20.

253 72 130
                                    

Happy Reading!

Three days later.

"Aileen."

"Iya."

"Aku menyukaimu." ucap Kai dengan ekspresi tenang, sorot matanya terpancar sangat serius ketika mengucapkan kalimat tersebut.

Aileen tertegun sejenak, ia menatap Kai yang kini berada dihadapannya,"aku juga---"

"Sebagai teman." potong Kai tanpa mau mendengarkan jawaban gadis itu.

"A-apa?" ujar Aileen terkejut.

"Aku menyukaimu sebagai teman. Iya, seperti itu."

Aileen merasa seperti dunianya runtuh. Mendengar pengakuan secara langsung dari orang yang sangat ia cintai, membuatnya sesak.

"Aileen?"

Gadis itu membuyarkan lamunannya, kemudian menatap Kai seraya tersenyum tipis,"bagaimana jika aku menyukaimu lebih dari teman?"

"A-apa maksudmu?" tanya Kai mendadak terbata-bata.

Aileen menghembuskan napas pelan, kemudian kembali menatap Kai dengan berani,"sejujurnya aku sudah lama menyukaimu, tapi bukan sebagai teman. Oppa, aku yakin kau pasti tahu maksudku."

"Sejak kapan?" tanya Kai berusaha tenang, meskipun pikirannya merasa cemas.

"Sejak pertama kali aku melihatmu di Kamong Cafe." ucap Aileen jujur.

"Saat hari dimana aku mengajakmu berkenalan?" tanya Kai memastikan.

Aileen menggeleng,"jauh sebelum itu."

Kai nampak berpikir, mengingat apakah ia pernah bertemu dengan gadis itu sebelum perkenalan mereka.

"Kau sungguh tidak ingat?"

Pria itu terdiam, tidak bisa memikirkan jawaban yang pas untuk Aileen.

Melihat respon Kai, Aileen menghela napas pelan,"maaf,  jika pernyataanku membuatmu terbebani. Kau bisa melupakannya."

"Aku---"

"Maaf, Oppa. Aku harus bekerja sekarang." potong Aileen cepat, ia tidak mau mendengar penolakan pria itu secepat ini.
Setidaknya, ia harus bersiap lebih dulu.

"Aileen, dengarkan aku dulu."

Gadis itu menggeleng,"nanti saja." kemudian segera berlari meninggalkan Kai, yang sama sekali tidak tahu harus berbuat apa.

*****

"Hei, apa yang kau pikirkan?"

Aileen menoleh saat Doyoung menyentuh pundaknya,"tidak ada."

"Kau tidak fokus seharian. Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Doyoung seraya duduk disamping gadis itu.

"Doyoung-ah." panggil Aileen dengan nada pelan.

"Hm?"

"Apa aku harus menyerah saja?" tanyanya merasa bimbang.

"Apa yang kau bicarakan?" ujar Doyoung tak mengerti.

Aileen bungkam, pikirannya dipenuhi oleh percakapannya dengan Kai. Tidak salah jika pria itu hanya menganggapnya sebagai teman, tapi justru perasaannya inilah yang salah.

Apa seharusnya ia tidak mengungkapkan perasaannya? Kai pasti terbebani dengan itu.

"Nanti sore kau ada waktu luang?" tanya Doyoung setelah gadis itu terdiam beberapa menit.

Aileen mendongak,"iya."

"Aku ingin mengobrol denganmu. Kau mau?" tanya Doyoung sembari menoleh.

"Tentu saja, aku butuh pengalihan."

Doyoung tersenyum,"aku akan memberikan alamatnya padamu."

****

"Kamong Cafe?" guman Aileen saat menyadari arah yang ia tuju. Gadis itu menyimpan ponselnya didalam tas, kemudian segera memasuki Cafe dan mencari keberadaan Doyoung.

"Aku sudah memesannya untukmu."

"Gomawo." balas Aileen sembari duduk dihadapan pria itu.

Doyoung mengangguk seraya tersenyum.

"Kenapa kau tiba-tiba mengajakku kemari?"

"Akan ku bahas nanti, sekarang habiskan dulu ini." balas Doyoung seraya menunjuk beberapa makanan yang sudah ia pesan sebelum gadis itu datang.

Aileen mengangguk, dan mulai menikmati makanannya ditemani obrolan-obrolan kecil dari Doyoung.

"Aileen-ah, apa kau ingat pertemuan pertama kita?" tanya Doyoung seraya tersenyum kecil.

Gadis itu mengangguk,"didepan gerbang rumah."

"Mwo? Anniya, itu kedua kalinya kita bertemu." balasnya mendadak merasa bingung

Aileen menatap pria itu tak mengerti,"apa maksudmu? Kita bertemu untuk yang pertama kalinya, saat aku menelponmu untuk menyewa."

"Dengar, disinilah tempat kita bertemu." ujar Doyoung serius.

"Aku memang sering kemari, tapi sama sekali tidak pernah melihatmu."  balas Aileen tak yakin dengan apa yang pria itu ucapkan.

"Kau berdiri sana, dan aku baru saja masuk. Ingat beberapa gadis menghalangi jalanku?" ujar Doyoung sembari menunjuk tempat dimana gadis itu dulu berdiri, seraya menunggu pesanannya.

Ingatan Aileen terlempar pada saat pertama kali ia datang kemari. Yang dikatakan Doyoung, memang benar. Cerita pria itu, persis seperti pertama kali ia melihat, Kai!

"Aku melihat Kai, bukan dirimu."

"Pria yang kau lihat itu, Aku. Bukan Kai, aku kemari untuk membeli beberapa minuman untuk teman-temanku." balas Doyoung berusaha meyakinkan Aileen.

"Tidak mungkin." ujar Aileen yang masih belum mau mempercayai semua ini.

"Saat itu kau mengenakan sweeter berwarna biru, mengenakan tas kecil ini, dan rambutmu kau ikat. Apa benar?" ucap Doyoung yang mengingat jelas hari itu.

Aileen bungkam, semua deskprisi Doyoung sangat tepat.

"Aileen-ah, kau bertemu denganku saat itu."

"T-tapi, aku yakin jika saat itu aku melihat Kai." ucap Aileen terbata.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Lalu, apa kau pernah bertanya dengannya?" tanya Doyoung menatap serius kearah Aileen. Meminta jawaban pasti, dari gadis itu.

Aileen tertegun sejenak, lalu mengingat percakapannya dengan Kai beberapa saat lalu.

Kai tidak bisa menjawab pertanyaannya, pria itu benar-benar terlihat bingung, harusnya Aileen menyadarinya sedari awal namun ia malah mengutarakan perasaannya pada pria itu.

****

Aileen bergelung dengan pikirannya sendiri, mau berapa kali ia memikirkannya, semua terasa seperti tidak nyata.

Pria yang ia pikirkan adalah Kai, ternyata bukan.
Aileen bahkan langsung jatuh hati, saat melihat pria itu pertama kali di Kamong Cafe.

Jadi, selama ini ia mencintai siapa?

Siapa pria yang mengisi hari-harinya?

Dan siapa, yang membuat jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya?

Doyoung atau Kai?

- To be continued -

Kai's Fangirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang