The End Year Holiday

340 31 11
                                    

Akhir November, salju perlahan-lahan turun. Mendinginkan segala bentuk yang diterpa. Hermione buru-buru kembali ke rumah setelah membeli beberapa kebutuhan. Merepotkan sekali karena ibunya tetap bertekad tidak menyewa jasa pembantu. Jadi, Hermione perlahan-lahan mulai mengerjakan kegiatan rumah secara mandiri.

Langkah terhenti ketika melewati tempat tinggal Harry. Tampak suram seperti biasa. Tak cukup cahaya yang bisa ditemukan disana. Namun, dia bisa melihat dengan jelas sosok yang termenung kedinginan di teras rumah itu atau sebenarnya membiarkan diri kedinginan.

Seperti biasanya pula, pagar rumah tidak dikunci sehingga dia tinggal masuk menghampiri Harry. “Lagi ngapain?”

Raut muka berada dalam lamunan paling tinggi di kepala karena butuh beberapa saat baginya untuk menyadari kehadiran Hermione. Atau mungkin dia sedang stress, terlihat rambut acak-acakan tak karuan semakin mengembang. Meski demikian, sudah biasa rambut dia seperti itu. Bahkan sedingin ini, dia masih saja membiarkan diri hanya dengan baju kotak-kotak lengan pendek dan celana panjang biasa.

“Oh kau,..” Balas Harry sembari membenarkan kaca mata bulatnya, mencari kejelasan pandangan. “Hanya duduk saja.”

“Malam ini suhu akan semakin dingin, sebaiknya kau masuk ke dalam menghangatkan diri, kau tampak pucat dan kedinginan.”

“Tidak ada yang hangat di dalam.”

“Kau tidak punya alat pemanas ruangan atau setidaknya perapian?”

“Ada kok.” Harry hanya sekilas memandang Hermione dan lebih banyak memandang tanah yang mulai basah tertimpa salju tipis.

“Kau lagi ada masalah ya?” Hermione menjatuhkan barang belanjaannya dan duduk di samping Harry. Jarak mereka masih jauh seperti dua rumah yang dipisahkan oleh jalan raya.

“Apa ada yang ingin kau sampaikan Hermione?” Balas tanyanya seperti tidak ada pertanyaan sebelumnya. “Kenapa mampir kesini?”

“Tidak ada, aku hanya lewat saja.” Tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam rumah. Mereka berdua langsung memandang ke belakang. Dua orang dewasa sedang memperdebatkan sesuatu dan Hermione tidak bisa menangkap yang didebatkan tetapi jelas kedua orang itu sedang bertengkar meski Hermione tidak melihat batang hidungnya.

“Sebaiknya kau juga pulang untuk menghangatkan diri!” Ujar Harry tersenyum dengan sopan.

Apakah sedang terjadi sesuatu dengan keluarganya. Hermione tidak berani bertanya dan merasa simpati dengan lelaki ini sehingga yang terucap :  “Harry, jika kau butuh teman bicara aku bisa jadi pendengar yang baik untukmu.”

“Harrryyyy...,!” seorang gadis dari belakang mereka, berteriak dan terhenti begitu matanya bertemu dengan Hermione.

“Hay Lily!” Sapa Hermione agak canggung.

“Oh, Hermione kau disini rupanya, Ermm...” Lily tampak gugup dengan mata bolak-balik melihat Harry lalu ke Hermione sementara dari dalam rumah semakin terdengar gaduh.

“Aku baru saja mau pulang. Sampai jumpa Lily, Harry!”

***

Sekolah sebentar lagi diliburkan dengan hadirnya musim dingin dan menjelang Natal hingga tahun baru. Orang-orang mulai membicarakan liburan dan sebisa mungkin menyempatkan ke festival akhir tahun.

“Kau mau berlibur kemana?” Tanya Hermione pada Luna yang duduk di kursi diskusi halaman depan sekolah. Hermione jadi sering dengan Luna dibandingkan sahabatnya yang lain karena mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

Ginny sedang mempersiapkan perlombaan model remaja dan Lavender menemaninya atau bahkan Lavender juga ikut mendaftarkan diri. Sementara Pervati sibuk mengejar tugas dan materi yang ketinggalan karena dia banyak meninggalkan kelas saat jam pelajaran.

Hogwarts School Love Story (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang