalam lemari pendingin. meletakan semuanya diatas meja pantry, kemudian menyiapkan kompor. selagi menggoreng dua potong paha ayam dengan mentega, jeongin mengemut sendok yang penuh dengan selai kacang. tadi ia sempat membuat roti isi kacang.
setelah ayamnya matang, ia berjalan malas menuju meja makan. sudah hampir dua minggu ia sarapan sendiri karena hyunjin tidak kunjung pulang ke apartemen. jeongin tidak berani untuk mengusik kegiatan suaminya itu walaupun dalam hatinya ia sangat rindu. tetapi setidaknya hyunjin meninggalkan blackcard-nya di dalam nakas. secara tidak langsung pria itu masih bertanggung jawab pada istrinya yang ia tinggalkan ini. yah, walaupun jeongin yakin kartu hitam berisi ratusan juta uang itu tidak sengaja tertinggal.
tapi hyunjin tidak peduli karena masih banyak kartu seperti itu didalam dompetnya. entahlah jeongin harus bersyukur atau bersedih telah menikah dengan seorang pengusaha kaya raya namun kejam sepertinya.
ditengah acara makannya, jeongin merasakan ada yang aneh pada ayamnya. ia baru memakan satu potong paha ayam, dan ayam itu tidak bermasalah. terasa enak dan normal saja. namun tidak dengan bagian yang ini, membuat jeongin memberhentikan kunyahannya. dengan kening mengkerut, jeongin merobek daging ayam itu hingga tulangnya terlihat. dan ia terkejut saat mengetahui ayam itu belum matang seluruhnya karena bagian dalamnya masih memerah.
melihat itu, reaksi tubuhnya dengan tiba-tiba merasakan mual. dengan secepat kilat jeongin berlari dari ruang makan menuju toilet yang berada didekat ruang tengah.
jeongin bersimpuh didepan kloset seraya memuntahkan makanan yang baru masuk kedalam perutnya. hingga sisa-sisa makan malam pun ia muntahkan, dan tubuhnya terasa lemas. ia sudah bernafas lega ketika mulutnya berhenti memuntahkan isi perut. setelah membilas kloset, jeongin kembali menggosok gigi dan membasuh wajahnya di wastafel. sesekali menggeleng karena kepalanya terasa pusing saat berjalan menuju kamar.
"hwi, sepertinya aku izin hari ini. aku tidak enak badan" ujar jeongin dengan suara lemasnya, kini ia sedang berbaring diatas ranjang empuknya. sambil menelfon rekan kerja sekaligus sahabatnya. ah ya, sebulan terakhir jeongin habiskan untuk bekerja disebuah café milik rumah sakit tak jauh dari gedung apartemennya. ia menjadi chef pastry di café itu karena kegemarannya dengan makanan-makanan manis.
setelah mendapat izin dari temannya itu, jeongin memutuskan untuk kembali tidur. badannya lemas sekali dan ia sudah tidak ada mood untuk makan. jadilah ia memutuskan untuk beristirahat minimal sampai jam makan siang nanti.
○○○
setelah mandi, jeongin memutuskan untuk membersihkan apartemen miliknya dan hyunjin ini. saat ini sudah pukul sebelas dan sebentar lagi masuk jam makan siang, jeongin juga sudah kembali merasa lapar karena perutnya memang masih kosong. dengan kaus dan celana training, jeongin membersihkan kamarnya sebagai rutinitas sehari-hari. jeongin tidak pernah absen bersih-bersih walaupun ia harus bekerja, menurutnya bersih-bersih tidak membuat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
depravity: hyunjeong.
Fanfictionjika diberi pilihan, jeongin sangat tidak ingin hidup dengan seorang lelaki bejat yang memperlakukannya layaknya sampah.