[12] UNCONTROLLABLE FEELINGS

10 3 0
                                    

Terkutuklah wahai manusia berinisial Nanda Dewandaru karena nggak tahu diri merengek kayak anak bayi di depan satu kelas demi minta ditemenin Oddy nugas di kafe yang jaraknya tujuh kilo dari kampus. Bukan Nanda namanya kalau nggak suka buang-buang uang untuk hal yang nggak penting. Oddy tau, tujuan Nanda bukan untuk ngerjain tugas tapi sekedar ngisi instastory karena tempat itu sempat viral di Tiktok, biar nanti banyak yang reply, itu modus Nanda. Laki-laki paling buaya yang bisa gonta-ganti pacar sebulan empat kali.

Rencana Oddy untuk menjauh dari segala hal menyangkut masa lalunya termasuk menjauhi Nanda dinyatakan gagal total. Sehari setelah kejadian paling canggung sedunia dua hari lalu, bukannya menjaga jarak, Nanda malah makin rajin mengintili Oddy. Mana sekarang kalau bercanda, cowok itu suka bawa-bawa aib masa kecil, kan bangke. Nanda terus ngoceh, mulutnya aktif ngatain Oddy sebagai bocah freak yang suka makan cangkang kuaci lah, melihara lima semut lah, atau terjebak cinta monyet dengan Jo.

Nanda bilang, waktu malam setelah pulang mengantar Oddy, Haikal buka sesi tanya jawab dan bongkar aib masa kecil Oddy spesial untuknya. Berkat kelas malam bersama Haikal dari jam sebelas sampai jam satu pagi itu, Nanda jadi punya bahan untuk mengolok-olok cewek dengan gengsi  tinggi menyaingi Burj Khalifa ini. Udah lah, kalau gini Oddy ingin jadi printer aja. Mana sanggup dia dikelilingi dua makhluk yang kadar nyebelinya melebihi banyak buih-buih di lautan?

Suara rengekan yang nggak bersahabat makin lama bikin gendang telinga Oddy rasanya mau pecah. Tak tahan dengan kelakuan Nanda, Oddy pun segera menyeret cowok itu keluar, mengamankan diri dari mata julid dan biang gosip yang udah mulai bisik-bisik di pojokan kelas. Kaki mereka melangkah menuju lorong sepi dekat lobi.

"Kenapa harus sama gue sih? Kan ada temen-temen lo?"

Oddy jelas menolak, mengingat dua hari lagi acara angkatan Law Charity Concert akan diselenggarakan. Masih banyak to do list yang mesti ia kerjakan untuk persiapan acara itu dan nemenin Nanda nugas di kafe antah berantah sama aja dengan buang buang waktu. Walaupun jobdesknya di kepanitiaan ini bukan suatu hal yang sulit, Oddy paling anti sama yang namanya menunda-nunda. Lagipula, dia nggak habis pikir bisa-bisanya Nanda selaku wakil kepala divisi sponsor terlihat santai disaat panitia lain kelimpungan ngurusin acara. Maksudnya, jabatan Nanda itu tinggi, beda dengan Oddy yang cuma staff.

"Nggak ada yang bisa, mereka masih jam kuliah," jawab Nanda.

"Cewek lo?"

Nanda menghela nafas, memandang malas kedua sepatu lusuhnya. "Udah putus tadi malem."

Anjir?

"Ayo lah, bm banget gue ke sana." Oddy masih diam, mikirin alesan yang masuk akal untuk nolak Nanda dan segera lenyap dari hadapan cowok itu.

Dengan mengucap kalimat takbir, Nanda pun akhirnya memaksakan diri, menawarkan menu makanan dan minuman dengan rasa dan harga yang menggiurkan pada Oddy, "gue traktir milkshake cookies and cream sama nasi goreng iga bakar deh nanti di sana," ucapnya dengan satu tarikan nafas, sedikit nggak rela.

Krucuk krucuk krucuk

Tepat sedetik setelah Nanda mengajukan penawaran, suara laknat itu terdengar, berdemo meminta hak untuk diisi. Membuat muka Oddy merah padam sampai ke telinga, menahan malu.

Gimana nggak malu? Suara perutnya tadi keras banget mirip suara kentut orang lagi masuk angin, kayak yang sengaja ingin menjatuhkan harga diri pemiliknya. Urusan perut emang paling nggak bisa diajak kompromi.

Nanda tersenyum mengejek, mengedarkan pandangan ke perut buncit itu.

Iya, buncit. Jangan kalian sangka kalau proporsi tubuh Oddy itu idaman kayak pemeran utama di kebanyakan novel. Nggak, jauh dari itu. Oddy cuma perempuan biasa yang suka nyemil di jam dua pagi, jarang olahraga, dan menerapkan kebiasaan habis makan langsung tidur hampir setiap hari. Tapi dengan perut seperti ini, Oddy tetap bahagia...HAHAHA, bercanda. Merasa insecure adalah suatu rutinitas sebelum tidur. Jangan ditiru ya, diikutin aja.

•IRIDESCENT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang