SENIN, NOVEMBER, 2011
Pagi ini setelah melalui pagi-pagi yang berlalu,matahari terbit dan tenggelam dengan begitu cepat. Aku memakai seragam putih hitam-ku, menyisir rambut, parfum tak lupa mampir dipojok-pojok badanku. Tak lupa aku berpamitan dengan ibu kos, beliau menawariku sarapan, aku hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum, segelas besar teh manis dan satu batang Sigaret sama dengan sarapan bagiku.
Saat ini aku berada di tempat Training Center sebuah perusahaan minimarket, setelah sekian lama menunggu akhirnya aku dipanggil untuk mengikuti training kerja. Disebuah kota perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Aku berjalan menyusuri jalan kecil didepan kosan menuju jalan raya yang jaraknya tidak jauh, berujung sebuah gapura kecil berwarna merah dan putih. Semerbak harum parfum perempuan menusuk hidungku, aku sengaja memperlambat langkahku, merogoh saku celana dan mengambil satu batang rokok lalu ku-selipkan di-bibirku. Sosok seorang perempuan melewati-ku rambutnya di-kuncir kuda dan poni menutupi dahinya, aku melirik sembari menyulut rokok.
Aku mengikuti dari belakang, lalu lintas pagi ini sudah cukup ramai dan kulihat perempuan itu kesulitan menyeberang jalan. Aku mendekatinya dan menawarkan bantuan, kulihat baju seragamnya sama, mungkin ia juga akan satu uangan denganku.
"butuh bantuan?"
Ia menoleh kemudian tersenyum ke-arahku, awal yang cukup baik untuk pagi hari ini. Disebuah ruangan kelas, aku merasa memang ini adalah ruangan kelas, berjejer rapi tempat duduk dengan sebuah meja kecil menyatu seperti mahasiswa saja. Didepan sebuah meja besar dengan peralatan komputer di-pojoknya. Tempat bertengger para trainer yang mengajariku bagaimana cara bekerja yang baik,dan aku pikir mereka hanya pandai berbicara saja.
Aku sudah menduga bahwa perempuan itu akan satu ruangan denganku dan ia duduk tepat didepanku. Seperti biasa rambutnya dikuncir kuda dan.. oh kali ini poni tidak bertengger didahinya,ia memiringkan poninya dan penjepit rambut warna hitam menahan agar poninya tetap ditempat.
"Hai..boleh pinjam bolpoin kamu?"aku sedikit kaget,belum siap,tidak..tidak,sangat tidak siap tiba-tiba saja ia menodongkan mukanya didepanku.
"Oh.. bolpoin?ini?"aku mengulurkan tanganku yang sedang memegang bolpoin,ia menggelengkan kepala.
"Bukan mas..yang itu."jarinya yang lentik menunjuk kearah saku bajuku.
"Oh iya,aku bawa dua bolpoin."segera kuambil bolpoin disaku bajuku.
"Makasih yah,dua kali kamu nolongin aku,namaku Ai,, Ai Rifahmi."ia mengulurkan tanganya,mengajaku bersalaman.
"Ditra."kusambut tanganya lembut dan agak sedikit dingin,aku harap dia bukan zombie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Tersampaikan - kisah romansa generasi Y
RomanceIni hanya tentang ingatan yang mengingat segala kenangan.