12

97 7 0
                                    

"Hopeless"

Part 12

"Gue gak peduli lo mau respect sama gue atau engga, seberapa lama pun itu, gue akan selalu ada buat nunggu lo. Jadi, kapanpun lo mau jadi pacar gue, gue ada buat lo." Lanjut Iqbaal lagi tak pernah lepas dari senyum manisnya.

Mata (Namakamu) yang berair kini hanya bisa menatap mata Iqbaal, tanpa bisa melakukan hal apapun untuk membalas perkataan Iqbaal yang sungguh membuat hatinya melayang tak karuan.

***

Dua tahun berlalu dengan begitu cepat.

(Namakamu), Bella, dan Iqbaal pun telah selesai melaksanakan aktivitasnya sebagai mahasiswa, disyahkan dengan berlangsungnya wisuda 6 bulan silam.

Seiring berjalannya waktu Bella sudah bisa melupakan kejadian tersebut dan memaafkan (namakamu). Walaupun memang persahabatan mereka tak sedekat dulu. Mereka disibukan dengan urusannya masing-masing.

Bella sibuk melanjutkan usaha orang tuanya yang berada di Kota Bandung ini. Menjadi owner yang sangat disibukkan dengan berbagai macam hal yang harus dia atur.

Iqbaal, bagaimana kabar Iqbaal? Selama 2 tahun ke belakang tak pernah Iqbaal berusaha mengejar (namakamu), sikapnya biasa saja, walaupun memang sikapnya tetap hangat.

Iqbaal sangat menepati janjinya, ia tidak akan memaksa ataupun bertanya tentang jawaban pernyataan cintanya, ia hanya akan menunggu (namakamu) untuk menemuinya, yang sampai detik ini juga (namakamu) belum pernah menemuinya.

Selepas wisuda 6 bulan yang lalu, Iqbaal tidak ada kabar. Menurut selentingan yang (namakamu) dengar pasca wisuda Iqbaal kembali pindah ke Jakarta, bekerja dengan Ayahnya. Merupakan pukulan yang sangat dahsyat bagi (namakamu).Iqbaal ingkar, Iqbaal tak menepati janjinya. Ia pergi begitu saja membuat hari-hari (namakamu) begitu menyiksa. Tak terpikir pria lain di hatinya selain Iqbaal, sampai saat ini.

Dan yang terakhir kabar (namakamu) sekarang.

'KRING...KRING...KRING'

Jam weker itu terus berdering karena si pemilik belum memerintahnya untuk berhenti berbunyi.

"Aduuuh." Desisnya pelan.

Tangannya meraih jam weker yang sedari tadi berbunyi di atas meja kecil di samping kasurnya. Dengan mata yang masih terpejam...

'TREK'

Suara yang memekakakan telinganya itu akhirnya tak terdengar lagi. Gadis ini kini mengucek-ngucek matanya, berusaha melihat jarum jam.

"Hoaaam." (Namakamu) sepertinya sangat lelah dan masih sangat mengantuk. Ia lalu beranjak dari tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi serta bersiap untuk bekerja.

Ya... itulah kegiatan (namakamu) setiap pagi. Kini ia bekerja di sebuah perusahaan besar di Kota Bandung. Cita-cita nya dari dahulu untuk bekerja di sebuah perusahaan ternama kini terwujud.

Tak ada niat sama sekali di benaknya untuk meneruskan usaha orang tuanya seperti yang dilakukan Bella, walaupun orang tuanya setiap hari merayunya, Ia tetap kekeh pada pendiriannya.

'Suatu saat jika (namakamu) sudah bosan bekerja, (namakamu) akan melanjutkan usaha Ayah dan Ibu.' Itu alibi yang ia lontarkan ketika orang tuanya terus merajuk.

Memulai semuanya dari nol, berangkat tanpa menggunakan fasilitas pribadi. Setiap hari (namakamu) naik angkutan umum. Tapi sepulang kerja, KAREL teman kerja (namakamu) yang sama-sama fresh graduate (baru lulus kuliah) selalu mengantarnya pulang dengan setia.

Pukul 07.55, terlihat sudah terjadi aktivitas di gadung tempat (namakamu) bekerja. Dengan dandanan simpel, rambut panjangnya yang tetap tergerai namun sekarang dibuat agak curly, kemeja, dan rok pendek selutut, tak lupa high heelsnya (namakamu) berjalan memasuki ruangan.

HOPELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang