Siang ini panas sekali. Aku sedang tidur-tiduran di kamar sambil mendengarkan lagu lewat headset. AC di kamarku dinyalakan dan pintunya di tutup. Maklumlah, sekarang kan sedang musim kemarau.
Tiba-tiba HP-ku berbunyi. Ternyata Revana si cerwiwit alias cerewet ingin bermain ke rumahku. Haduuuuh..... Bisa gawat nih! Dia kan super cerwiwit. Yaudah deh.. Daripada aku mengecewakannya lebih baik aku menerimanya.
Beberapa menit kemudian Revana pun datang.
"Van, yuk kita ke kamarku!" ajakku pada Revana atau biasa kupanggil Vana.
Vana pun mengikutiku. Aku membuka pintu kamarku.
"Haaaah... adeeeeem banget! Jadi seger deh! Skyna (dibaca skaina), kamu suka musim kemarau nggak? Kalau aku sih enggak banget. Soalnya hawanya itu panaaaaaaaas banget! Kalau kita main di luar rumah bisa-bisa kulit kita gosong! Iiiihhh, aku nggak suka deh kalau kulitku jadi hitam. Pokoknya kulit hitam itu jeleeeeek banget!" tuh kan, mulai lagi cerwiwitnya.
Aku yang mendengarnya tak sabar untuk menasehatinya. Karena tak tahan akhirnya aku pun memotong omelannya.
"REVANA! BERHENTI MENGELUH!!!" teriakku pada Vana.
***
Empat bulan pun berlalu. Sekarang sudah masuk musim hujan. Aku sangat menyukai musim hujan.
Sekarang aku sedang mengaji di rumah Ustadz Fikri. Tiba-tiba... bress... HUJAN!!! Aduuuh.. Bagaimana ini. Aku tidak bawa payung..
Konsentrasi ku pada Al-quran memudar. Sekarang aku lebih fokus pada pertanyaan "bagaimana aku bisa pulang?"
Ustadz Fikri mencoba menenangkan semua murid mengajinya. Tetap saja. Tidak ada satupun anak yang diam. Yang ada malah semakin rame.
Akhirnya Ustadz Fikri memutuskan bagi anak-anak yang rumahnya dekat akan ustadz pinjami payung. Jika rumahnya jauh dapat meminta orang tua anak yang rumahnya dekat untuk menelpon orang tua anak yang rumahnya jauh.
Aku bersorak dalam hati. Rumahku kan cukup dekat dengan TPA Ustadz Fikri.
"Na, aku bareng kamu ya," kata Vana memohon. Aku mengangguk saja dan langsung membuka lebar-lebar payung ustadz Fikri.
Lima menit kemudian aku sampai di rumah.
Aku langsung meminta mama untuk menelpon mama Revana agar menjemputnya pulang dari rumahku. Sambil menunggu mamanya datang, Vana mengomel sendiri sambil satu dua bertanya padaku.
"Skyna, aku lebih suka musim kemarau deh. Kalau kamu? Kalau musim hujan kan repot. Harus bawa payung atau jas hujan kemana-mana. Enggak praktis! Lagian anginnya juga kencang. Aku kan alergi angin, tapi suka AC. Kalau musim kemarau kan enak. Praktis dan bisa mendapatkan vitamin D," omel Vana.
Aku sudah gregetan dari tadi. Tahan... Tahan... hingga akhirnya...
"REVANA! HUJAN ITU RAHMAT TAU! BERHENTI MENGELUH!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Anak
Short StoryCerita-cerita ini ditulis oleh Fida sejak duduk di kelas 3 SD. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan.. Selamat membaca.. :)