22

1K 53 8
                                    

Hola! Welcome back to "my baby"
Sesuai janji gw, nih part selanjutnya ☺

"Alex!" Emi segera berdiri setelah melihat Alex yang baru masuk ke kelasnya.

"Angel mungkin gak ujian bareng lo sekarang em"

"Hah? Kenapa? Emang Angel kenapa?" Emi menjadi panik karena takut ada apa-apa dengan Angel.

"Mom bawa Angel balik ke Indonesia.. Mungkin kejadian itu akan membuat ia trauma.. Dan juga takutnya dalang di balik penculikan itu akan menyerang Angel lagi" Alex tertunduk lesu dengan wajah sedih.

Emi langsung menarik Alex ke taman belakang sekolah dan berusaha menghibur Alex.

"Seandainya waktu itu gw nungguin buat pulang bareng, Angel mungkin gak akan mengalami semua itu" Arvin datang dan duduk di sebelah Alex.

"Stt.. Ini tuh bukan salah kalian, tapi salah penculik itu oke? Jadi jangan menyalahkan diri sendiri sekarang.. Sebentar lagi bel masuk. Yuk balik" Emi berdiri dan tersenyum kepada mereka, ia berusaha tegar tapi sebenarnya ia sedih karena harus terpisah dengan sahabatnya. Apalagi mengingat akan kejadian yang menimpa sahabatnya itu.

❣️❣️❣️❣️❣️

'kring...' bel pulang berbunyi.

"Emi!" Arvin berteriak memanggil namanya dari tempat parkiran. 

"Yuk, pulang bareng" ucap Alex yang sudah berada dalam mobil.

"Oke" Emi pun masuk ke kursi belakang bareng Arvin.

"Kok gw ngerasa jadi supir ya?" ucap Alex sambil melihat mereka dari kaca.

"Ya gak papa.. jarang-jarang gw punya supir saudara sendiri" ucap Arvin dengan santai.

Mendengar itu semua, Emi tertawa.. Arvin dan Alex pun ikut tertawa.

"Oh iya.. nanti kita singgah di toko roti dulu ya pak supir" ucap Arvin sambil tertawa dan Emi ikut tertawa.

"Syahlan.." Alex langsung ngerem tiba-tiba yang membuat Arvin langsung terlempar kedepan. Untung saja ia dan Emi memakai sabuk. Alex pun melihat kebelakang.

"Sabuknya jangan lupa dipakai tuan" ucap Alex dengan senyum lebarnya.

Emi dan Arvin pun menelan ludah dengan susah payah. Karena mereka tau jika Alex tersenyum seperti itu, pasti ia akan melakukan sesuatu. Dan benar saja, Alex langsung melajukan mobil secara tiba-tiba yang membuat Arvin kembali terlempar kebelakang.

"Waw.. A-alex! slow down please.. aaa" Emi berteriak takut karena Alex mengendarai mobil dengan cepat.

"H-hei Alex.. pelan-pelan woi.. kalo nabrak gimana njir" begitu pun dengan Arvin yang takut kalau mereka akan menabrak sesuatu.

"Gak mungkin nabrak, jalannya lumayan sepi.." ucap Alex dengan enteng.

Alex melihat secara sekilas di kaca dan melihat wajah ketakutan mereka membuat ia tertawa terbahak-bahak.

"Lo gila ya? kenapa tiba-tiba keta... AAAAA!" Arvin belum menyelesaikan ucapannya tiba-tiba teriak.

Alex tiba-tiba berbelok dan berhenti tepat di parkiran toko roti.

"Kita sudah sampai tuan" Alex pun menoleh kebelakang melihat Arvin dan Emi yang terpaku di tempat.

"G-gw masih hidup?" Emi masih syok dengan cara mengemudi Alex yang menantang maut itu.

"Rasanya jantung gw dah pindah tempat deh.." ucap Arvin sambil memegang dadanya.

 "Lain kali gw gak bakal biarin lo yang bawa mobil lex" kata mereka berdua yang cuman di tanggapi dengan tawanya.

Mereka bertiga pun turun dan masuk ke toko roti. Masing-masing dari mereka telah mengambil lebih dari 3 jenis roti.

"Yuk.. Gw udah nih" Ucap Emi

"Bentar" Arvin pun pergi ke bagian kue, dan mengambil satu kue coklat besar dengan parutan keju dia atasnya.

"Untuk siapa? Kan kita udah pilih banyak roti. Emang bisa abis?" Tanya Alex

"Oh ini untuk uncle dan aunty" Balas Arvin

"Nginap di rumah Emi yuk.. Gak enak kalo Emi nginap di mansion kalo gak ada Angel" Ajak Arvin.

"Yaudah.. Gw telpon mom dulu"
Ucap Alex

Alex pun menaruh semua rotinya di kasir dan memberikan kartu kreditnya kek Emi.

"Gw traktir"

"Yeyy" Ucap Emi dan Arvin bersamaan

Setelah itu, Alex pun keluar toko dan menelpon bunda tersayangnya.

"Halo mom, Alex sama Arvin nginep di rumah uncle ya? "

"Oke"

Alex pun mematikan telpon dan masuk kembali untuk mengambil rotinya.

"Yok balik ngambil baju dulu" Ajak Alex

"Oke" Jawab Arvin.

"Eh bentar, itu siapa?" Ucap Emi dengan takut sambil menunjuk ke arah mobil.

Mereka bisa melihat mobil mereka dari dalam toko, tapi kalau dari luar malah seperti cermin. Di dekat mobil mereka terdapat sekitar 4 orang yang memegang tongkat baseball.

Bersambung...

Jadi gw bakal tetap up kalau udah ada 20 orang yang nge vote.
See you next time..
Jangan lupa tekan ⭐
👇🏻

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang