6

80 11 1
                                    

Hirate mengusap rambut Neru yang sedang terlelap. Mereka sudah sampai di laboratorium Yone. Laboratorium yang didesain khusus untuk Yone agar tidak ada yang mengganggu pekerjaannya. Dan juga Yone menyediakan sofa atau ruangan khusus untuk ia beristirahat.

"Ini" Yone menyerahkan segelas air untuk sahabatnya.

"Makasih Yone" Yone senyum tipis. Yone menatap Neru yang tampak kelelahan.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Yone. Dari mereka datang tadi Yone menahan dirinya untuk tidak bertanya karena melihat wajah kelelahan sahabat-sahabatnya.

"Aku tidak tahu. Tapi lagi-lagi kita harus berurusan dengan zombie-zombie sialan itu" gerutu Akane. Yuuka langsung menepuk mulut Akane. Akane memajukan bibirnya.

Yone langsung menatap Hirate dan dibalas gelengan oleh Hirate. Yone menghela nafas.

"Karin" Hirate langsung mengelus rambut Neru karena Neru mengigau.

"Techi kondisi ini memberikan dampak besar bagi Neru. Ditambah dengan Karin masih diluar sana. Itu akan membahayakan kesehatannya" jelas Yone sambil menatap Neru sendu.

"Aku akan mencari Karin" sahut Hirate sambil berdiri. "Tolong jaga Neru hingga aku kembali" lanjutnya.

"Aku juga ikut" seru Akane tiba-tiba. Yuuka menatap Akane "Tapi Akanen.."

"Ten juga dalam bahaya. Aku akan ikut dengan Techi" tandas Akane.

"Tidak perlu Akanen. Aku juga akan mencari Ten" sanggah Hirate. "Tak usah khawatir. Akan sulit bagiku jika ada yang ikut" tambah Hirate menyakinkan. Mau tak mau mereka mengiyakan perkataan Hirate.

"Techi berjanjilah untuk membawa mereka kembali" ujar Yuuka sambil menatap Hirate serius. "Aku berjanji" balas Hirate sambil senyum menyakinkan.

"Dan juga kau" tambah Yuuka. Hirate terdiam. Mungkin ia tidak bisa menjanjikan hal itu. Tanpa menjawabnya Hirate keluar dari laboratorium Yone. Mereka serentak menghela nafas panjang.

Selang beberapa menit setelah kepergian Hirate, pintu laboratorium Yone diketuk.

"Yone diluar ada Risa, Manaka dan seorang perempuan" ucap Akane begitu melihat monitor komputer Yone. Yone langsung membukakan pintunya.

"Makasih Yone" Yone tersenyum tipis.

"Eh Risa darimana kau dapat anak SD?" tanya Akane heran melihat seseorang yang berada dipunggung Risa. Aoi langsung cemberut karena dipanggil anak SD.

Risa terkekeh "Dia bukan anak SD" ujar Risa. "Tapi anak TK" sambungnya. Aoi makin cemberut. Ia tak menyangka atasannya mengejeknya. Selama diperjalanan ke laboratorium Yone mereka banyak bercerita. Emang dasarnya Risa orangnya gak pedulian jadi ia baru tahu kalau Aoi adalah karyawan nya. Sedangkan Shida ia sudah kenal dengan Aoi sebelumnya.

"Eh Neru kenapa?" tanya Shida begitu melihat Neru sedang berbaring.

"Kondisi tubuhnya memburuk karena kejadian ini" jawab Yone. "Lalu dimana Techi?" tanya Shida lagi.

"Pergi ke sekolah Karin"

"Apa! Kenapa tidak kalian cegah atau tidak tunggu sampai aku datang" sahut Risa cepat sambil menatap Akane.

Akane menghela nafas "Sudah tapi kau tahu Techi itu sangat keras kepala".

"Aku akan menyusulnya" tegas Risa. "Tak perlu" ujar Yuuka cepat. Risa langsung menatap Yuuka tajam.

"Jika kau ikut mencarinya itu akan membuat Techi kesulitan Risa. Techi bisa melindungi dirinya karena ia sama seperti mereka tapi kau tidak" jelas Yuuka agar Risa tidak salah paham.

Z-VIRUS : DestroyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang