"Hopeless"
Part 3
Jangan protes dulu yaaa kalo yang jadi sahabatnya Bella. Sabar dulu jadi sahabatnya Bella, sabar bentaaaran. Karena nanti juga Salsha nongol ko
-----Beruntung si pengendara menyadari dan menghentikan laju motornya. Dengan wajah panik ia menghampiri korbannya yang masih tergeletak.
"Ya ampun (namakamu)? Lo gak apa-apa?" Tanyanya semakin khawatir setelah mengetahui bahwa korban yang diserempetnya adalah (namakamu).
Ia membantu (namakamu) untuk berdiri, sementara (namakamu) masih meringis kesakitan."Gue buru-buru, jadi gue kebut-kebutan." Jelasnya sangat terdengar bahwa ia merasa bersalah.
"Lo mau kemana sih baal, buru-buru banget, bikin bahaya orang lain tau ga?" Ucap (namakamu) masih tetap meringis. Ya ternyata pria yang menyerempetnya itu adalah makhluk ini lagi, iqbaal.
"Iya...iya. Maap. Ya udah sekarang gue anter lo pulang ya. Hmmm... atau ke rumah gue aja dulu. Gue obatin." Iqbaal menawarkan pertolongannya, ia tidak mau dibilang pria yang tidak bertanggung jawab.
(Namakamu) menatap Iqbaal heran, kenapa dia tiba-tiba mengajaknya untuk kerumah Iqbaal. Ada maksud apa coba?
Iqbaal menangkap pandangan (namakamu). Ia membuang nafasnya.
"Ya ampun, gue ga akan macem-macemin lo. Rumah lo kan jauh, daripada keburu infeksi luka lo mending diobatin dulu di rumah gue." Iqbaal menjelaskan maksudnya, karena ia melihat signal tidak baik dari pandangan (namakamu) terhadapnya.
(Namakamu) hanya menatap Iqbaal aneh, kenapa ia selalu bisa mengetahui apa yang (namakamu) pikirkan. Ki Joko Bodo kalah kali.-.
"Ayo." Iqbaal menuntun (namakamu) untuk menaiki motornya. Sementara (namakamu) hanya menurut mengikuti Iqbaal.
"Bisa ga naiknya?"Tanya Iqbaal yang kini sudah berada di atas motornya, menoleh ke belakang untuk membantu (namakamu) naik.
"Bisa." (Namakamu) menaiki motor Iqbaal dengan sangat hati-hati.
Iqbaal menarik gas motornya ketika (namakamu) sudah siap duduk rapi (?) di belakangnya.
"Kagak ada acara pegangan nih?" Tanya iqbaal melirik (namakamu) dari kaca sepion.
"Masih mending lo ga gue tuntut ke pengadilan baal. Sekarang malah minta pegang-pegangan." Jawab (namakamu) ketus.
"Aelah lebay nyaaa gue kan cuma takut lo jatoh, lagian gue kan kagak sengaja nyerempet lo. Masih aja diungkit." Iqbaal memanyunkan bibirnya.
(Namakamu) menahan tawa melihat bibir iqbaal setengah manyun terpantul dari kaca sepion.
Hening seketika yang tercipta.
"Katanya lo ada urusan baal?" Tanya (namakamu) di tengah perjalanan.
"Udah, itu urusan gampang. Bisa gue cancel yang penting sekarang kita obatin luka lo dulu." Ucap Iqbaal enteng.
Seketika hening kembali, Iqbaal sedang berkonsentrasi meliuk-liukkan motornya dengan hati-hati melewati jalanan yang agak lengang, sementara (namakamu) hanya terdiam tidak mau mengganggu konsentrasi Iqbaal.
***
Brum...brum...
Iqbal memberhentikan motor didepan halaman rumahnya. Dari luar terlihat sangat sepi, (namakamu) menyapukan pandangannya mengitari luar rumah Iqbaal.
"Sepi ya, bokap gue lagi pergi tugas dan nyokap gue nemenin." Jelas iqbaal.
"Kagak ada bibi?" Tanya namakamu.