Ending nih, ada yang mau di sampein gak?
***
Darren menutup pintu mobilnya dengan perlahan, dia menatap gedung di depannya dengan pandangan yang sulit di artikan. Dia menghembuskan napasnya perlahan, langkahnya terasa begitu berat untuk masuk. Sampai kapanpun dia tidak akan bisa melihat Yara bersanding dengan laki-laki lain.
Di ballroom terdapat banyak orang, semuanya terdiam. Darren menatap gadis yang tengah duduk bersebelahan dengan Daniel. Kedua matanya memanas melihat Yara yang duduk dengan kepala menunduk dalam.
Penghulu mulai melakukan tugasnya, tangannya berjabat dengan tangan Daniel. Darren tidak peduli dengan Daniel ataupun tamu yang lain, dia hanya fokus menatap wajah Yara dari samping.
Kedua tangan mungil Yara terkepal, tidak terlalu erat memang. Tapi, Darren tau kalau Yara benar-benar tidak ikhlas melakukannya. Dia menahan napasnya saat semua orang berkata sah di susul oleh tepuk tangan yang terdengar meriah.
Darren mengangkat kedua tangannya dengan ragu, bertepuk tangan dengan pelan. Kedua sudut bibirnya mencoba tersenyum walaupun akhirnya dia harus mengalihkan pandangannya saat Daniel memasangkan cincin di jari Yara di susul Daniel mencium kening Yara.
Boleh Darren mengatakannya? Dia benar-benar terluka. Sekarang, Yara bukan lagi miliknya. Atau bahkan, sejak awal Yara memang bukan miliknya. Mereka hanya sekedar teman yang saling memiliki perasaan sama. Seorang senior yang menyukai adik kelasnya.
Sejak awal, kedekatan mereka sudah tidak baik. Dan Darren sadar, perpisahan mereka tidak akan baik. Mereka akan saling menyakiti. Perpisahan adalah jalan satu-satunya.
Tuhan tidak merestui mereka bersama, Tuhan hanya mempertemukan mereka secara singkat lalu mereka harus saling merelakan.
Walaupun Darren masih mengharapkan Yara, tapi sekarang gadis itu tidak single lagi, dia sudah menjadi istri orang. Dan Darren tidak memiliki hak untuk merebutnya.
Yara dan Daniel bangkit, keduanya berjalan menuju kursi pelaminan. Kedua matanya masih memperhatikan wajah Yara yang mencoba membohongi semua orang kalau Yara tidak terluka atas pernikahannya.
"Kenapa kakak pinter pake topeng?" tanya Darren sangat pelan, bahkan orang di sebelahnya saja tidak dengar. Tapi anehnya, Yara berhenti berjalan.
Kepala gadis itu menoleh, tepat ke arah Darren. Darren mengerjap pelan, dia mundur perlahan lalu segera pergi.
"Kalo lo ngelewatin pintu itu, gue bakalan benci sama lo, Ren!"
Teriakan Yara membuat langkah Darren terhenti. Yara melepaskan pelukannya pada lengan kiri Daniel, dia menerobos kerumunan para tamu. Dia berdiri tepat di belakang Darren.
"Lo kemana selama ini?" tanya Yara menahan sesak di hatinya, gadis itu mengepalkan kedua tangannya. "Kemana lo selama ini pergi, Ren? Kasih tau gue lo kemana? Kenapa lo hilang gitu ajaa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE SENIOR (✔)
Random"Aku hamil anakmu, tapi kenapa kita tidak dapat bersatu?" tanya Yara menahan sesak di hatinya. "Kenapa kita tidak dapat bersatu?" Maaf, ada beberapa part dengan tema adult. Belum cukup umur mending cari cerita lain. September 2020.