[13] PUTUSIN YA?

14 3 0
                                    

Coba tebak apa yang terjadi kalau orang yang nggak biasa makan pedas, tiba-tiba disuguhin ayam geprek sambel domba level delapan? Rasanya kayak udah sampe persimpangan alam barzah, kepala pening, otak nggak bisa mikir, badan kelabakan persis belut dikasih garam.

Dua gelas es teh manis dan tiga botol air mineral bahkan masih kurang untuk menetralisir rasa terbakar di lidah dan perut. Jo nggak tahu dia buat dosa besar apa tadi malam sampai bisa kualat gini. Ini adalah kali pertama Jo kalah main UNO lawan keenam temannya, mana tadi dia sendiri lagi yang nentuin hukumannya. Definisi senjata makan tuan.

"Mba, air mineral satu lagi!" Tangan cowok itu terus melambai ke arah pelayan, namun tak kunjung dapat balasan.

"Pesennya langsung ke kasir goblok, bukan teriak teriak! Norak lu," omel Cakra selaku pemegang kasta tertinggi se-Bandung raya. Malu dong, dia udah cakep-cakep pake kaos Gucci, masa bergaul sama orang yang nggak bisa bedain mana kafe mana warteg?

Jo menggeleng cepat. "Nggak kuat anjing! Pesenin buru, ntar gue traktir amer!"

Tanpa perlu pikir panjang, Kasan langsung bangkit dengan senyum merekah menuju kasir, membuat lemas lutut pengunjung lain. Apapun yang berbau alkohol selalu berhasil membawa semangat empat lima. Bagi Kasan, menolong orang yang lagi susah memang keharusan, tapi mabok adalah kewajiban. Sinting emang.

Sekarang mereka semua—kecuali Jingga karena masih les— lagi ada di kafe tempat Nanda dan Oddy nugas. Lima belas menit setelah Nanda nyuruh kumpul, semuanya berangkat. Awalnya cuma diread doang, tapi begitu Nanda bilang kalo cowok itu lagi sama Oddy, grup langsung rame, monyet banget.

Di bangku samping kiri Nanda, ada Xedis yang lagi bosen karena dari tadi mereka cuma main UNO sampai lima putaran, mana yang juara satu dari awal sampai akhir Si Haikal lagi. Pasti diem-diem anak itu udah nandain kartu 4+ yang mana aja. Akal busuknya tercium jelas oleh Xedis.

"Ganti permainan dong! ToD ToD!" usulnya.

Dini menolak, memperingati Xedis. "Gue nggak mau dare aneh-aneh di tempat umum ya!"

"Iya deh, teteh selebgram yang harus jaga image," celetuk mulut julid Haikal, kemudian anaknya kembali sibuk main handphone.

"ToT aja gimana?" Dirasa lebih aman, semua mengangguk, kecuali Jo karena cowok itu masih sibuk meneguk minuman yang nganggur milik siapapun di meja.

Akhirnya mereka putuskan untuk main ToT. Sebuah permainan yang terkenal sebagai jurus ampuh 'pembuka gerbang dunia gosip'. Jangan salah, walaupun geng mereka terkenal cool dan highclass, semua membernya sempat jadi trainee admin lambe turah.

Kalau main ToT sama mereka, jangankan rahasia pribadi, rahasia negara pun bisa terkorek sedikit demi sedikit, mengingat Cakra adalah anak menteri yang menyimpan segudang misteri tentang politik negara ini. Nggak jarang Cakra dengan santai ngebongkar aksi bejat para oknum yang duduk di bangku pemerintahan. Dia tahu banyak informasi karena suka iseng nyadap WA bapaknya. Berkat cerita-cerita itu juga, Nanda terdorong masuk fakultas hukum, untuk memperbaiki situasi kacau di pusat kota sana. Mulia banget emang Nanda.

Permainan pun dimulai. Namun, ketika Dini hendak memutar botol bekas air mineral untuk dijadiin penunjuk, Oddy bangkit dari bangkunya.

"Sorry, Guys? Gue balik duluan ya?" pamit gadis itu.

Semuanya hening, nggak ada yang respon.

Bahu Xedis merosot, sedikit kecewa mendengar Oddy pamitan. Padahal sekarang waktu yang tepat untuk banyak ngobrol, sekalian klarifikasi perkara lost contact. Dia nggak betah diem-dieman terus.

"Loh kenapa Dy? Belum juga mulai, dari tadi kan lo sibuk sama laptop, main UNO juga engga.. Ikutan lah main, satu puteraaan aja," pintanya.

"Gue ada tugas lain buat matkul besok."

•IRIDESCENT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang