10

89 8 0
                                    

"Hopeless"

Part 10

SHARE ULANG

Bella masih berdiri mematung di posisinya semula menatap punggung Iqbaal yang mengangkat tubuh (namakamu) menuju penginapan.

Sedangkan Bastian tersenyum kesal melihat tingkah Iqbaal yang merampas (namakamu) tanpa permisi.

"Empat-kosong." Desis Bastian hampir tak terdengar, ya untuk keempat kalinya iqbaal menunjukkan kecemburuannya itu.

"Iqbaal! Turunin gue sekarang juga!" (Namakamu) sedikit memberontak.

Iqbaal tak menggubris permintaan (namakamu) dengan cuek ia masih menggendong (namakamu) menuju penginapan.

"Iqbaaaaallll!!!"(Namakamu) setengah berteriak dan membentak.

"Lo ga mau gue jatuhin tiba-tiba, karena gue nutup kuping gue kan?!!! Berhenti buat teriak-teriak gak jelas kaya gitu!" Perintah Iqbaal tegas.

Bastian yang masih tetap di posisinya membalikkan tubuh nya, melihat Bella yang masih berdiri mematung tak bergeming di belakangnya. Kini matanya mulai berkaca-kaca.

"Bell, lo ga apa-apa kan?" Tanya Bastian sedikit khawatir dengan sikap Bella sekarang.

"Engga kok. Kenapa ya mata gue tiba-tiba kelilipan? Kayanya ada pasir masuk nih." Alibi Bella sembari mengucek-ngucek matanya yang memerah.

"Ya udah yuk, kita susul (namakamu)." Bella berlalu pergi meninggalkan Bastian yang masih heran dengan tingkahnya.

Bastian tahu ada kebohongan pada ucapan Bella tadi.
'Apa mungkin Bella sudah curiga dan mulai menyadari semuanya.' Batin Bastian bertanya-tanya.

Terlihat (namakamu) terduduk di kursi ruang tengah, sedangkan Iqbaal berjongkok dihadapannya. Mengobati dan menutupi lukanya dengan perban.

"Udah selesai. Masih sakit?" Tanya Iqbaal mendangakan wajahnya menatap (namakamu).

"Enggak Baal, enggak apa-apa kok. Padahal ga usah repot-repot, gue bisa obatin sendiri."(Namakamu) tak menatap Iqbaal, ia tak enak pada Bella yang berada di sampingnya sedari tadi.

"Lo bener ga apa-apa (namakamu)?" Salsha memastikan. Takut-takut lukanya infeksi terkena pasir pantai tadi.

"Bener Sha." (Namakamu) tersenyum.

"Maafin gue (namakamu). Gue gak sengaja." Bella menunduk, sekarang ia sudah terduduk menyejajarkan posisinya di samping (namakamu).

"Ya ampun Bell, gue tahu lo ga sengaja. Ini bukan salah lo, lagian ini karena gue yang ga hati-hati." (Namakamu) tersenyum menatap Bella.

'BRUK'

Bella tiba-tiba menabrak tubuh (namakamu) dari samping. Tangannya mendekap (namakamu), menangislah ia sejadi-jadinya. Kembali lagi bahunya bergetar hebat. Semuanya terheran begitu pula (namakamu).

'kenapa harus se-lebay itu?' Batin Salsha aneh melihat tingkah Bella yang mendadak sok dramatis.

"Bell?" (Namakamu) khawatir dengan keadaan sahabatnya ini, karena Bella sekarang semakin mempererat pelukannya, tangisannya semakin terdengar menyakitkan, ada apa dengan sahabatnya ini.

'Jangan rebut Iqbaal (namakamu), gue mohon, jangan rebut Iqbaal dari gue.' Batin Bella menjerit-jerit di dalam sana. Namun Bella tak mampu dan tak mau mengungkapkannya, ia terlalu takut, terlalu takut untuk kehilangan Iqbaal. Hanya tangisan itu yang bisa ia lakukan sekarang.

***

Malam pun tiba, karena seharian tadi mereka melakukan aktivitas yang sangat melelahkan, akhirnya kini mereka hanya berkumpul di ruang tengah, melihat acara tv yang sangat membosankan.

HOPELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang