Tak terasa semester baru dimulai dan ini bukan semester yang biasa. Hermione menjadi murid senior dan secara mengejutkan dia menghantam beberapa perubahan. Berhasil lolos dalam Top 5 final audisi, seperti sebuah revolusi baru, memperoleh banyak perhatian. Berdampak pada penampilan yang setiap harinya mulai dipikirkan betul-betul. Followers di akun sosial pun semakin meroket dibarengi dengan tawaran untuk mengiklankan beberapa produk.
“Kau sudah dapat berapa endorse?” Tanya Ginny sembari menyetir mobilnya sesekali nengok ke cermin untuk memuji wajahnya sendiri.
“Tak begitu banyak, aku perlu memastikan barangnya dulu sebelum kuupload.” Balas Hermione. Hanya mereka berdua di mobil itu karena Ginny bersikeras mengajaknya ke salon dulu sebelum perdana memasuki sekolah. Luna dan yang lain yang biasanya berangkat sekolah bersama jadi meninggalkan mereka.
“Ya, menyenangkan bukan? Kita baru di Top 5 tetapi sudah mendapat respon baik dari netizen.” Dibandingkan Hermione, Ginny jelas lebih unggul dalam menanggapi netizen sehingga tidak heran akunnya jauh lebih heboh.
“Tapi kau yakin ke sekolah dengan makeup beginian?” Hermione ragu atas kerepotan yang membuatnya harus bangun lebih awal dan harus membayar mahal karena meminta perias wajah untuk membuka bisnisnya lebih awal pula.
“Hermione, ini makeup natural level terbaik yang tidak akan mudah luntur dan naturalnya benar-benar kerasa.”
Semua itu dilakukan untuk berjaga-jaga jika ada paparazi atau bahkan reporter di hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang musim panas. Bagaimanapun mereka harus siap dengan segala kemungkinan bahwa jika mereka benar-benar menjadi selebriti, semua visual harus dijaga betul.
Benar saja, begitu mereka sampai di sekolah, Hermione dan Ginny turun dari mobil dengan anggun langsung disambut dengan jepretan kamera. Ada yang dengan sopan meminta foto dengannya, ada pula yang diam-diam.
“Aku tidak akan terkejut jika ada yang mengantri minta foto.” Ujar Ginny cekikikan.
“Astaga kau ini.” Balas Hermione. “Ayo cepat ke kelas, kita benar-benar sudah terlambat ini.”
Di kelas jauh lebih heboh. Orang-orang mengerumuninya di setiap ada kesempatan. Hermione bahkan belum sempat menyapa sahabat-sahabatnya setelah lama tak berjumpa karena liburan yang begitu panjang. Lavender begitu antusias menyambut ini seolah-olah dia manager yang mengadakan pertunjukan dua gadis modeling. Mereka penasaran dengan audisi itu dan baik Hermione maupun Ginny merespon dengan senang hati.
Meski teman-teman di kelas tampak mengangumi bukan berarti terhindar dari caci maki haters. Sebut saja Pansy Parkinson dari Slytherin dan beberapa gadis lain yang memang sejak awal tidak menyukai mereka. Setiap berpapasan dengannya ada saja hal kecut yang dilontarkan.
“Selamat yaaa, kuharap kalian mendaptkan ribuan ciuman gratis.”
“Pasti menikmati sekali saat tubuh kalian digerayangi cowok-cowok itu.”
“Kemarin ada meme lucu sekali tentang mereka.”
“Dasar manusia syirik!” Bisik Lavender yang membentengi mereka dari serbuan kurang mengenakkan.
“Ini akan merepotkan.” Ucap Pervati. “Kita punya dua sahabat yang jadi bahan pembicaraan di sekolah ini. Bahkan kemarin beberapa anak lelaki minta nomornya Ginny padaku.”
“Berikan saja!” Balas Ginny membuat semua sahabatnya melongo.
“Kenapa gitu Gin?” Tanya Luna sama herannya.
“Ya, aku hanya tidak ingin terlihat sombong saja. Jadi, kasih saja nanti kalau macem-macem tidak akan aku gubris.”
“Bagaimana denganmu Hermione?” Tanya Pervati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts School Love Story (Harry Potter Fanfiction)
FanfictionHermione Granger adalah murid baru di Hogwarts School. Sekolah paling bergengsi di Inggris. Dia tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan keadaan barunya bahkan dengan cepat mendapat sahabat-sahabat baru yang tulus menyayanginya. Di dalam organisasi...