18

192 30 3
                                    

Sehun POV

Hembusan angin di kota Daegu ini, membuatku terdiam dengan mata menatap lurus ke depan.

Banyaknya pohon anggur di hadapan ku ini, sedikit membuat hatiku menyejuk.

Bukan karena apa, anggur adalah buah istimewa bagiku.

"Sehun"

Panggil seorang laki-laki, dengan perawakan tingginya tengah berjalan menghampiriku.

"Kenapa kau terlambat?"

"Manager Hyung menegur dan marah pada kami" lanjutnya, aku meliriknya sekilas.

"Jalan macet" jawabku, ku dengar hembusan nafas panjang, mulai Chanyeol. Laki-laki itu hembuskan.

"Selain itu, marah adalah hal yang hanya bisa Manager Hyung lakukan, bukan?" Lanjutku, mulai melangkah pergi meninggalkan Chanyeol yang masih menatapku tak percaya akan ucapan ku itu.

"Hey Sehun!"

"Sebentar lagi, Syuting"

"Oh Sehun!" Panggilnya, namun aku tidak mendengarnya.

Langkah kaki yang ku pijakan di kebun ini, entah kenapa ingin terus melangkah menelusuri kebun anggur ini.

Buah favorit ku.

Senyum simpul yang ku tunjukan saat melihat buah anggur yang mulai matang dari pohonnya itu, membuat hatiku sedikit tertarik untuk lebih mendekat kesana.

Duk!

Hingga ku lihat di depan sana, seorang gadis kecil nan cantik terjatuh saat berlari.

Mata bulat yang mulai berkaca-kaca saat melihat luka di lututnya, membuatku melangkah untuk mendekati gadis kecil itu.

"Tidak apa-apa" kataku, gadis kecil itu mulai mendongak menatapku.

Aku mulai mengeluarkan sapu tangan di saku jaket denim yang ku kenakan, yang membuatnya terus mengikuti pergerakan ku.

"Sini" kataku, mulai membersihkan luka yang berada di lututnya dan meniupnya.

"Sudah sembuh" kataku, gadis kecil itu tersenyum di sela mata berbinar nya yang berkaca-kaca.

"Telimakasih, Samchon" katanya, aku tersenyum saat mendengarkan suaranya yang masih belum lancar itu.

Sangat menggemaskan.

"Sama-sama cantik" jawabku, mulai mengelus pipinya dan tersenyum.

Menatap wajahnya dan matanya, mengingatkanku pada gadis yang kini entah kemana.

Mirip.

Benar-benar mirip.

"Samchon kenapa dicini?" Tanyanya, aku tersenyum.

"Samchon di sini untuk syuting" jawabku, gadis kecil itu terdiam.

"Agar muncul di televisi" lanjutku.

"Samchon altis, ya?" Tanyanya, dengan pipi yang mengembung itu. Begitu menggemaskan.

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Kata Daddy, ada altis dicini" lanjutnya, aku terus tersenyum saat melihatnya berbicara.

Oh Tuhan, sangat menggemaskan.

"Siapa namamu?" Tanyaku, gadis kecil itu tersenyum sekilas.

"Peachy"

"Jung Peachy" lanjutnya, begitu imut.

"Peachy?" Ulang ku, dia mengangguk.

"Cantik, seperti namanya" kataku, gadis kecil itu tersenyum yang memperlihatkan deretan gigi rapinya.

"Jadi Samchon benelan altis?" Tanya nya, aku mengangguk.

"Tentu. Samchon tampan, bukan?" Tanyaku, kulihat gadis kecil itu menatap ku.

"Tampan"

"Tapi macih tampan Daddy nya Peachy" jawabnya, yang membuatku terkekeh.

"Sungguh?"

"Masih tampan Daddy nya Peachy?"

"Waahh.. Samchon jadi penasaran" lanjutku, gadis kecil itu tersenyum begitu lebar.

"Daddy Peachy sangat tampan, cama kayak Peachy yang cantik. Itu kata Mommy" jawabnya, aku tersenyum.

"Baiklah-baiklah, Peachy suka buah Persik, ya?" Tanyaku, Peachy menggeleng.

"Daddy yang cuka buah pelcik. Tapi Peachy cuka nya cama buah anggul" jawabnya. Aku mengangguk.

"Samchon juga suka buah anggur" kataku, Peachy menoleh manatap ku.

"Benelan?"

"Waahh.. cama kayak Peachy dong" katanya, aku mengangguk.

"Jadi, nama Samchon ciapa?" Tanyanya.

Gadis kecil itu pintar sekali.

"Sehun, Oh Sehun" jawabku.

"Sechun?" Katanya, aku tersenyum.

"Iya, panggil Samchon Sechun, Hem?" Kataku, mulai mencubit pipi gembul nya dan tersenyum.

"Mau anggur?" Tanyaku, Peachy tersenyum dan mengangguk.

Aku yang mulai memetik buah anggur di atas ku, lalu ku lap dengan tissue yang ku bawa dan mulai ku suap kan ke mulut mungil Peachy.

"Aaaa" kataku, Peachy membuka mulutnya dan melahap satu suapan buah anggur dariku.

"Cantik sekali" kataku, Peachy tersenyum dengan mulutnya yang penuh dengan anggur.

Kurasa karena mulutnya terlalu mungil, akan terasa penuh dengan satu buah besar anggur di mulutnya.

Kulihat, tangan mungil itu mulai meraih buah anggur dari tanganku dan mulai menyuapkannya padaku.

"Ayo Sechun, aaaa" katanya, aku tersenyum lalu mulai melahap satu buah anggur dari tangan mungilnya.

Aku tidak tau, detak jantung apa yang sekarang tengah ku rasakan saat bersama gadis kecil ini.

Debaran jantung yang terus berdetak kencang itu, membuatku nyaman jika terus bersama Peachy.

Senyum Peachy yang seakan menyejukkan hatiku itu, membuatku nyaman dan damai saat bersama gadis mungil ini.

Hingga dari arah belakang, seseorang memanggil Peachy dengan suara sedikit meninggi.

Mungkin itu ibunya, saat putri mungilnya jauh dari jangkauan nya.

"Peachy!"

"Sudah Mommy katakan, jangan berlari jauh-jauh!" Katanya, itu yang membuat Peachy bangkit dari duduknya dan berdiri.

Aku yang mulai ikut berdiri itu mulai berbalik.

Namun saat tubuhku berbalik, mataku di buat membola, jantungku di buat berdetak dengan kencang serta rasa terkejut mulai ada disana.

Seorang gadis yang ku cari selama ini, hari ini berada di hadapanku dengan begitu cantiknya.

"Ayu?"

To be continued

Dear Mr. Oh ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang