Dua tahun lalu
Seorang gadis yang akan beranjak remaja itu masih enggan membuka matanya. Udara dingin menghentikannya untuk bangun. Sedangkan seorang wanita yang menatap gadis itu berdecak kesal. Soalnya entah ke berapa kali ia membangunkan anak semata wayangnya ini tapi anaknya tidak mendengarkannya.
"Karin! Bangun!" geramnya. Gadis yang bernama Karin itu mengangkat tangan kanannya.
"5 menit lagi ma" ujarnya. Ia semakin mengeratkan selimutnya.
Mama Karin atau lebih tepatnya Neru semakin geram. Dari tadi anaknya selalu bilang 5 menit tapi masih juga belum bangun.
"Gak ada 5 menit! 5 menit! Sekarang bangun trus mandi. Nanti kamu telat loh" kesal Neru.
Neru berdecak geram. Ia menarik selimut Karin hingga mau tak mau Karin membuka matanya. Dengan wajah bangun tidurnya ia menatap Neru.
Karin masih belum mau berdiri. Dalam posisi duduk ia memejamkan matanya. Neru memaksa Karin berdiri dan mendorongnya ke kamar mandi.
"Ma~ aku bisa sendiri" rengeknya. Neru tak mendengarkan Karin. Ia semakin mendorong Karin dan langsung menyiramnya begitu didalam kamar mandi.
Karin memekik kedinginan. Tubuhnya menggigil karena belum siap menerima air pagi. Neru terkekeh geli berhasil membuat anaknya bangun 100%. Setelah itu Neru pun ngacir.
Karin turun dari kamarnya dengan muka ditekuk. Ia pun duduk di salah satu kursi diruang makan.
"Anak mama mukanya kok ditekuk" ucap Neru pura-pura tak tahu.
Karin menatap Neru sebal "Nanti aku aduin mama ke kawauso" ujar Karin masih kesal.
Neru terkekeh "Heh mulutnya. Dia mami kamu loh masak dipanggil Kawauso" kata Neru mengingatkan.
"Kawauso aja gak masalah" balas Karin.
"Oh iya ma. Kawauso dimana?" tanya Karin karena Kawauso a.k.a maminya a.k.a Hirate belum juga menampakkan diri.
"Mami kamu udah pergi lebih dulu tadi. Katanya ada rapat penting" jawab Neru sambil menyajikan sarapan untuk Karin.
Karin menjadi lesu "Yah padahal aku ulang tahun sekarang. Tapi mami kok sibuk" ujar Karin pelan sambil mengaduk-aduk sarapannya.
Neru yang mendengar itu tersenyum "Kenapa kamu gak ke kantor Mami aja sepulang sekolah" usul Neru. Karin menatap Neru berbinar.
"Mama benar juga" cengir Karin.
"Yaudah habisin makanannya" suruh Neru.
"Siap bos" balas Karin sambil sikap hormat. Neru terkekeh pelan.
Setelah selesai sarapan Karin langsung pamit pada Neru.
"Aku pamit dulu ya ma. Dah"
"Sama Yurina aja langsung semangat" gumam Neru tersenyum sambil geleng-geleng.
——————
"Pagi Karin" sapa Ten
"Pagi juga Ten" balas Karin tak lupa dengan senyumannya.
Ten menyerahkan kotak kado "Selamat ulang tahun ya. Yang terbaik lah buat kamu"
Karin menerima hadiah Ten "Makasih ya Ten"
"Omong-omong kamu kasih aku apa. Mobil, rumah atau berlian" canda Karin. Ten terkekeh "Gak mungkin lah uangku sebanyak itu" ujar Ten sambil menjitak dahi Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z-VIRUS : Destroy
HororKehidupan Hirate kembali seperti semula. Ia juga sudah menikah dengan Neru dan memiliki seorang anak bernama Karin. Tapi sayangnya Karin membenci Hirate. Selain itu Hirate juga memiliki rahasia yang tidak satu pun orang yang tahu. Rahasia itu ia pe...