Kita punya cerita
Nanti aku akan menceritakannya di masa depan.***
Yara keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah, dia menutup pintu mobilnya. Berjalan memasuki gerbang sekolahnya. Dia dapat melihat tatapan murid lain yang menatapnya dengan heran.
Kedua tangannya masuk ke dalam saku jaket berwarna putih yang dia kenakan. Yara rasa, tidak ada yang salah dengannya. Dia biasa memakai jaket ke sekolah, di tambah rambutnya yang di cepol asal.
Di dalam hati, dia terus bertanya-tanya kenapa murid lain terus saja menatapnya. Langkah gadis itu terhenti saat dengan tiba-tiba Darren berdiri di depannya.
"Ken..Hey!"
Tangannya di tarik begitu saja oleh Darren, dia tidak tau Darren akan membawanya kemana. Yara hanya bisa menurut.
"Kenapa?"
"Lo pake make up, kak?"
Mulut Yara sedikit terbuka, dia merogoh sakunya, mencari keberadaan ponselnya. Saat menemukannya, dia menatap wajahnya di layar ponsel.
"Lah iya," Yara mengusap wajahnya. Riasannya tidak tebal, tapi sukses membuat semua orang menatapnya.
"Kesambet apa, kak?" tanya Darren heran, dia terkekeh kecil.
"Enggak sih. Gue emang lagi seneng kek gini aja," Yara nyengir kearah Darren. "Dikira apaan. Ya udah gue ke kelas duluan."
Tanpa menunggu balasan Darren, dia berbalik. Berjalan menjauhi Darren.
"Kak.."
Yara berhenti, dia menatap Darren dengan pandangan bertanya. "Kenapa?"
"Lo cantik." ujar Darren santai, dia tersenyum. Berjalanan berlainan arah dengan Yara yang terdiam.
Yara mengerjap, dia menggeleng lalu cepat-cepat menuju kamar mandi. Dia memilih untuk menghapus riasan di wajahnya.
"Kayak gak punya dosa bilang kayak gitu," gumam Yara pelan.
Pintu kamar mandi ia buka, kran air ia nyalakan untuk membasuh wajahnya. Menghapus kelakuannya pagi tadi. Yara tidak sadar kalau dia memakai make up sebelum berangkat sekolah. Sekarang, Yara itu cewek banget walaupun dia masih sedikit tidak menyukai memakai rok ataupun dress.
Celana udah paling nyaman menurutnya. Bahkan Yara ragu kalau dia memiliki rok selain seragam sekolahnya.
Yara menatap cermin, memperhatikan wajahnya yang basah. Dia mengernyit, "Kok gue nyesel sih hapusnya? Ck. Gue kenapa sih?"
***
Darren menutup buku, dia meletakannya kembali ke raknya. Langkah kakinya kembali membawanya memutari perpustakaan. Entah apa yang membawanya ke perpustkaan, dia tiba-tiba saja pergi ke perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE SENIOR (✔)
Diversos"Aku hamil anakmu, tapi kenapa kita tidak dapat bersatu?" tanya Yara menahan sesak di hatinya. "Kenapa kita tidak dapat bersatu?" Maaf, ada beberapa part dengan tema adult. Belum cukup umur mending cari cerita lain. September 2020.