"Hopeless"
Part 9
Ia terduduk di pinggir pantai yang sudah sepi ini. Menatap ombak yang ingin menyentuh kakinya. Dan bulan yang masih setia menemani kesendirian (namakamu) saat ini terlihat sangat anggun.
"Tadi alasannya capek mau diajak jalan, tapi ternyata malah jalan sendirian." Ucap pria ini ikut terduduk di samping (namakamu).
(Namakamu) memutar bola matanya, memalingkan wajahnya ke arah lain ngapain ni cowok ngikutin, batinnya.
"Lo ngkutin gue?" Tanya (namakamu) pada pria di sampingnya ini.
"PD!!! Gue nyari angin, kebetulan nemuin lo di sini." Ucap pria ini masih dengan logatnya yang santai.
"Ya lo kan bisa nyari di tempat lain! Ga usah di sini!" Ucap (Namakamu) nadanya memerintah.
"Lah? Ini kan tempat umum, bebas dong, mau di sini kek, di sono kek, di laut kek, nyebur kek, mau muter-muter di atas pohon kelapa kek, terserah gue kan?"Ucapnya semakin menyebalkan.
(Namakamu) sesekali menoleh ke belakang dengan tatapan tidak tenang.
"Bella udah tidur, jadi tenang aja." Ucapnya lagi santai, (udah tau siapa ni cowok? Kalo udah bawa-bawa Bella ya pasti Iqbaal ).
(Namakamu) menatap Iqbaal selalu penuh tanda tanya, apa muka (namakamu) begitu tolol sehingga Iqbaal selalu bisa membaca pikiran (namakamu) dari setiap gerak-geriknya.
"Gak tahu kenapa gue gak suka lihat lo deket-deket sama Bastian. Gak cuma sama Bastian, gue gak suka lo deket sama cowok manapun."Ucap Iqbaal mengeluarkan unek-uneknya seraya pandangannya yang masih lurus menatap pantai di depan sana.
'Apa-apaan ini? Dia ga suka gue deket-deket Bastian? Apa dia pikir gue anteng-anteng aja lihat dia deket Bella?' Batin (namakamu) meluap-luap. Tapi mulut (namakamu) masih membisu.
"Gue tahu gue salah, tapi gue gak ngerti... Yang gue tahu...."
"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, dan gue gak mau kehilangan lo." Iqbaal kini menatap (namakamu) penuh arti.
'DEG'
Dada (namakamu) begitu sesak mendengarnya. (Namakamu) tak tahu harus berkata apa, tapi jujur dari lubuk hatinya ingin sekali ia mengatakan 'gue juga sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue juga gak mau kehilangan lo.' Namun tidak mungkin, nalarnya masih normal. Ia masih bisa berpikir jernih tentang nasib Bella.
Tak ada respon dari (namakamu), matanya kini berair, ia bingung, sungguh sangat bingung. Tanpa sepetah katapun ia berdiri, ingin beranjak pergi dari hadapan Iqbaal.
Tapi sial, tangan Iqbaal menahannya, mencengkram tangan (namakamu) kuat. Sehingga sekarang mereka berdiri saling berhadapan. Iqbaal menatap dalam mata (namakamu) begitu juga (namakamu) yang masih tertahan menatap Iqbaal dengan penuh kebimbangan.
(Namakamu) menepis kuat tangan Iqbaal, tapi sial untuk kesekian kalinya cengkraman tangan Iqbaal lebih kuat dari pemberontakkannya menyebabkan tubuh (namakamu) tertarik lebih dekat dengan tubuh Iqbaal dan seketika...
'SLUP'
Untuk ke-dua kalinya (namakamu) merasakan tabrakan hangat itu mendarat lembut di bibirnya. Tubuhnya seketika kaku, diam tak berdaya. Seperti aliran listrik yang menjalar di seluruh tubuh (namakamu), tindakan Iqbaal itu membuat jantung (namakamu) berdegup lebih kencang dan darahnya berdesir tak karuan. Dan untuk kedua kalinya pula tak ada pemberontakan dari diri (namakamu).
Selang beberapa menit mereka bertahan pada posisi seperti itu, akhirnya Iqbaal menyudahi pagutannya, dan kini tubuh Iqbaal menabrak lembut tubuh ramping gadis yang ada dihadapannya. Mendekap erat (namakamu). (namakamu) membisu, masih sangat terkaget dengan perlakuan Iqbaal.