HARI KESEPULUH

5 1 0
                                    

Rabu, November, 2011

Pagi-pagi sekali aku sudah bersiap untuk melaksanakan misi Rank-S yang diberikan oleh Mas Kepala Toko. Yaitu melaksanakan tugas mengawasi toko selama kurang lebih delapan jam. Setengah tujuh pagi aku mulai berjalan menuju toko, dengan gerakan slow motion dan diiringi lagu Line milik Sukima Switch.
"Pagi mas." aku menyapa para karyawan salah satunya Mas Kepala Toko yang mulai membuka pintu toko.
"Pagi Dit, kirain mau telat lagi kaya kemarin." kata Mas Kepala Toko sedikit menyindir keterlambatanku kemarin gara-gara ketiduran.
"Nggak mas, cukup kemarin aja lah."
Setelah masuk toko, Mas Kepala Toko mulai membrifing kami. Setelah selesai kami langsung berpencar menuju pos masing-masing.
"Dit, sini sebentar."
Aku mendekat kearah Mas Kepala Toko berada.
"Nih Trainer kamu nanyain kenapa kemarin kamu telat."
"Aduuh.. gimana yah mas, aku ketiduran mas."
"Kamu ngekos kan deket sini? salahmu. Udah ditempatin yang deket telat nyampe tiga puluh menit."
Aku nyengir-nyengir menanggapi penghakiman dari Mas Kepala Toko.
"Iya maaf mas, emang ketiduran mas beneran sumpah." ketika aku mengucapkan kata sumpah tiba-tiba suara petir menggelegar dan munculah arya wiguna dengan berteriak Demiii Tuhaaan..subuuur..suubuur.. sambil jalan kayang lewat didepanku dan Mas Kepala Toko.
"Yaudah kamu langsung ngerjain tugas kamu aja, nanti soal telat aku yang ngurus."
"Haiik." aku membungkukan badanku kearah Mas Kepala Toko.
"Kebanyakan nonton kartun kamu."

Hari ini aku sendirian yang memakai seragam hitam putih, mereka meledeku dengan sebutan E'ek Cicak. Sialan memang kenapa juga sih si cicak kalau buang hajat ngeluarinya e'ek yang lagi training, kenapa bukan e'ek yang sudah senior aja sih heran.
Aku mengerjakan tugasku dengan bersemangat, mengepel lantai, membersihkan pintu kaca, rak, mendisplay barang, mengecek expired alat kontrasepsi, kalau itu aku cuma iseng liat-liat kondom, berhubung ditanyain mba kasirnya kenapa liat-liat kondom, aku jawab aja lagi ngecek expirednya.
Dan lagi aku dan Ai hari ini berbeda shift, sepertinya memang sudah diatur, atau mungkin sebuah konspirasi aku dan Ai sengaja dipisahkan.
Sambil membersihkan rak yang berisi jajanan anak-anak, rak ini yang paling ribet, harus sering dirapihkan karena memang sering amburadul. Aku berpikir dan masih belum menemukan cara agar aku dan Ai bisa kembali berdamai. Sampai saat inipun aku masih belum tahu tempat Ai ngekos yang kata si Ita dekat dengan kosanku.

Aku merapikan senjata-senjataku yang dipergunakan untuk menjalankan misi, sebentar lagi shift kerjaku berakhir, aku menulis ceklis SOP dan menyerahkan kepada Mas Kepala Toko. Dia mulai mengecek keaslian laporanku, kemudian menandatanganinya.
"Besok kamu shift siang lagi Dit."perintah mas kepala toko.
"Siap Senpai."
"Nanti sama itu yang perempuan siapa namanya Dit?"
"Oh Ai namanya Senpai."
"Yap, jangan sampe ketiduran lagi."
Aku hanya mengganggukan kepalaku dengan mantap. Yoooosshh besok aku satu shift bareng sama Ai.

Kulihat Ai datang lebih cepat dari biasanya, kupikir., ini adalah saat yang tepat untuk meminta maaf. Ai menebar senyum kesemua personil toko, tapi tidak untuku. Aku mengikutinya dari belakang, setelah sampai didalam gudang toko aku segera menahan langkahnya.
"Kalau aku salah aku minta maaf." aku menggenggam lengan ai.
"Lepasin dit."
Aku melepaskan genggamanku.
"Aku kan udah bilang, aku nggak mau kenal sama cowo jahat kaya kamu."
Kita berdua saling bertatapan mata, semarah itu kah dirimu Ai.?
"Tapi.. yaudahlah." aku berjalan melewati Ai mengambil tas lalu kembali kearah pintu gudang, kulihat Ai masih berdiri termenung.
"Tapi tolong, maafku kamu terima yah." aku menarik gagang pintu gudang menimbulkan suara berdecit yang membuat ngilu bagi yang mendengarnya.
Ai hanya menatapku dengan wajah dingin, tatapan yang membuatku merasa sedikit hancur.
"Aku nggak akan nyerah gitu aja."
Ai sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun, bibirnya terkunci dengan sangat rapat.
Aku keluar dari gudang, dan sedikit terkejut melihat Mas Kepala Toko yang sudah berada didepan pintu gudang.
"Sepertinya rumit?." kata Mas Kepala Toko.
"Eh.." aku hanya tersenyum kecil.
"Buktiin kalau kamu memang laki-laki." sembari menepuk pundaku.
"Pulang dulu mas."

Yang Tak Tersampaikan - kisah romansa generasi YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang