Hermione terlambat bangun tidur hari sabtu February setelah capek sekali kegiatan Jurnalistik. Ini adalah hari spesial yang harus dipersiapkan sedini mungkin. Jadi dia berlarian menuju kamar mandi, membersihkan diri dan buru-buru ke kamar lagi. Mencari-cari apa yang musti dia pakai untuk ke acara malam nanti.
“Jangan lupa!” Pinta Draco Malfoy di suatu sore usai Hermione mengumpulkan naskah esai ke Profesor McGonagall dalam kegiatan Jurnalistik. “Besok malam akan kujemput tepat pukul delapan malam.”
Dan sekarang sudah menjelang pukul delapan. Februari adalah bulan cinta ketika tanggal 14 adalah hari Valentine. Hari penuh cinta. Cokelat-cokelat wajib didapatkan setiap pasangan dan itulah sekotak besar isi cokelat yang Hermione dapatkan dari Draco. Tetapi tentu saja, Draco dan Hermione masih belum menjadi pasangan. Hanya saja mereka cukup dekat akhir-akhir ini.
Cokelat itu masih terbungkus rapi belum sempat dibuka. Karena Draco baru saja memberinya saat dia mengajaknya ke acara pesta Valentine yang diadakan oleh OSIS Hogwarts di Malfoy Manor, tempat tinggal Draco. Hari sabtu itu sangatlah melelahkan karena Harry tak henti-hentinya menggembleng setiap anggota untuk benar-benar mempersiapkan majalah baru.
“Mom...!!!” Teriak Hermione keluar kamar menghampiri kamar ibunya. “Pinjam lotion!” dan buru-buru dia mengobrak-abrik meja rias ibunya.
Dia harus tampil secantik mungkin. Apalagi sejak dia lolos seleksi pertama dalam audisi ETA Stars. Mrs. Malfoy bilang mengagumi dirinya jadi dia tidak boleh mengecewakannya. Dia dan Ginny lolos bersama empat belas peserta lain dari ratusan pendaftar. Sungguh beruntung sekali tetapi Hermione curiga Draco ikut ambil disini. Meski demikian, baik Ginny ataupun Hermione sama sekali tidak peduli dan merasa sangat senang. Hermione masih ingat betul bagaimana reaksi Ginny loncat-loncat kegirangan.
Hermione selesai menampilkan visual tercantik yang bisa dia tampilkan. Sejak ikut audisi itu, dia benar-benar mulai memperhatikan penampilannya. Bahkan mulai belajar dari Ginny soal fashion.
“Bagaimana?” Hermione tak henti-hentinya bertanya pada ayah dan ibunya, apakah dia sudah cantik? Apa masih ada yang kurang? Bagaimana dengan gaun biru panjang yang dia kenakan? Dan ayahnya pun tak bosan-bosannya menjawab bahwa mau pakai apapun, Hermione tetaplah putrinya yang paling cantik. Sementara ibunya hanya geleng-geleng terkekeh.
Pukul delapan malam. Seperti yang dijanjikan, Draco sampai di Privet Drive Nomor 5 untuk menjemput Hermione. Visualnya tampak menawan dengan balutan jas abu-abu gelap. Rambut pirangnya tampak kasual berantakan namun keren. Dia juga memberikan karangan bunga besar yang Hermione masukkan ke pot kosong berisi air dan Hermione baru sadar ada sepucuk kertas, “Happy Valentine!”.
“Sudah siap?” Tanya Draco.
“Tentu saja.” Dan mereka pun berangkat menuju Malfoy Manor. Disana untuk pertama kalinya Hermione melihat Istana Malfoy secara langsung jauh lebih gila dibandingkan istana Weasley. Halaman depan rumah begitu luas berisi taman yang dihiasi berbagai tumbuhan terpotong rapi dedaunannya.
Danau kecil dengan gemerlap lampu air mancur di tengahnya. Bahkan di danau yang lain ada air mancur yang berdansa. Tamu undangan tampak mengagumi taman ini. Dan ini bukanlah terlihat taman biasa, melainkan selayaknya taman raya. Pintu masuk rumah masih ditutup, pintu akan dibuka jika sudah siap. Sehingg mereka menunggu sembari mengagumi pemandangan halaman rumah.
“Wahh.” Kata Hermione untuk kesan pertama. “Kalian dari OSIS pasti bekerja keras untuk pesta ini.”
“Tidak juga,” Balas Draco nyengir. “Kami sudah mengadakan Valentine Party disini dua kali.”
“Bagaimana dengan kedua orang tuamu?”
“Mereka keluar bersenang-senang setiap malam valentine.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hogwarts School Love Story (Harry Potter Fanfiction)
Fiksi PenggemarHermione Granger adalah murid baru di Hogwarts School. Sekolah paling bergengsi di Inggris. Dia tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan keadaan barunya bahkan dengan cepat mendapat sahabat-sahabat baru yang tulus menyayanginya. Di dalam organisasi...