Tak disangka, baru saja dia kulihat sebahagia itu. Tapi akhirnya dia berada dipenghujung ingin segera berakhir saja. Dirinya jarang sekali terlihat tidak baik-baik saja. Sehebat itu memang dia menutupi segala lukanya. Namun karena dia manusia biasa seperti kita, dia sedang tidak baik-baik saja dihari itu. Hari dimana jarang sekali dia berkata saya tidak baik-baik saja. Namun saat itu berbeda. Aku melihatnya sangat berbeda.
Akhirnya dia mengaku dengan beban yang selama ini dia pendam. Sehebat apapun memendam rasa sakit, tetap saja akan tampak pada waktunya. Jarang diketahui perihal kisahnya. Namun saat itu, Ya Tuhan dia berada dititik klimaksnya, luka hatinya lebam.
***Kini aku***
Merasa bagaimana itu pengorbanan, pahitnya berusaha sekeras ini, rasanya aku ingin pergi saja. Tapi, bagaimana bisa meninggalkan tanggung jawab yang kubuat sendiri. Bagaimana cita-citaku? Ya allah, cape:""
She said that.
Lakukan dengan penuh cinta, maka kamu akan bisa. Tapi ingat juga, berikan hak dirimu sendiri. Menangis lah jika itu perlu. Jangan ditahan, karena kita manusia biasa.
Disini menunggu kabarmu meyelesaikan tugas itu.:)
YOU ARE READING
kami manusia biasa (END)
Short Storylewat seseoranglah kita, kamu bahkan aku. Biasa mendapatkan pelajaran serta pengalaman. Entah itu cerita, masa-masa kelam, dan lainnya. Bagaimanakah mereka?. Ini kisah dari sekian banyak kisah. Tertumpah segala, tentang keluh dan kesah. Kebahagiaan...