Prolog

158 12 2
                                    

Ciiiittt

Sebuah mobil berhenti di perkarangan rumah yang cukup besar. Si pemilik mobil keluar dan diikuti oleh dua orang perempuan berbeda umur. Mereka bertiga disambut oleh si pemilik rumah.

"Kak Techi!" pekik seorang remaja dengan senyum khasnya. Techi atau Hirate Yurina tersenyum kecil.

"Ten mama kan udah bilang panggil Tante bukan Kakak" nasihat wanita yang disamping gadis yang bernama Ten, Yuuka.

Ten menggeleng "Gak cocok ma. Kak Techi bahkan kayak seumuran dengan Ten" tukas Ten. Yuuka hanya menghela nafas. Anaknya sangat susah dibilangin. Sedangkan Akane terkekeh.

"Sana ajak Karin ke kamar" usir Yuuka.

"Dih. Mama ngambek" ejek Ten berhasil membuat Yuuka semakin kesal. Yuuka menatap Akane, sudah dipastikan sifat Ten menurun darinya. Akane yang merasa ditatap hanya nyengir.

Ten pun mengajak Karin ke kamarnya. Ten dan Karin sudah dekat dari kecil dan mereka juga satu sekolah.

"Kau berlebihan Ten" ujar Karin pelan yang didengar oleh Hirate.

"Kau bahkan masih tak berubah juga ya Techi" ucap Akane begitu duduk di salah satu sofa.

"Aku juga heran. Bahkan kau masih seperti remaja" tambah Yuuka menyetujui ucapan Akane.

"Apalagi aku. Aku juga harus extra waspada dari gadis seumuran Karin" delik Neru.

Hirate terkekeh "Jangankan kalian aku juga bingung" jawabnya.

"Oh iya yang lain gak datang?" tanya Neru.

Akane mengendikan bahu "Aku tidak tahu. Tapi kalau Yone dibilang gak bisa datang. Biasa Profesor" balas Akane.

"Hai semua" sapa Shida yang baru datang dengan nada sedikit tinggi. Sedangkan orang yang disampingnya langsung menutup telinganya.

Yuuka mendelik "Gak sopan. Main masuk rumah orang aja" dengus Yuuka.

Shida cengengesan. Orang disamping Manaka melangkah ke Hirate.

"Hai Yurina" sapanya. Hirate langsung berdiri dan tersenyum. Begitu tahu apa yang akan dilakukan orang itu Neru langsung berdiri didepan Hirate.

Orang itu berdecak "Posesif amat"

"Tentu. Apalagi kalau itu kau Risa?" ucap Neru. Hirate terkekeh geli.

"Techi!" pekik Shida. Ia berlari ke Hirate tapi Neru lebih dulu menarik Hirate menghindari pelukan tiba-tiba Manaka.

"Gak seru" dengus Shida.

"Sebelum kalian berdua menikah. Gak mungkin aku diam aja Yurina dipeluk"

"Yaudah cepat cerai" sahut Risa dan Shida berbarengan.

"Ih tukang tiru" sungut Manaka.

"Maaf ya. Ada yang lebih baik dari pada meniru anda" balas Risa tak mau kalah.

Mereka berdua adalah saingan sejati meskipun Hirate sudah menikah dengan Neru. Tapi tetap saja persaingan antara mereka berdua selalu terjadi.

"Dengar ya diantara kami gak ada kata cerai" tegas Neru sambil menggenggam tangan Hirate.

"Kenapa kalian gak nikah aja?"

"Gak!" lagi-lagi mereka jawab bareng. Risa menatap Manaka sinis begitu juga dengan Manaka.

"Kau masih sama seperti dulu ya Techi. Tidak berubah sedikit pun" Risa menyetujui ucapan Manaka.

"Pasti jika kau berjalan disamping Neru seperti berjalan dengan Tante-tante" Neru mendelik tak suka.

"Memang benar" seketika Neru cemberut. "Tapi rasaku pada Neru tidak akan berubah" pipi Neru memanas. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Hirate. Lalu Neru menatap Manaka dan Risa dengan memberikan senyum kemenangan. Risa dan Manaka mendengus.

"Tante Risa" teriak Karin dari lantai 2.

Karin berlari dari lantai dua dan memeluk Risa. Risa membalas pelukan anak dari seseorang yang ia sukai.

"Kau semakin cantik saja Karin" puji Risa.

Karin tersenyum malu "Tentu saja. Aku ingin menjadi seperti Tante Risa" ujarnya antusias.

"Hemm. Jadi ceritanya Tante Risa aja yang dikangenin" sindir Manaka.

"Aku kangen Tante Manaka juga kok" ucapnya tak lupa memeluk Manaka.

Ten menatap Karin jengah "Karin kau sangat manja sekali dengan Tante Risa dan Tante Manaka" sindir Ten.

"Biarin" ujar Karin sambil memeletkan lidahnya. Mereka tertawa, pertengkaran antara Ten dan Karin sudah sering terjadi. Apalagi Karin sangat manja dengan Risa dan Manaka. Tapi tidak dengan Hirate. Hanya Hirate dan Neru saja yang sadar jika Karin membenci Hirate.

Tak lama kemudian datanglah Habu dan Koike diikuti Suzumoto dan Kobayashi. Sama halnya dengan Manaka dan Risa. Habu, Koike, Suzumoto dan Kobayashi pangling saat menatap Hirate pertama kali. Ditambah mereka sudah lama tidak bertemu. Mereka menghabiskan waktu dengan temu kangen.

Z-VIRUS : DestroyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang