Bagian 15

5.4K 288 6
                                    


Host has been ends zoom meeting.

"Anjir dia akhiri zoom gitu aja?!"

Gue menghela napas panjang. Lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak butuh waktu yang lama, gue menyelesaikan semuanya sekitar 15 menit.

Gue membuka pintu kamar sangat kecil, untuk melihat situasi saat ini. Apakah ada Kendrick atau tidak?!! Setelah merasa aman, gue keluar kamar menuju dapur untuk sarapan.

Namun, hasilnya nihil. Tidak ada apa-apa dimeja makan.

"Lagi?!" Lirih gue.

"Huh!! Ini orang marahnya lama bener. Masa gue harus pake uang Devon lagi buat makan?!!"

Gue kembali ke kamar untuk mengambil ponsel lalu berbaring diatas kasur.

Gue segera mengotak-atik ponsel untuk membujuk Devon membelikan makanan. Setelah itu, Devon memesankan makanan secara online dan mengantarkannya ke apartment Kendrick.

Awalnya, Devon nanya kenapa gue tinggal di apartment, tapi gue cuma jawab lagi masa isolasi karena ada keluarga dari kampung yang terpapar COVID. Dan anehnya, Devon percaya gitu-gitu aja sama omongan gue.

"Halo."

"Udah gue pesan. Katanya bentar lagi nyampe."

"Hehe pengertian banget sii loo!! Love banyak-banyak buat lo pokoknya!!"

"Mulai lo yaaa!! Awas aja kalau gue jadi baper!!"

"HEHE YA MAAP."

Tengneng Tengneng.

Gue mendengar suara bel berbunyi.

"Eh itu kayaknya pesanan gue udah sampe deh. Udah dulu yaaa. Laperrr."

"Ogheh."

Gue mematikan sambungan telponnya secara sepihak. Lalu berjalan keluar kamar menuju pintu utama apartment.

Gue membuka pintu apartment lalu mengambil pesanan dengan mengucapkan terima kasih setelahnya. Namun, serangan api tiba-tiba datang setelah melihat dua sejoli yang tengah berada di ruang tamu.

Kendrick segera bangkit dari duduknya. Cewek yang duduk disamping Kendrick melakukan hal yang sama, bangkit dari duduknya.

"Maaf, saya pamit terlebih dahulu." Lalu cewek itu pergi dari hadapan gue dengan wajah tak bersalahnya.

Gue menghela napas pendek. Lalu menunjukan kantong plastik yang gue pegang. "Gue nggak bermaksud buat ganggu lo. Gue cuma mau ngambil ini." Setelahnya gue pergi dari ruang tamu menuju kamar.

Demi apapun, baru kali ini gue bawa makanan ke kamar. Bukan gue cemburu akan apa yang gue lihat tadi. Tapi gue cuma nggak nyangka aja, Kendrick--cowok yang gue kira beda dari lain, ternyata sama aja dengan yang lain.

Tok..  Tok... Tok...

Pintu kamar gue diketuk dari luar.

"Siapa?" Tanya gue tanpa membuka pintu kamar.

"Kendrick."

"Kenapa?" Tanya gue yang masih enggan membuka pintu kamar.

"Gue mau pergi keluar bentar. Pintu utama gue kunci dari luar."

Gue tercengang akan penuturan Kendrick barusan. Bukan karena dia mengunci gue dari luar apartment. Tetapi, cara bicara dia telah berubah. Setelah beberapa hari tidak bicara, kini dia berbicara tidak formal dengan gue?!!

Memang wajar sih. Karena secara usia tua-an dia dari gue. Tetapi kini kondisinya berbeda. Gue terbiasa mendengar dia berbicara formal pada gue. Dan ini kedua kalinya gue mendengar dia berbicara seperti itu.

I LOVE U, YOUNG LECTURER!! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang