5

82 9 2
                                    

Mobil yang melaju kearah Hirate dan Neru berhenti. Si pemilik mobil menyembulkan kepalanya.

"Ngapain kalian disana? Ayo masuk!"

Hirate dan Neru masuk kedalam mobil itu begitu tahu siapa si pemilik mobil. Mobil itu langsung melesat menjauhi para mayat hidup. Hirate dan Neru bernafas lega.

"Makasih Yuuka, Akanen" ucap Hirate sambil mengelus rambut Neru untuk menenangkannya.

"Tak masalah" balas Yuuka dan Akane berbarengan.

"Tapi bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah itu semua sudah selesai 20 tahun lalu" ujar Akane tak habis pikir. Yuuka menyetujuinya. Mereka melihat sendiri bagaimana semua mayat-mayat hidup itu hancur akibat ledakan dan juga orang yang memiliki virus berbahaya itu.

Hirate memejamkan matanya "Paman Akimoto" ucap Hirate singkat. Akane tak sengaja menginjak remnya begitu mendengar nama Akimoto.

"Akanen!" pekik Yuuka begitu mayat hidup tiba-tiba saja disamping mobilnya. Akane langsung menginjak pedal gasnya.

"Tunggu dulu! Paman Akimoto orang yang menyelamatkan mu waktu itu kan?" tanya Akane memastikan. Hirate mengangguk pelan.

"Lalu dimana dia sekarang?" Hirate hanya menggelengkan kepalanya. Akane dan Yuuka pun mengerti maksud Hirate. Hirate menatap Neru yang sudah terlelap didalam dekapannya.

"Bagaimana mungkin dia bisa menyebarkannya?"

"Dia sama seperti ku. Virus jahat itu juga bersarang ditubuhnya tapi semakin tua maka daya tahan tubuh akan melemah. Itulah penyebab dia hilang kendali" jelas Hirate.

"Berarti kau" Hirate mengangguk. "Untuk sekarang aku bisa menahannya" balasnya.

"Bagaimana dengan Ten dan Karin?" gumam Yuuka. Tidak ada yang menjawab hingga ponsel Yuuka berdering.

"Halo"

"Yuuka kejadian 20 tahun lalu terulang kembali" ujar seseorang dari seberang sana.

"Aku tahu Risa. Disini juga terjadi. Kau dimana sekarang?"

"Aku masih di kantorku bersama Manaka. Semua orang sudah menggila" ujar Risa panik.

Hirate meminjam ponsel Yuuka untuk berbicara dengan Risa. Yuuka langsung memberikannya.

"Halo Risa. Ini aku"

"Yurina. Syukurlah kau baik-baik saja" sudut bibir Risa terangkat begitu mendengar suara Hirate.

"Risa apa kau bisa keluar dari sana?" tanya Hirate.

"Kemungkinannya sangat kecil. Tapi akan aku usahakan"

"Jadi begini rencananya. Kau keluar dari sana dan pergi ke laboratorium Yone. Aku yakin disana aman" jelas Hirate.

"Baik. Akan aku usahakan"

"Risa tetaplah berhati-hati"

"Kau jangan khawatir"

Tut

Hirate mengembalikan ponsel Yuuka. Lalu menatap Neru sebentar.

"Akanen kau tahu harus pergi kemana kan?"

"Tentu saja" Akane menambah kecepatan mobilnya.

——————

"Bagaimana?" tanya Shida pada Risa yang sudah menyimpan ponselnya.

"Kita keluar dari sini. Yurina bilang ia akan menunggu kita di laboratorium Yone" jelas Risa.

Shida tersenyum miring "Jika begitu kita memerlukan senjata". Risa membalas senyum miring Shida.

Z-VIRUS : DestroyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang