Bagian 4

8.8K 448 16
                                    


Tok. Tok. Tok.

Pintu kamar gue di ketuk oleh orang yang gue yakin tinggal di kamar bawah. Kendrick.

"Mau ngapain lo?"

"Saya mau ajak kamu makan."

"Makan aja sendiri!"

"Saya mau makan malam diluar."

"Yaudah pergi aja!!"

"Ini sebagai permintaan maaf saya karena kejadian tadi siang."

Gue membuka pintu kamar.

"Berarti besok gue boleh main sama kedua teman cowok gue?"

"Tidak!"

"Kalau gitu gue nggak bakal maafin lo!"

"Tapi kamu belum makan dari pagi."

"Gue udah terbiasa puasa kayak gini!"

"Saya tidak mau melihat kamu sakit."

"Biarin. Pokoknya lo harus izinin gue main sama mereka baru gue mau makan malam sama lo!"

Kendrick tampak berpikir sejenak.

"Baiklah."

"Oke. Kalau gitu gue ganti baju bentar. Lo tunggu di bawah aja!"

"Ngapain lo masih disitu?"

"Pakaiannya usahakan tertutup."

"Usahakan bukan diwajibkan!! Okeh."

Gue menutup pintu kesal.

Di depan pintu kamar utama.

"Udah yok!"

"Baju kamu tolong diganti!!"

"Kurang apalagi sih. Kan udah tertutup nih."

"Baju kamu akan menampilkan perut, jika kamu mengangkat tangan."

"Yaelah. Nampaknya juga dikit doang."

"Aurat, Neysa."

Gue mendengus kesal. "Yaudah gue ganti. Bentar." Ujar gue penuh penekanan.

Beberapa menit kemudian, gue keluar dengan baju tertutup hingga perut gue tidak kelihatan.

"Dahkan?"

"Belum."

"Apalagi njirr?!!"

"Nih." Kendrick mencorongkan masker pada gue.

Gue mengambil masker dan segera memakainya.

"Dah."

"Sudah. Ayok."

Di restourant.

I LOVE U, YOUNG LECTURER!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang