Suatu siang, di rumah Alya terdengar suara membisingkan. Ternyata, ayah Fanya sedang membuat rumah pohon. Alya jadi pengen. Lalu Alya meminta tolong kepada ayahnya untuk membuatkan rumah pohon.
"Yah, boleh nggak tolong buatkan rumah pohon?", tanya Alya.
"Boleh, tapi jangan sekarang ya!", jawab ayah.
"Oke, tapi kapan Yah?"
"Hmm.. hari Minggu saja ya.."
"Oke, siap Yah!"
Hari Minggu pun tiba. "Alya... ayo kita membuat rumah pohon! Jadi enggak?", tanya ayah.
"Eh.. jadi Yah.. Maaf tadi aku ketiduran karena menunggu terlalu lama Yah.."
"Oke, ayo kita mulai!"
Alya dan ayah pun mulai membuat rumah pohon. Satu jam kemudian. "Akhirnya selesai juga. Ternyata susah juga ya Yah!"
"Iya sayang. Sekarang tinggal mengecat."
"Nanti dicatnya kayak rumah boneka ya.. biar lucu gitu!"
"Oke, siap Alya."
Setelah selesai mengecat. "Wah, lucu banget! Harusnya rumah pohonnya dikasih boneka!"
"Nggak papa kok dikasih boneka."
"Hmm... boleh nggak aku ajak Naya ke sini, Yah?"
"Boleh kok!"
Keesokan harinya, saat Alya di sekolah bertanya kepada Naya. "Nay kamu mau enggak ke rumahku?" Tanya Alya. Wajahnya terlihat memelas.
"Hmm.. boleh kok, memangnya kamu mau kasih kado buat aku ya?" kata Naya balik bertanya.
"I.. iya Nay." Kata Alya gugup. Dia hampir mau bilang akan mengajak Naya untuk ke rumah pohonnya.
"Kok kamu gugup gitu?" selidik Naya.
"Eh... enggak kok Nay!" jawab Alya.
"Ya udah, aku mau ke kelas dulu ya.."
"Oka oke!"
Sepulang sekolah Alya langsung berganti baju lalu sholat duhur. Lalu, Alya menunggu Naya sambil membaca buku. Lima menit kemudian, "Assalamu'alaikum... Alya.. Alya.."
"Wa'alaikumsalam. Eh.. Naya sudah datang nih. Ye.. ye.. ye... ye... Naya sudah datang.. Yes!" Cklek, Alya membukakan pintu menyambut Naya. "Silahkan masuk Nay!"
"Terima kasih Alya."
"Ayo kita ke dapur, kita akan masak kue."
"Oke, ayo."
Lalu Alya dan Naya pergi ke dapur untuk memasak kue. "Jadi bahan-bahannya ini, ini, dan ini." Alya dan Naya pun sibuk membuat kue.
Satu jam kemudian, "Hah.. aku capek Nay. Tapi kita harus semangat karena sebentar lagi kuenya jadi. Semangat ya.. Ayo kita mulai menghias roti!" Alya dan Naya pun mulai menghias kue dengan cream yang dibeli Alya kemarin sore di supermarket. Setelah menghias kue dengan cream, mereka membawa kuenya ke teras.
"Naya, ini kado untukmu. Selamat ulang tahun Naya.. Semoga mendapat umur yang berkah.."
"Terima kasih Alya," kata Naya terharu, matanya berkaca-kaca.
"Ya udah, yuk kita makan kuenya." Setelah kuenya habis, Alya mengajak Naya ke rumah pohon istimewa itu.
"Nay, ke rumah pohonku yuk!" ajak Alya.
"Hah.. kamu punya rumah pohon ya? Pasti bagus. Aku mau ikut!" sorak Naya.
"Ya udah, kita main di sana yuk! Sekalian buka kado kamu..."
"Oke..!"
Lalu Alya dan Naya pun bermain sepuasnya di rumah pohon itu. Setelah puas bermain, "Alya, aku pamit pulang ya.. kan sudah sore.."
"Iya Nay, besok main lagi ke rumah pohonku ya.."
"Oke, Insyaallah. Ya udah.. daaa... Assalamu'alaikum ya.."
"Wa'alaikumsalam Nay.." jawab Alya senang.
Keesokan harinya Alya mengajak Rina juga. Jadi teman Alya yang akan ke rumah pohon Alya adalah Naya dan Rina. Lama kelamaan rumah pohon Alya menjadi tempat berwisata yang paling unik. Alya sangat senaaang sekali! Saat Alya sudah besar dia membuatkan anak-anaknya rumah pohon seperti yang dibuat oleh ayahnya. Lalu anak-anak Alya juga membuatkan rumah pohon untuk anak-anaknya ketika sudah dewasa. Jadi hampir setiap keturunan Ayah Alya bisa membuat rumah pohon. Baik itu perempuan maupun laki-laki. Jadi rumah pohon ini dinamakan rumah pohon istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Anak
Historia CortaCerita-cerita ini ditulis oleh Fida sejak duduk di kelas 3 SD. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan.. Selamat membaca.. :)