“kak, kok aku baru sadar? kakak gak bawa gitar?” tanya mashiho yang cukup lama hanya membisu dengan junkyu
junkyu menyesap teh hangatnya, dia memang tak di sengaja membawa gitar kesayangannya itu, karena tujuannya kemari bukanlah untuk mengajak mashiho bernyanyi atau belajar gitar, melainkan hal lain
“kamu pingin nyanyi?” mashiho mengangguk cepat “ya udah, anterin kakak ambil gitar di kost” ujar junkyu lalu bangkit dari sofa ruang tamu
“kakak ngekost?” tanya mashiho yang otomatis menghentikan langkah junkyu “ya, kenapa?” mashiho ikut berdiri kemudian mendekat ke arah junkyu “emang rumah kakak dimana? kenapa ngekost? bukannya banyak apartemen disini?”
“kapan-kapan kakak jawab, ayo” jawab junkyu dingin, lalu kembali melangkahkan kakinya ke luar rumah, mashiho melihat junkyu dengan merasa aneh, mengapa junkyu terlihat sedikit berubah?
“ikut nggak? ya udah, mending kakak pulang, makasih teh nya” sahut junkyu yang sudah menaiki motor hasil kerja kerasnya di halaman depan rumah mashiho “eh! iya kak! bentar aku kunci pintu dulu!”
awal perjalanan mereka hanya saling diam, namun ditengah-tengah perjalanan mashiho melontarkan pertanyaan menghapus keheningannya dengan junkyu “kakak umur berapa? kakak sekolah dimana?”
“tadi kakak bilang apa? kapan-kapan kakak jawab” sontak mashiho kembali terdiam “t-tapi kak, pertanyaan mashi kan beda”
junkyu mendengus kesal, kemudian menepi dan memberhentikan motornya, membuat pemuda mungil yang sedang ia gonceng kebingungan “k-kenapa berhenti kak?”
“ayo makan disini, kakak traktir” ucap junkyu lalu kembali menjalankan motornya untuk parkir didepan kedai makan favoritnya, tempat yang sebenarnya ia tentukan untuk memulai sesuatu hubungan dengan mashiho
“turun” perintah junkyu dengan masih dingin, mashiho mengangguk pelan kemudian turun dari motor junkyu
junkyu membantu melepas helm mashiho, lalu meraih tangan mashiho untuk ia genggam dan menggandengnya masuk kedalam kedai, namun mashiho malah mengerucutkan bibirnya sebal, tingkah junkyu manis tapi mengapa nada bicaranya dingin?
“pesen apa?” tanya junkyu pada mashiho setelah mereka duduk dikursi favoritnya “kakak kenapa?” junkyu mengangkat satu alisnya “mau pesen apa?” tanyanya mengulang lagi
mashiho menggelengkan kepalanya “kakak kenapa?” tanya mashiho yang masih sama, membuat junkyu menahan rasa geramnya “mau takoyaki?” mashiho langsung mengangguk senang “tapi kak junkyu kenapa?”
“minumnya?” potong junkyu mengalihkan topik, tatapan mata mashiho beralih melihat menu yang terpampang di meja, pemuda itu terdiam sebentar untuk berpikir “kakak kenapa?”
junkyu menggeram lalu memutar bola matanya malas “habis ini pulang aja ya? gak mood” ujar junkyu kemudian berdiri untuk memesan makanan
mashiho mengigit bibirnya, mencoba menahan air matanya yang sedikit lagi mengalir keluar, apa junkyu seperti ini karena hal yang tadi?
“kak junkyu gak mungkin suka sama aku” gumam mashiho pelan sambil meremat bajunya
junkyu kembali mengantarkan mashiho pulang setelah pesanan makanan mereka datang, dua porsi takoyaki dan dua botol clear drink yang mereka beli di supermarket sebelah kedai
mashiho menopang dagunya di bahu junkyu, membuat sang dominan sedikit merasa bersalah pada sifatnya tadi
“kenapa gak jadi ngambil gitar kak?” tanya mashiho lalu memeluk badan junkyu tiba-tiba “k-kan kakak bilang gak mood” jawab junkyu menahan gugup
“aku tau kakak marah, masalah tadi kan? itu beneran temenku, cuman dia lebih tua dari aku, tadi cuman ngobrol bentar soalnya aku mau kenalin dia ke kak junkyu tapi-”
“buat apa marah? siapa yang marah? masalahnya juga bukan itu” potong junkyu berpura-pura tegar “oh, aku k-kira kak junkyu marah karena itu, aku terlalu ngarep ternyata”
mereka kemudian terdiam, hingga perjalanan mereka sampai di tujuan, rumah mashiho
“makasih banyak kak, bentar takoyakinya aku keluarin dulu” junkyu baru saja akan menolak dan memberikan semuanya untuk mashiho, tapi hujan lebih dulu turun dan bersuara
“loh hujan? AH! JEMURANKU!” teriak mashiho panik kemudian segera berlari kebelakang rumahnya, junkyu ikut berlari menyusul mashiho mengangkat jemurannya
hujan turun sangat deras, alhasil mashiho harus mencuci semua pakaiannya kembali, ia dan junkyu hanya membawa beberapa pakaiannya, sisanya masih tertinggal diluar, basah di guyur air hujan
“hiks, aku udah cuci ini semua kemarin, kenapa sekarang hujan sih? nanti aku pake baju apa? aku udah sia-sia cuci semuanya, kenapa hujannya turun tiba-tiba? kenapa turunnya harus deres banget kayak gini? apa gak bisa pelan-pelan dulu?”
junkyu menahan gemasnya mendengar ocehan mashiho, perlahan tangannya terangkat untuk mengelus lembut surai si pemuda mungil
“sabar dek, hujan itukan karunia buat alam, nanti kakak pinjemin baju kok, kakak bantu kamu cuci baju juga deh” mashiho mengangguk senang kemudian berhambur memeluk tubuh jangkung junkyu, menenggelamkan wajah imutnya di dada lebar junkyu
“kalo kak junkyu suka aku, emm... ya udah! aku juga suka kak junkyu! semoga perbedaan di antara aku sama dia gak akan bisa ngepisahin kita! ayo kita berjuang bareng kak!” batin mashiho sembari menghirup aroma tubuh pemuda yang akan menjadi miliknya, semoga saja
●●●
hei shipper mashikyu! ayo pencet bintangnya! ☆ kok banyak revisi revisi :) frustasi gak bisa di pub :)

KAMU SEDANG MEMBACA
♞ϟ - hajimete ˓★﹆
Chick-Lit© BΞBΞƬℜ∆̲VIֆ 𖣯🎹 ◗𖦆♩k𝐈m. 𝐉unk𝐘𝐔 𖣠 t𝐀k𝐀. ᥉h𝐈h𝐎. ִ࣪⫘࣪⫘࣭⫘࣪⫘࣭⫘࣪⫘࣭⫘࣪⫘࣭⫘˓ ─̸ ࣪ ⋆ ࣪ ❝dek 143, meaning. ayo tebak, kalo bener kakak kasih hadiah.❞ ➥﹗🔝stop plagia(t)risme ﹗ 𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃𝄃...