Tuan, masih terlihat sepagi itu untuk merasa sedih. Tenang tuan. Kamu tidak sendirian. Aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Hanya saja, versi kita yang sedikit berbeda. Maaf tuan. Adik kecil ini pun merasa sedih melihat tuan. Namun, adik kecil ini yakin. Bahwa tuan bisa bergerak dengan cara tuan sendiri. Adik kecil ini pun, tak tahu harus berbuat apa akan dirinya. Apalagi harus berperan merubah tuan.
Tuan, maaf sekali yah. Tidak bisa membantu tuan. Adik kecil ini tahu, kalo tuan itu tunggul pertama dari kami para adik kecil tuan. Tuan tenang saja, jika tuan tidak bisa. Kami akan bantu menjadi bisa. Dan kami yakin akan mencoba merubah hidup mereka berdua. Adik kecil tahu, tuan ingin sekali merubah mereka. Tapi, apalah daya. Tuan sendiri tidak bisa banyak bergerak.
Tuan, kami akan selalu menyayangi tuan. Meski mungkin, tuan ada kurangnya. Tuan, kami disini. Yang masih terus berusaha untuk tuan dan mereka berdua yang kami dan tuan sayang. Adik kecil akan selalu berdo'a, supaya kita semua dipermudah dalam segalanya. Entah kapapun itu, adik kecil yakin, Allah selalu punya rencana terbaik dibandingkan seribu rencana baik yang kita punya.
Dibalik luka yang kita rasa ini adik kecil pun yakin, Allah selalu punya rahasia untuk membahagiakan kita semua. Tuaaan, mari terus berusaha. Untuk terus dekat dengan Allah dan terus perbanyak berdo'a. Bahwa semuanya akan baik-baik saja. Adik kecil yakin, kita pasti bisa. Meskipun rasanya masih luka. Tunggu saja yah. Sampai Allah bilang waktunya kita bahagia. Tunggu yah tuan.
Kami sayang tuan.
**untuk tuan, dari perempuan tengah **
Manusia luar biasa bagi kami, penghuni pertama di rahim ibu.
YOU ARE READING
kami manusia biasa (END)
Short Storylewat seseoranglah kita, kamu bahkan aku. Biasa mendapatkan pelajaran serta pengalaman. Entah itu cerita, masa-masa kelam, dan lainnya. Bagaimanakah mereka?. Ini kisah dari sekian banyak kisah. Tertumpah segala, tentang keluh dan kesah. Kebahagiaan...