8

2K 87 1
                                    

"Hoamm..."

Olivia bangun dan meregangkan badannya.

"HAHAHAHA.." Farrel tertawa saat ia keluar dari kamar mandi dan melihat Olivia yang baru bangun.

"Hmmm.. lo kenapa?"

"Hahahaha.. astaga.. mu-muka lo jelek banget sumpah.. hahaha" ucap Farrel sambil mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar Olivia yang baru bangun itu.

Olivia bangun dan pergi ke kamar mandi. Ia melihat dirinya di depan cermin. Muka khas orang bangun, dan rambut berantakan seperti habis di terpa badai. Yap, Olivia memang seperti itu jika bangun tidur. Tak tau mengapa rambutnya bisa sampai seperti itu. Emangnya dia orang yang banyak bergerak saat tidur?. Maybe iya :)

Olivia menyalakan mengisi air di bathtub dan menuangkan sabun mandi dengan harum vanila. Ia sangat menyukai vanilla. Mau itu makanan, minuman, parfum, sabun atau sampo. Ia berendam cukup lama dan membilas badannya di shower.

"Far.. ambilin koper gw dong" teriak Olivia dari dalam kamar mandi.

"Lo kebiasaan kalo mandi gak ngambil baju dulu sih" ucap Farrel mencibir sambil menaruh koper itu di depan pintu kamar mandi dan berbalik. Sudah kebiasaan Olivia jika lagi berlibur dengan Farrel selalu seperti ini.

"Ya maaf" Olivia segera membuka pintu dan mengambil kopernya.

Tak lama kemudian Olivia keluar dengan memakai baju lengan pendek berwarna hijau, celana pendek hitam, jaket panjang yang senada dengan celananya dan juga rambut yang di ikat ke atas. Sedangkan Farrel memakai baju warna putih polos dengan celana panjang hitam. Mereka pergi berbelanja kebutuhan bulanan mereka. Farrel menelpon asistennya yang berada di Indonesia untuk mengurus perusahaan di sana. Sedangkan ia ingin meninjau langsung apartemen yang baru ia bangun disini dan juga perusahaan barunya.

"Vi.. abis ini gw antar lo ke apartemen baru lo"

Olivia yang mendengar pun berhenti memilih snack dan berbalik ke arah Farrel.

"Harga sewa pertahunnya berapa emang? Cariin gw yg murah. Disini pake dollar Far.. gw gak sanggup kalo mahal" ucap Olivia memegang dadanya dengan raut wajah yang lucu.

"Tenang.. lo nanti tinggal di apartemen yang baru gw buat.. gk besar sih.. tapi tempatnya dekat taman"

"Yey.. apartemen gratis" Olivia tersenyum bahagia

🖤🖤

Setelah itu, mereka pergi ke apartemen yang akan di tempati Olivia nanti. Dan meneruskan perjalanan ke taman dekat apartemennya.

Mereka piknik berdua seperti seorang kekasih. Padahal kagak. Farrel sudah seperti keluarga bagi Olivia, begitupun sebaliknya. Itulah mengapa Olivia tidak takut untuk tidur sekamar dengan Farrel.

Farrel mendapat telpon dan pergi mengangkat telpon. Olivia sedang menikmati udara pagi yang segar sambil mengelus-elus perut dan juga melihat sekeliling. Sekilas ia melihat seorang pria sedang menatap dirinya. Wajahnya kelihatan familiar. Pria itu mendekat ke arah Olivia.

"Hi .. we meet again"
(Hai.. kita bertemu kembali)

Olivia sadar kalau pria itu adalah orang yang ia tak sengaja tabrak di bandara.

"Oh .. Hi.. Thanks for last night"
( Oh.. hai.. terimakasih untuk semalam)

"No problem. You left your wallet in my car last night"
(Tidak masalah. Kamu meninggalkan dompetmu di mobilku semalam)
Ucapnya dan memberikan dompet Olivia.

"Jeez .. I didn't know it fell in your car. Thanks again"
(Aku tidak tau dompetku jatuh di mobilmu. Terimakasih lagi)

"Haha .. you're welcome"
(Haha.. sama-sama)

"I'm Olivia Pricilla Axton" Olivia mengulurkan tangannya.

"David Franklin Kent" David membalas uluran tangan Olivia.

"Vi.. ayok pergi gw dah laper"
Terdengar teriakan Farrel tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Iyaiya.." Olivia membalas teriakan Farrel.

"Bye .. I'm going first. Thank you for everything"
(Dah.. aku pergi dulu. Terimakasih untuk semuanya)

"Bye.."

Olivia segera membalikkan badannya dan pergi menyusul Farrel. Tak Olivia sadari, pria itu menunjukkan raut wajah sedih seakan tak mau Olivia pergi.

🖤🖤

"Kita mau kemana nih?"

"Ke perusahaan cabang yang baru gw buka"

"Wih.. dah buka cabang di New York aja lo Far"

"Iyalah.. tapi baru beberapa bulan sih.. masih kecil dan belum di kenal sama banyak orang"

"Ya.. gak papa. Paling beberapa tahun lagi udah bisa di kenal perusahaan besar lain"

"Semoga aja.."

Sesampainya mereka di perusahaan Farrel, Olivia di ajak berkeliling dan berkenalan dengan karyawan yang jumlahnya masih sedikit. Setelah selesai, mereka pun pergi ke ruang CEO.

"Vi.. gw gak bisa selalu nemenin lo disini" ucap Farrel dengan raut wajah sedih.

Bersambung

Hola.. maaf upnya lama

Jangan lupa tinggalin jejak 😘
Tekan ⭐
👇🏻

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang