Kurasa semua orang bersembunyi dibalik topeng. Entah topeng apa yang mereka gunakan untuk menutupi diri mereka yang sesungguhnya. Topeng terlaris adalah yang mengaku tidak apa-apa padahal jauh dari kata itu. Bisakah ku jual topeng itu?. Topengnya membuat ku iri. Sedemikian rupa ia tutupi dengan gaya nya. Seperti seolah baik-baik saja, seolah paling bisa, kuat dan lain-lain. Padahal, yang dia rasakan remuk, lelah, tak tentu arah.
Hanya saja mengikuti alur jalan yang sudah ia pilih. Hobinya menghibur orang agar tidak sedih, tidak merasa sendiri dan lain sebagainya. Berjuang keras demi membuahkan hasil untuk seseorang yang biasanya kami hormati.
Wahai kamu, topeng yang membuatku iri, dimanakah sekarang kamu berpijak?. Tidak bisa kah kamu tunjukan ke semua orang bawa kamu juga manusia biasa, yang bisa menunjukan ketidak sanggupan lagi. Tapi, memang itulah istimewanya manusia. Mereka bisa terlihat biasa saja, padahal jauh dari kata itu.
"Untukmu topengku, terimakasih telah berkerjasama denganku."
Katanya sambil tersenyum.
YOU ARE READING
kami manusia biasa (END)
Short Storylewat seseoranglah kita, kamu bahkan aku. Biasa mendapatkan pelajaran serta pengalaman. Entah itu cerita, masa-masa kelam, dan lainnya. Bagaimanakah mereka?. Ini kisah dari sekian banyak kisah. Tertumpah segala, tentang keluh dan kesah. Kebahagiaan...